Ciuman Penuh Arti

12.7K 843 49
                                    

Hai, ketemu lagi. Aku apresiasi sama kalian yang bisa membaca sampai sejauh ini. Semoga tetap dilancarkan ya rezekinya.

Sehat-sehat terus kalian, baik itu pembaca sekarang, maupun pembaca dari masa depan.

💧💧💧

Track List Oceané :
Gita Gutawa - Parasit

"Cia kenapa diem aja?"

Aku tersontak dengan pertanyaan yang diajukan oleh Bunda ketika makan malam. "Ooh gapapa Bun, Cia aman kok."

Aku sedikit tersenyum meyakinkan Ayah dan juga Bunda yang menatapku dengan heran dan khawatir. Lagian selama makan malam dengan keluarga ini, aku juga selalu diam kok, ga banyak bacot.

"Kak Cia tidur sini kok ga ngasih tau Kafeel dari kemaren sih kak? Tau gitu kan mending tadi pulangnya cepet." sahut Kafeel, yang sedang sibuk dengan bungkusan mie yang ia pegang.

'Nah! Kenapa ga pulang cepet Fel?! Gue abis sama Raga tadi!' Gumam ku dalam hati mengingat kejadian tadi siang.

"Kafeel jangan makan mie ga pake air gitu nak!"

"Kan Kafeel udah makan Bun."

"Bukan masalah udah makan atau engga nya. Kalo mau makan mie itu pake air anget sana!"

"Enakan gini Bun, lebih kerasa asin nya. Lebih kriuk juga."

Terlihat Bunda selalu bersabar dengan anak bungsunya itu. Ini juga si Kafeel, malah beli indomie bungkus, terus diancurin, bumbunya di masukin kedalem, mana ga pake air panas lagi, gimana Bunda ga marah coba?

"Kafeel pake air sana bikinnya." perintah Ayah dengan datar.

Kafeel melihat lagi kedua orangtua nya dan menyengir lebar, "Iya deh iya, daripada nanti marah-marah lagi, ngancem pengen jual meang sama meong. Tega banget Ayah sama Bunda."

"Ikutin kata Bunda kamu nak, jangan ngelawan. Makan mie kayak begitu ga sehat." tegas Ayah.

"Kalo gitu ga jadi deh. Tapi boleh ya Yah pesen gopud?"

"Pesen apaan?"

"Mau Burger King?"

"Ya udah pesen sana, pesenin juga buat abang kamu dan kak Cia. Ntar Ayah yang bayarin."

"Buat abang dan kak Cia mah mereka keluar aja kali Yah, biarin beli berdua." Kafeel melirikku dengan sudut matanya.

Heh! Ngadi-ngadi ni bocah!

Aku melirik kak Raga, doi masih enteng adem ayem tidak bersuara. Sialan! Ga merasa berdosa sedikit pun dengan ulah nya tadi?!

"Abang kamu besok ujian, jangan diganggu." jelas Ayah.

"Ck, iya Ayah. Salah mulu perasaan."

Aku tersenyum meledek kearah Kafeel. Bocah itu benar-benar selalu bisa menjadi moodboster dalam keluarga ini. Bisa menciptakan tawa dan kemarahan orang dalam waktu yang bersamaan.

Selesai makan malam, aku dan Bunda menghabiskan waktu untuk nonton bareng. Ternyata Bunda ini walaupun gaya nya modis dan stylish, beliau juga sama seperti ibu-ibu kompleks kebanyakan, yang doyan menonton sinetron-sinetron bikin greget itu.

Oceané [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang