Rem Blong?!!

12.2K 885 16
                                    

Halo semuanya, aku minta vote dan komen dari kalian ya. Sebagai dukungan untuk cerita ini 🥺
Terimakasih dan happy reading.

💧💧💧

Track List Oceané :
Armada - Bebaskan Aku

Pagi hari yang cukup cerah, mengawali kisah hidupku hari ini. Secerah apapun sinar matahari, tetap saja rasanya hidupku gelap dan kelam.

Semalam aku tidur dengan air mata yang mengalir, sendirian di rumah kecil ini. Mama benar-benar tidak kembali, Begitupun, dengan bang Guntur yang meninggalkanku di jalanan. Ia pergi dengan motornya yang entah kemana.

Sendirian, memeluk luka yang sedang berdarah, aku berusaha untuk tidur. Namun sayangnya tidak bisa, luka yang berdarah itu terus saja membuat air mataku mengalir dengan derasnya.

Rasa sakit sendirian ditinggal keluarga, bercampur dengan rasa sakit dalam masalah cinta yang aku alami, tergores indah membuat sayatan luka di hatiku. Bolehkah saat ini aku menyalahkan Tuhan? Kenapa Dia memberikan takdir dan kisah yang seperti ini kepadaku?

Aku berdiri dan melihat kearah kaca. Wajah sembab dan mata yang bengkak, selalu saja menghiasi wajahku ini. Benar-benar anak yang tidak beruntung kamu Cia, gumamku melihat anak yang berada didalam kaca itu.

Aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tidak ada semangat hidup dan semangat belajar lagi di hidupku yang hampa dan kosong ini. Rasanya menggapai cita-cita pun aku sudah malas, buat apa? Tidak tau kepada siapa prestasi ini akan aku banggakan nantinya.

Walaupun aku tau, sangat tau persis bahwasanya prestasi bukanlah sebuah kebanggaan semata. Tapi lebih dari itu dalam artian yang sangat luas.

Seperti biasa, aku berjalan ke sekolah. Tidak lagi terlambat dan mengganggu pekerjaannya pak Tono yang cerewet kalo aku telat. Aku hanya melihat satpam kurus itu tersenyum melihatku.

"Neng Cia kayaknya udah rajin ya akhir-akhir ini. Ga pernah telat lagi." Pak Tono tersenyum menggodaku. Bukannya aku jijik, tapi aku memang lagi tidak mood untuk bercanda pagi ini.

Tittt. Titt..

Bunyi klakson yang lumayan keras terdengar dari arah belakangku. Siapa sih yang mengganggu?

"Cia lu ngapain berdiri di depan gerbang? Awas geura!"

Aku hanya menatap datar geng kak Gava yang baru saja datang itu. Kenapa sih mereka selalu barengan mulu? Arah mataku langsung saja melihat kak Raga yang juga baru datang dengan mobilnya. Dapat kulihat samar-samar adanya Celine yang duduk di bangku sebelah kak Raga mengemudi.

Aku tersenyum miris, padahal dulu Kafeel pernah menggodaku, katanya cewek yang menduduki mobil kak Raga pertama kali itu adalah aku. Lihatlah sekarang, tempat duduk itu sudah diresmikan oleh Celine. Mana bisa ku duduk disana lagi, heh!

Aku memutar balik dan berjalan dengan cepat meninggalkan kak Gava dan yang lainnya. Hatiku yang sudah berantakan, semakin badmood saja setelah melihat Celine berdua didalam mobil kak Raga.

Bukannya aku iri, bukan. Hanya saja, aku masih dalam tahap melupakan. Lebih tepatnya sih 'berusaha' melupakan, jadi wajarlah hatiku sedikit panas melihatnya. Apalagi saat ini aku dikelilingi oleh rasa insecure yang tinggi.

Oceané [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang