Jangan lupa vote yaa. Sebagai dukungan untuk cerita ini dari kalian semua 💙
💧💧💧
Track List Oceané :
Letto - Ruang Rindu
5 hari lamanya aku bergolek manja diatas kasur rumah sakit. Dikit-dikit di suruh minum vitamin, dikit-dikit disuruh istirahat. Yah anjir, aku emang paling ga bisa banget begadang, tapi jangan tidur jam 8 juga dong!
"Siniin hp nya."
Kak Raga mengadahkan tangannya, meminta ponsel ku dengan raut wajah datarnya seperti biasa. Aku melihatnya dengan galak dan menggeleng, "Ga mau. Kak, ini tuh masih jam 8, masih terang tuh langit."
"Terang apanya Cia? Udah tidur sana, jangan begadang."
"Kak ihh! Bentar lagi aja boboknya, jam 10. Janji deh."
"No!"
"Apa sih sewot banget jadi orang!"
"Cia bobok! Ayo!"
"Ga mau, belum ngantuk! Orang gue tadi siang tidur juga kok."
Kak Raga menghela nafasnya dengan sabar, "Ya udah."
Aku tersenyum jahat melihat kak Raga yang jengkel. Di ruangan rawat inap ini, hanya ada aku, kak Raga dan Kafeel. Ayah dan Bunda sedang ada urusan dan tidur di rumah berdua. Aku sudah minta ke Bunda untuk pulang ke rumahku saja, tapi Bunda menolak dengan keras. Big no intinya mah!
Mana ini ruangan nya VIP, pasti uang yang tergesek dari kartu Ayah juga banyak. Oh God! Bagaimana nantinya aku membalas semua jasa keluarga berlian ini?
Aku kembali membuka grup chat whatsapp, bersama teman-teman ku. Pembicaraan sedang asik-asiknya, karena membahas bu gendut yang membelendung, alias hamidun anak ketiga.
Ah, pantesan si ibu marah-marah mulu hobinya, ternyata hormon ibu hamil toh. Tapi engga juga sih, emang bu gendut tuh sukanya teriak-teriak ngebentak orang lain sampai kena mental. Hancoer!
"Ya, bosen ngga?" tanya kak Raga tiba-tiba. Laki-laki itu hanya melamun tidak jelas seperti orang gabut.
Aku menoleh sekilas, "Bosen lah kak pastinya, makanya gue main hp, bukannya disita disuruh bobok."
"Selain main hp, enaknya ngapain?"
"Scroll tiktok aja bang! Bikin trend jedag jedug gitu yuk." saran Kafeel yang sibuk dengan games di ponselnya sendiri.
"Lo aja yang bikin sendiri."
"Ya udah, tadi kan bingung, udah disaranin malah marah. Dasar abang tiri!"
Kak Raga diam saja tidak menanggapi lebih. Maklum, mulutnya bocah djamet ya seperti itu. "Ya, keluar yuk."
Aku menurunkan ponsel dan melihat kak Raga, "Keluar kemana kak?"
"Keliling kota. Sekalian nyari makan, gue laper."
Seketika mataku berbinar, "Mau!!! Ayo gas sekarang aja!"
Kak Raga tersenyum dan membantuku berdiri turun dari brankar, dan mendudukkan diatas kursi roda. Sebenarnya aku sendiri sudah tidak apa-apa, hanya saja karena kemarin kaki ku sempat retak, jadi ketika dibawa berjalan masih terasa ngilu. Makanya, harus menjalani terapi semingguan penuh. Tapi secara keseluruhan, aku merasa sudah sembuh kok, beneran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oceané [END]
Teen Fiction"Lo itu anak dari seorang pelacur! Anak dari jalang malam!" Hai. Namaku Oceané Yasodana, kerap dipanggil Cia. Aku hanya gadis biasa, yang mempunyai kehidupan yang biasa juga. Mama ku adalah seorang Jalang. Emang kenapa sih kalo orangtua ku kupu-ku...