Track List Oceané :
Mahalini - Melawan Restu
💧💧💧
Sebuah mobil sport berwarna abu-abu doff, mulai memasuki jalan tol Ibukota Indonesia itu. Keadaan malam yang diiringi oleh banyaknya lampu-lampu yang menyinari dari ujung para gedung pencakar langit, membuat suasana kota Jakarta menjadi sangat estetik dan cantik.
Cia tersenyum manis ketika ia membuka jendela mobil, dan memejamkan mata merasakan angin malam di kota kecilnya dulu. "Sudah lama. Jakarta, apa kamu masih menyimpan dendam karena tidak ku temui beberapa tahun terkahir?" gumam nya dalam hati.
Guntur yang duduk tenang mengendarai mobil, melirik Cia yang sibuk melihat-lihat pemandangan diluar sana. Ia mengulum senyumnya. Saat ini, ia membayangkan bahwa adiknya itu sudah seperti orang kampung saja yang di ajak ke kota.
Roda mobil terus saja berputar mengelilingi jalan yang pernah mereka tempuh dulunya. Mengingat lagi, dan mengais kembali ingatan yang pernah ada di kota metropolitan ini.
"Hai. Aku kembali. Aku kembali untuk menyelesaikan semuanya dengan baik-baik." gumam Cia lagi dengan tersenyum hangat. Rasanya sesak jika ia harus melihat dan mengulang memori sakit yang pernah terjadi disini. Jakarta, adalah sumber kebahagiaan, sekaligus sumber kesakitan bagi dirinya.
Guntur menghentikan mobilnya di salah satu hotel bintang 5. Ia memesan 2 kamar single bed untuk dirinya sendiri, dan adiknya Cia. Tidak perlu waktu lama, mereka berdua membersihkan diri dan bersiap tidur.
Hari ini sudah terlalu larut. Tadi sebelum berangkat, mereka di larang untuk berangkat pagi seperti yang sudah direncanakan. Biasalah, kedua abang Cia yang lainnya tidak mengizinkan, mengingat kondisi adiknya yang drop kemarin malam. Setelah melalui banyak proses dan drama, barulah izin didapatkan.
Jadi, mari beristirahat, melepaskan lelah yang bersarang di hati dan fisik. Semoga saja, hari esok akan mendatangkan senyuman. Semoga.
💧💧💧
"Halo? Al? Lo dimana?"
"Lo udah masuk ke kafe nya?"
"Udah, barusan."
"Dari pintu masuk, belok kiri, gue paling ujung beb."
Cia menoleh ke arah kiri, matanya sedikit menyipit mencari keberadaan teman lamanya, Aletta. Bibirnya perlahan terangkat saat matanya berhasil menangkap bayangan seseorang berambut pendek, yang masih kelihatan imut dengan wajahnya yang baby face.
"Aletta!"
Gadis yang bernama Aletta itu tersenyum lebar dan langsung berhambur ke pelukan sahabatnya. Sudut mata mereka sedikit berair kala tangan itu saling bertemu kembali. "Gue kangen banget sama lo Cia."
"Gue juga Al. Sorry, gue ga pernah lagi ngabarin kalian."
Cia duduk berhadap-hadapan dengan Aletta. Sebelum itu, seorang waitress wanita menawari mereka menu minuman dahulu, baru setelah itu mereka kembali bercerita dan bernostalgia.
"Jadi lo beneran udah jadi dokter?!" Aletta terlihat antusias dengan cerita sahabatnya yang sudah sukses di jalannya sendiri.
Cia mengangguk semangat, "Iya, cita-cita gue dari dulu akhirnya terkabulkan juga. Lo gimana Al? Kesibukan lo apaan sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oceané [END]
Teen Fiction"Lo itu anak dari seorang pelacur! Anak dari jalang malam!" Hai. Namaku Oceané Yasodana, kerap dipanggil Cia. Aku hanya gadis biasa, yang mempunyai kehidupan yang biasa juga. Mama ku adalah seorang Jalang. Emang kenapa sih kalo orangtua ku kupu-ku...