Special Raga PoV

11.6K 718 11
                                    

Track List Oceané :
Ed Sheeran - Perfect

💧💧💧

Noted :
Di part ini, diambil khusus dari sudut pandang Raga ya 😊

Raga PoV

Gue Raga. Anak dari Bunda Dinda dan Ayah Russell. Gue mempunyai 1 orang adik yang tengil, yang anehnya dia lebih menyayangi pacar gue,—Cia, daripada gue sendiri. Katanya, gue galak, kaku, dan ga asik. Yaa gue kalopun di tanya dulu, ga bakalan minta punya adik juga. Tapi Ayah dan Bunda sepertinya tidak sengaja membuat Kafeel malam itu.

Gue mempunyai pacar yang bernama Oceané atau kerap di panggil Cia. Sederhananya, dia adalah gadis yang cantik, istimewa dan baik. Awal mula gue ketemu sama dia gara-gara tidak sengaja ketabrak saat ia telat ke sekolah. Tidak tau kenapa, hati gue langsung berdebar saat bertatapan langsung dengan mata belo itu.

Seiring berjalannya waktu, fikiran gue dipenuhi oleh dia. Padahal kenyataan nya, gue sedang berpacaran dengan Celine. Gue ga bohong, saat itu gue benar-benar serius juga dengan Celine, walaupun fikiran gue kadang terarah kepada Cia. Namun, semenjak Celine ketahuan berciuman dengan laki-laki lain, gue ga bisa lanjut. Gue paling ga suka di khianati di belakang.

Berusaha move on dari Celine, temen-temen gue selalu membicarakan Cia, bahkan di tempat tongkrongan sekalipun. Gue kira Gava menyukainya, karena cowok itu sangat antusias sekali membicarakan Cia, Cia dan Cia. Tapi dia bilang, "Salah wak, justru gue inginnya Cia bareng lo anying."

Iya benar. Jauh ketika gue masih berpacaran dengan Celine, mereka selalu menjodoh-jodohkan gue dengan Cia. Jujur, ini sangat risih. Dan setelah gue putus, mereka lebih jor-joran lagi menyuruh gue untuk cepat-cepat menembak Cia. Ah sudahlah, kita berdua aja belum dekat, gimana mau pacaran coba?

Cia bekerja di rumah gue, gue ga pernah bilang kalo ia adalah pembantu atau tukang masak. Bagi gue, Cia adalah keluarga. Kalian tau bukan, gimana sayangnya Ayah dan Bunda kepada gadis itu?

Pernah sekali gue memergoki dia sedang memasak bersama bi Inem. Dengan rambut yang di cepol keatas, baju kaos yang kebesaran dan celana pendek yang melihatkan kakinya yang mulus dan jenjang, membuat gue menikmati pemandangan itu. Catat, bukan gue nafsuan, tapi senang aja melihat gadis itu memasak. Wajahnya yang manis dan tidak bosan untuk dilihat walau sedang berkeringat sekalipun.

Sampai akhirnya, gue dekat dengan Cia dan menjadikannya perempuan spesial di hati gue. Ketika malam prom night, gue ga bisa menahan diri untuk tidak mengecup lehernya yang terbuka. Ya maaf, bukan bermaksud posesif, bagi gue itu adalah milik gue. Bukan orang lain.

Dan ketika di masa-masa itu juga, Mama Cia di bunuh oleh keluarga Celine. Cia drop dan itu membuat gue naik darah ingin menyelesaikan permasalahan nya dengan tuntas. Gue ga bisa liat dia nangis, liat dia hancur dan tatapannya yang kosong seolah ingin pergi juga dari dunia. Makanya, malam itu gue rela tidur didalam mobil, agar selalu menjaganya dari luar. Daripada gue izin dulu, yang ada gue diusir.

Permasalahan pun selesai, timbul lagi masalah baru yang tidak kalah rumit. Cia bakalan pindah ke Bandung. Sebagai laki-laki, gue akan support dia dan tidak akan melarangnya, walau sejujurnya gue juga ga bisa LDR. Tapi tidak masalah, gue akan mencoba menjalaninya dulu.

Di awal masa LDR, itu benar-benar sangat berat. Kami berdua sering kali telfonan, kadang sekedar ngobrol tidak jelas, yang penting kami bertemu walau hanya sekedar virtual dalam bentuk video call. Tidak apa-apa, asal gue masih bisa lihat senyumnya yang cantik.

Oceané [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang