Teman Baru

16.6K 1.1K 26
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

💧💧💧

Track List Oceané :
Irwansyah - Pecinta Wanita

Aku terbangun dalam keadaan pusing di subuh hari yang dingin ini. Rasanya ribuan jarum menusuk kepalaku tanpa henti.

Dengan langkah yang gontai aku pergi ke kamar mandi dan mengambil air whudu'. Dengan sholat aku yakin tenaga dan kekuatan ku pagi ini akan kembali pulih.

Kaca didepanku memperlihatkan wajah seseorang yang pucat dengan sedikit lebam di bagian bibir yang robek.

"Ck, kek mayat hidup gue. Kalo ditimpa pake foundation, ilang ga ya?" Aku sibuk bermonolog sendiri.

"Aiss, au ah capek gue. Mending siap-siap sekolah, ntar pak Tono narik-narik gue lagi ke BK."

Akupun langsung ngacir ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah pagi. Ya walaupun sedikit pusing dan tidak enak badan rasanya, tapi ku paksakan diri juga untuk sekolah.

Toh kalopun emang tidak enak badan, mending istirahat di UKS kan daripada di rumah?

Di sekolah

"Anak-anak, kenalin ini ada teman baru buat kalian. Silahkan perkenalkan diri kamu ke teman-teman lainnya." Ucap wali kelasku membawa seorang cewek cantik berwajah khas western, mungkin mak atau bapaknya bule.

"Halo semuanya, kenalin nama aku Fizana Zuwinka, panggil aja Fiza, atau kalo mau lebih deket panggil Pije aja. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Ucap anak baru yang bernama 'Pije' itu.

Kelas pun sedikit riuh, terdengar anak kelas cowokku menggoda. Memang sudah kebiasaan jika ada anak baru cewek, para buaya dikelas ku langsung bangun. Apalagi kalo doi goodlooking.

"Ya sudah, ibu panggilnya Pije juga aja ya? Nah, kamu bisa duduk di sebelah sana ya?"

"Baik bu terimakasih."

Anak baru yang bernama Pije itu duduk tepat didepanku. Aku sedikit tersenyum kepada Pije ketika ia berjalan untuk duduk di kursinya, yang dibalas dengan senyuman lebar.

Kayaknya, si Pije ini orangnya aktif deh, dilihat dari cara ia memperkenalkan diri dan tersenyum kepada orang. Sangat tidak cocok untuk duduk disebelah Wawa, anak kutu buku dan sangat pendiam.

Kelas berlanjut seperti biasa, hingga...

Kringgg.....

"Haduh, kayaknya gue akhir-akhir ini jadi pemales deh Ciaaa." Ucap Aletta meregangkan tangannya kedepannya.

"Lo itu kurang tidur, kurang minum juga Al. Yuk ah, kantin." Kataku sambil menarik tangan Aletta, sebelum ia rebahan lagi di meja sekolah.

"Hai? Lo Cia kan? Dan Lo Aletta, beneran?" Tanya anak baru yang mendadak muncul di hadapanku yang ingin pergi bersama Aletta.

"Ooh iya, salam kenal Pije, gue Cia." Ucap ku tersenyum, begitupun dengan Aletta.

"Gue gabung bareng kalian boleh ga? Ga ada temen soalnya, si Wawa katanya mau ke perpus. Yakali gue makan buku kalo ikutan."

"Ooh boleh kok, ayok, bareng kita aja Je." Ucap Aletta kali ini.

Kita bertiga berjalan ke arah kantin sesekali tertawa. Perkenalan singkat aku dengan Pije ternyata cukup menarik, Pije bukanlah sosok yang tinggi hati dan ia juga mudah bergaul.

Oceané [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang