Masa lalu dan kebenaran

637 39 0
                                    

Hai!
Pakabar?
Dewa dan Indi siap menemani kalian!
Semoga kalian suka^^

--------------

Seburuk apapun hal yang dilakukan orang lain, jangan pernah dendam kepadanya karena kamu harus yakin, kalau semuanya akan dibalas sama Tuhan.

- Raditya Danendra -

(Papa Reza dan Indi)

---------

Dewa sampai sekarang belum juga melihat Indi. Ia jadi penasaran apa yang terjadi kepada Indi. Saat ke kantin, ia tak sengaja melihat Silvi, teman dekat Indi bersama benerapa teman sekelasnya. Namun ia tak melihat keberadaan Indi disana.

Dewa pun menghampiri meja itu membuat orang yang ada disana tak berkutit. Mengapa Ketua OSIS tampan di sekolahnya menghampiri meja mereka?

"Indi mana?" tanya Dewa kepada Silvi. Silvi bingung mengapa Dewa menanyakan sahabatnya?

"Ngapain lo nanya Indi? Ada perlu apa lo sama dia?" tanya Silvi sinis.

Dewa pun memutar bola matanya malas. "Gue nanya tuh dijawab. Bukan balik nanya."

"Gue aja gak tahu Indi dimana. Jadi mending sekarang lo pergi deh," ucap Silvi lalu melanjutkan makannya. Dari kejauhan, Rio yang melihat Dewa ada di meja Silvi pun langsung menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" tanya Rio menatap Dewa dan Silvi bergantian. Silvi terdiam ketika Rio ada di mejanya.

"Ck." Dewa berdecak lalu pergi dari sana. Rio menatap bingung kepergian Dewa.

"Dewa kenapa Sil?" tanya Rio kepada Silvi. Silvi hanya mengedikkan bahunya acuh.

Rio yang bingung mau berbuat apa langsung mengejar Dewa. "Yaudah gue susul Dewa dulu."

Teman sekelas Silvi menatap raut wajah Silvi yang terlihat kesal.
"Lo masih digantungin sama Rio Sil?" tanya Kayla. Semua orang juga tahu kalau Silvi dekat dengan Rio namun mereka tak punya 'status' lebih dari 'teman'.

"Bodo amat lah," ucap Silvi acuh.

Sedangkan Dewa, ia berjalan menuju ruang OSISnya. Deby yang melihat Dewa datang langsung tersenyum.

"Tumbenan lo kesini. Biasanya kalau ada perlu doang," ucap Deby sembari membereskan beberapa kertas.

"Udah dapat persetujuan kepala sekolah?" tanya Dewa kepada Deby. Deby tersenyum kemudian menganggukan kepalanya.

"Kepala sekolah udah setuju! Semuanya diserahkan ke OSIS," ucap Deby senang. Dewa bernapas lega. Akhirnya laporan yang ia buat disetujui oleh kepala sekolah.

"Wajah lo kenapa lesu gitu?" tanya Deby. Dewa menaikkan sebelah alisnya.

"Lagi ada masalah?" tanya Deby namun Dewa hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh ya, nanti pulang sekolah lo sibuk gak? Gue mau nraktir lo karena laporannya udah diterima," ucap Deby berharap Dewa mau. Dewa berpikir sebentar sebelum menganggukan kepalanya.

INDIRA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang