Ruang Penyiksaan

10.5K 814 32
                                    

Hai. Masih penasaran sama rahasia yang belum terbongkar?

Gemes kan ya? Aku juga. Kayak pengen cepet-cepet beresin ceritanya, hehe.

💧💧💧

Track List Oceané :
Judika - Putus Atau Terus

"Bangun lo jalang!"

Tangan ku gemetaran menahan sakit di seluruh tubuhku. Rasanya benar-benar seperti seseorang habis dipukuli hidup-hidup didalam karung.

Kepalaku berdenyut sakit. Yang berarti, ilusi aku dipukuli dengan botol kaca tadi, bukanlah mimpi semata. Shit! Bahkan sampai detik ini darahnya masih mengalir keluar.

"Bangun woi! Lemah amat lo!" Kaki ku ditendang oleh seseorang. Dengan pelan, aku membuka mata. Pandangan yang masih kabur dan buram, membuatku susah untuk melihat dengan jelas siapa orang yang menendang ku tadi. Tapi telinga ku ada dua, yang pastinya tidaklah cacat sedikitpun.

Aku tau itu siapa. Dari suaranya saja sudah cukup menjelaskan siapa itu.

Mereka duo famous, duo bintang sekolah, dan duo seleb yang tak terpisahkan.

Kalian tau itu siapa?

Iyap. Benar. Itu adalah Ara dan Celine. Sejak awal aku dipukul dengan botol kaca,-hingga botol itu sendiri pecah mengenai kepalaku, aku tau itu adalah perbuatan mereka. Telingaku tajam, sekalipun aku buta, otakku masih berfungsi dengan sangat baik, merekam setiap adegan dan suara.

Lagian siapa yang tidak kenal dengan mereka? Bahkan seseorang yang introvert pun, mungkin akan langsung tau hanya dari suara mereka yang khas. Ara dengan suaranya yang serak-serak basah, dan Celine yang suaranya sedikit ngebass tapi merdu, kayak Raisa.

"Tuh Cel, bangun juga akhirnya si jalang malam."

Aku melihat kedua wanita bertopeng setan ini dengan sangat tajam. Walaupun mataku sakit bersimbah darah yang mengucur dari puncak kepala, aku tetap melihat mereka dengan dingin.

"Mau apa kalian dari gue?" ujarku kepada mereka.

Celine tertawa, lalu menendang perutku dengan keras. Demi apapun, itu sakit anjing! Aku sangat pantang sekali jika sudah dipukuli bagian dada, perut dan punggung, rasanya bikin sesak banget. "Lo masih nanya kita maunya apaan? Ya pastinya lo hilang lah dari muka bumi ini."

Aku pun membalas dengan kekehan, "Heh, bahkan malaikat aja belum ada niatan buat jemput, kenapa malah lo yang urus kematian gue?"

"Tenang, bentar lagi kita main. Gue ga keberatan kok, buat ngurus kematian lo. Lagian, ga bakal ada orang yang bisa nyelamatin lo, karena hp lo udah gue buang." ucap Celine membelai pipiku, namun sedetik kemudian ia menamparku dengan kencang.

Nafasku naik turun menahan sakit di segala sisi, lalu ku tatap mereka dengan santai, "Ya udah bunuh gue sekarang. Lo kira hidup lo bakalan damai setelah bunuh gue? Hahahhaa. Cuih."

Aku meludah tepat di baju bagian dada Celine. Air liur yang sudah bercampur dengan darah akibat robekan di sudut bibirku, tercetak di baju Celine. "ANJING! BAJU MAHAL GUE BANGSAT!"

Aku yang terikat di kursi, langsung didorong hingga terjatuh. Sialan! Kepalaku yang berdarah, terbentur dengan lantai yang kotor.

"Ra! Lo urus si jalang ini dulu. Kurang ajar ni orang." Ara mengangguk mengiyakan, dan mendudukkan ku kembali dengan cara menjambak.

Oceané [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang