---
"Halo Bang, gimana keadaan Dewa?"
Terdengar helaan napas di seberang sana. "Doain aja yang terbaik buat Dewa,"
"Iya Bang, Indi pasti selalu doain yang terbaik buat Dewa. Kabarin Indi kalo ada apa-apa ya Bang,"
"Iya, lo juga jaga diri di sana. Kabarin gue kalo ada apa-apa,"
Tok. Tok. Tok.
"Sayang, Beni udah nungguin di bawah. Kamu udah siap belum?" suara Fitri terdengar dari balik pintu kamar Indi. Dengan segera Indi langsung mengambil tasnya lalu keluar dari kamarnya.
"Indi udah siap kok,"
"Yaudah sana buruan kasihan Beni lama nunggunya,"
"Indi sekolah dulu ya, dadah Rama sayang," Indi mencium pipi Mama dan juga adiknya.
"Pipi gue juga dong!" Ucap Reza yang bersandar di pintu kamarnya.
"Mana sini Indi cium!"
"Gak usah pipi gue masih suci!" Reza langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Yeee dianya yang mau dianya yang ogah-ogahan!"
"Udah-udah sana kamu berangkat ke sekolah, hati-hati di jalan," ucap Indi.
"Iya,"
Indi melangkah turun untuk menemui Beni yang sudah menjemputnya.
"Udah siap?" tanya Beni melihat Indi turun dari tangga.
"Udah. Beni udah nunggu dari tadi?"
"Iya, sampe lumutan gue!"
"Hehe, maaf ya udah bikin Beni lama nunggunya," Indi memeluk lengan Beni dan meminta maaf.
Tangan Beni langsung terulur untuk mengacak rambut Indi yang sudah rapi. "Kalo besok lo lama, gue tinggalin!"
"Ish! Besok kan hari Minggu! Mana ada berangkat sekolah!"
"Udah yuk berangkat. Udah pamit sama tante dan abang lo?"
"Udah dong! Indi kan anak baik!"
"Anak baik pacarnya Beni,"
Mereka berjalan keluar dari rumah Indi. Dari lantai atas, Fitri dan Reza menatap kepergian Indi dan Beni.
"Kalo Dewa gak balik, Eja nikahin Indi sama Beni aja deh Ma,"
"Hush! Kamu gak boleh ngatur-ngatur Indi sama siapa! Urus diri kamu dulu, emang kamu udah punya pacar?"
"Yang mau si banyak, tapi gak ada yang bikin Eja tertarik,"
"Sok jual mahal! Nanti mereka malah kabur lagi gak ada yang mau sama kamu!"
"Udah, Mama urus Rama aja, biar Eja urus sendiri masalah Eja ya? Nanti jangan kaget kalo Eja tiba-tiba bawa calon," ucap Reza mengelus rambut Rama dan tersenyum ke arah Fitri.
---
"Yang mau ya? Temenin lah pacar kamu sekali-sekali!"
Rengekan Rio terdengar di kelas Silvi dan Indi. Sejak Indi dan Beni datang, mereka sudah disambut oleh Rio yang terus memohon kepada Silvi agar mau menemaninya bermalam minggu.
"Duh pasti rame tau! Gue gak suka desak-desakan!"
"Biar aku yang pilihin pasar malam yang gak terlalu rame! Mau ya? Mau ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIRA [COMPLETE]
Ficțiune adolescenți(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Fanart (pinterest) Sinopsis : Indira Gialova Danendra, mengalami sebuah kejadian di masa lalunya yang merenggut nyawa ibu kandungnya. Setelah kejadian itu, ia kehilangan setengah ingatannya dan mengalami phobia yang sangat...