Kantor BK

10.3K 791 17
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

Selamat berpuasa! Yuk semangat, jangan lemes :)

💧💧💧

Track List Oceané :
Raisa : Kali Kedua

Dan sisinilah kami berada. Disebuah ruangan yang penuh dengan ketegangan layaknya sel penjara nara pidana, hanya saja versi sekolahan anak SMA.

Setelah kejadian bertengkar tadi, bu gendut aka bu Nur Aini Lastri atau si pemilik akun instagram Nurlela02 itu, sedang berdiri dengan wajah seramnya didepan kami semua. Lengkap dengan bibir merah yang melengkung kebawah dan tangan yang berkacak pinggang.

"SIAPA YANG NYURUH KALIAN BERTENGKAR HA? NGAKU SEKARANG!" Teriakan yang cukup nyaring masuk ke gendang telingaku.

Semuanya hanya diam. Sejak kepergian kak Raga tadi, tiba-tiba kami semua dipanggil oleh bu gendut ke ruangan BK. Dipanggil bukan melalui murid lain, melainkan melalui mic sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana suara menggelegar bu gendut yang terdengar tadinya.

"JAWAB!"

Seketika aku ngucap dalam hati. Yaa Allah kaget. Mana orang lagi melamun, tiba-tiba diteriakin.

"En-engga ada bu." jawab kak Gava dengan terbata-bata.

"Kamu gagap Caraka? Jawab yang bener!"

"Iya kan tadi udah dijawab atuh bu, astagfirullah."

Bu gendut melihat kearah kak Kenzie dan kak Daren, "Kalian berdua ngapain? Udah cukup kalian itu terkenal dengan gelar duo superstar dangdut SMA Galaxy, jangan sok belagu jadi preman disini!"

"Nambah gelar biasanya baik bu, kata bapak saya." itu suara kak Kenzie yang menjawab.

"Ya tapi jangan gelar yang jelek juga! Udah jelek, ditambah gelar jelek, mau jadi apa kamu nanti."

"Ibu ngecaci saya jelek?!" Kak Kenzie histeris.

"Wah parah sih bu, si Kenzie ini jelek-jelek ginian, malah lebih terkenal dari kita-kita tau bu." jelas kak Daren membela temannya.

Kak Gava ikutan mengangguk, "Ho oh bener bu, apalagi dengan kibasan rambut kribo nya kan, srettttt dua tiga cewek pun masuk ke pesona si Keken."

"Kibasan kutu kali." hina bu gendut dengan sangat tidak berhati.

"Atuh mah si ibu, obok-obok aja bu kepala saya kalo emang ada kutu nya. Mungkin ibu ngomongin diri sendiri kali."

"KAMU MENGHINA SAYA? SEJAK KAPAN SAYA KUTUAN?!"

"Ck, ibu mah ga asik, tadi ngehina saya tapi saya santuy aja, giliran ibu, ibu nya marah. Berarti ibu ga bisa masuk geng kita bu, ga lolos."

"Dih! Siapa juga yang mau masuk geng kalian?! Katanya geng, sahabat, tapi kenapa malah bertengkar sekarang ha?"

"Biasalah bu, anak muda. Kan ibu dulu pernah ngerasain juga. Justru itu bumbu awetnya atuh bu." sahut kak Gava.

"Bumbu itu sudah pasti penyedap, ga ada tuh yang namanya pertikaian itu yang enak. Justru yang ada saling menjatuhkan."

"Nah, itu ibu yang salah. Kita lihat saja besok di masa depan, bakalan sekuat apa pertemanan kami bu. Ga usah berdebat deh, pandangan orang yang udah tua itu memang berbeda bu dengan pandangan anak muda."

Oceané [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang