Dewa yang dulu kembali

223 29 3
                                    

---

- Ngode mulu lo kapan jadiannya? -

---

    

     Indi kini tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Ia mengecek handphonenya ketika ada notifikasi pesan masuk.

"Dewa gak bisa berangkat bareng?" ucap Indi membaca isi pesan yang ternyata dari Dewa. Indi menghela napasnya dan kembali bersiap-siap dengan mood yang sedikit memburuk.

Tok...tok...tok...

"Indi, kamu udah siap?" tanya Fitri mengetuk pintu kamar Indi.

"Udah Ma," jawab Indi lalu ia keluar dari kamarnya dan turun ke bawah bersama Fitri. Di meja makan sudah ada Papanya dan Adiknya.

"Kamu berangkat sama Dewa?" tanya Radit kepada putri satu-satunya itu.

"Dewa ada urusan, Indi berangkat sendiri aja," jawab Indi lalu duduk dan sarapan.

"Sayang, Papa mau bicara sesuatu sama kamu," ucap Radit tiba-tiba membuat Indi bertanya-tanya.

"Tanya apa Pa?"

"Papa sama Mama ada urusan di luar kota, kamu gak papa di rumah sendiri? Atau mau ikut kita aja?" ucap Radit.

Indi lalu menatap Mamanya yang tersenyum kepadanya.

"Emang Mama sama Papa di luar kota berapa lama?" tanya Indi.

"Gak lama, sekitar 1 bulanan, sekalian kita mau mampir ke rumah Nenek kamu," ucap Fitri.

"Gak gak Indi gak ikut. Ya kali Indi libur dari sekolah 1 bulan," ucap Indi memutuskan untuk tidak ikut.

"Gak papa di rumah sendiri?" tanya Radit tak yakin.

"Gak papa kok Pa, nanti kan ada satpam di rumah," ucap Indi meyakinkan Papanya.

"Nanti kamu suruh Silvi atau Dewa main aja biar gak kesepian," ucap Fitri. Indi langsung memikirkan hal kemarin yang memenuhi pikirannya.

"Iya Ma,"

---

Indi melangkah menuju kelasnya. Ia belum melihat Silvi dan belum mendapat telepon darinya padahal Indi sudah kesiangan.

"INDI!" teriak seseorang dari belakang berlari ke arah Indi.

"Beni? Baru dateng juga?" tanya Indi.

"Habis berak di toilet," jawab Beni asal.

"Ck."

"Lo sendiri? Dewa mana?" tanya Beni tak melihat kehadiran Dewa.

"Gak tau. Indi gak dapat kabar dari Dewa," ucap Indi dengan raut wajah kesalnya.

"Belum ada status aja udah ilang-ilangan. Gimana kalo kalian udah jadian," ucap Beni yang langsung mendapat hadiah pukulan dari Indi. "Sembarangan!"

"Maaf-maaf!" ucap Beni lalu mereka masuk ke kelasnya bersama.

"Silvi belum dateng?" ucap Indi kepada dirinya sendiri ketika melihat bangku Silvi yang kosong. Indi pun meletakkan tas nya dan duduk di bangkunya.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya mencoba menghubungi Silvi.

Bruk...

Tas Beni mendarat di bangku Silvi. Indi pun menatap Beni dengan alis yang dinaikkan.

"Gue gak mau lo kesepian,"

Indi memutar bola matanya malas melihat tingkah Beni. "Lakuin aja semua yang Beni mau," ucap Indi sudah tak mau ikut campur.

INDIRA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang