Hari demi hari berganti, minggu demi minggu berganti, namun bulan belum berganti. Selama itu Indi tidak lagi saling bertegur sapa dengan Dewa juga Silvi. Selama itu pula, Beni selalu ada di samping Indi.
"Bakso pesanan lo datang!"
"Buruan! Buruan! Indi udah gak bisa nahan kelaparan ini!"
"Awas masih panas,"
Indi mulai meniup-niup dan melahap bakso di depannya dengan cepat.
"Gimana orang tua lo? Udah ada kabar?" tangan Indi berhenti setelah mendengar pertanyaan Beni. Setelah berhenti beberapa saat, ia kembali melanjutkan makannya. "Belum."
"Nanti pulang sekolah mau ikut beli kue gak? Tante gue nyuruh beli kue," ucap Beni mengalihkan topik.
"MAU! Sekalian Beni traktir Indi ya!" ucap Indi semangat.
"Tenang aja, dompet gue masih cukup untuk memenuhi keinginan lo,"
"Eh Dewa! Sini-sini!"
Rio melambaikan tangannya kepada Dewa yang baru saja sampai di kantin.
Dewa pun melewati meja Indi dan Beni tanpa bertegur sapa.
"Lanjutin makan lo, gue udah mau abis nih!" ucap Beni menyuruh Indi segera menghabiskan makanannya.
"Sabar elah Beni!"
"Eh-Silvi! Deby! Sini-sini! Gabung aja!" teriakan Rio kembali terdengar.
Indi berusaha acuh dan tak memperdulikan sekitarnya.
"Kita gabung sini ya," ucap Deby ikut duduk di bangku Dewa.
"Kamu gak makan?" tanya Deby kepada Dewa.
"Beni, Indi udah selesai," ucap Indi setelah menghabiskan makanannya. Beni pun menganggukkan kepalanya dan mengajak Indi pergi.
"Eh-Indi! Gue gak ngeliat lo dari tadi. Udah selesai makan?" tanya Rio yang sadar Indi ada di sana.
"Udah kok," jawab Indi santai.
"Sini gabung sama kita aja!" ucap Deby tiba-tiba mengajak Indi gabung bersama mereka.
"Gue udah selesai makan. Lo lanjut aja sama mereka, gue sama Beni duluan. Yuk Beni!" ucap Indi tersenyum lalu menarik tangan Beni keluar dari kantin.
"I-indi...pake lo-gue?! Gue baru pertama kali denger," ucap Rio ternganga. Dewa menatap punggung Indi dan Beni yang semakin jauh dan tak terlihat.
"Terlalu lama bergaul sama Beni, Indi banyak berubah," ucap Silvi.
Lo yg berubah njing.
"Gue pergi dulu," ucap Dewa bangkit dan hendak pergi namun Deby mencegatnya.
"Mau kemana? Aku ikut," ucap Deby.
"Gue mau sendiri," ucap Dewa melepaskan tangan Deby. Ia lalu pergi meninggalkan kantin seperti Indi dan Beni.
---
"Wahhh!!! Gila!!! Perkembangan lo bagus juga,"
"Gimana? Gue udah keren?" ucap Indi bangga.
"Keren banget! Tapi kalo sama gue lo kayak biasa aja," ucap Beni tersenyum.
"Iya Beni, Indi tau," ucap Indi tersenyum. Beni lalu mengacak rambut Indi.
Tanpa mereka sadari, Dewa melihat dari kejauhan. Ia lalu menelepon Reza.
"Gue mau secepatnya. Gue udah gak bisa jauhin Indi lagi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIRA [COMPLETE]
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Fanart (pinterest) Sinopsis : Indira Gialova Danendra, mengalami sebuah kejadian di masa lalunya yang merenggut nyawa ibu kandungnya. Setelah kejadian itu, ia kehilangan setengah ingatannya dan mengalami phobia yang sangat...