P R O L O G U E
⚫
⚫
"Cepat! Injak gasnya!"
Berulang kali gadis itu berteriak histeris pada kekasihnya yang sedang menyetir. Dia panik, sekujur tubuhnya sudah basah oleh keringat.
Sang kekasih berusaha memutar setir mobil sebaik baik, secepat mungkin dan seaman mungkin. Dia terlihat sama paniknya.
Malam hari sangat gelap, tak ada lampu jalan satupun, sehingga hanya mengandalkan pencahayaan lampu mobil. Hujan deras disertai petir menggelegar dan kilat menyambar-nyambar setiap beberapa detik sekali.
Di sisi kiri jalan adalah jurang terjal yang menghadap ke laut lepas. Ban mobil yang mereka kendarai tergelincir terus menerus. Tinggal menunggu waku saja, mereka terjun bebas.
Gadis itu terus menjerit, kebingungan sampai menjambak rambut dan menengok ke berbagai arah untuk mencari barang yang bisa dijadikan perlindungan diri nanti. "Gimana kalo kita mati disini? Kamu cepetan dong! Kita dikejar ini!"
"Yang, kamu diem aja, ini udah cepet! Jangan teriak-teriak mulu!"
"Tadi itu beneran ada manusia yang mulutnya cuma taring aja 'kan? Kalo- kalo kita ketangkep gimana?"
"Kamu periksa ponsel aja, udah ada sinyal belum? Cepet minta bantuan, terus kirim vidio yang kita dapetin tadi!"
"Gak ada. Dari tadi udah aku periksa, masih gak ada sinyal- mana sekarang hujan, baterainya mau habis."
"Tenang-tenang," pinta si Pemuda yang sebenarnya tidak tenang sama sekali. Debaran jantungnya lebih kencang terdengar daripada gemuruh di langit. Rasa takut yang dia rasakan terlampau besar sampai sesak napas.
"Gimana bisa tenang? Siapa mereka? Serigala? Di hutan ini? Jangan-jangan berita-"
"Udah, kamu- kamu fokus aja periksa ponsel. Kita masih jauh ini, jangan banyak omong!"
"Aku panik!"
"Aku juga!"
Pemuda itu sempat melirik ke spion, tidak ada apapun yang mengejar. Namun, dia masih ketakutan, gemetar di pundaknya tak mau berhenti. "Pasti udah jauh kayaknya-"
"Yang! Awas! Arrggh!" jerit si wanita berpegangan ke dashboard. Pandangannya lurus ke depan, tepatnya ke seorang yang berdiri di tengah jalan dalam kondisi hujan-hujanan.
Orang asing itu mengenakan hoodie hijau tua yang sudah basah, kepalanya terlindung tudung sampai menutupi seluruh wajah.
Sontak saja pemuda itu menginjak pedal rem, tapi karena jaraknya hanya beberapa meter, mobil bisa berhenti mendadak- suara rem terdengar nyaring memecah suara deras hujan.
Pasangan itu menjerit keras.
Orang asing tadi langsung mengeluarkan tangannya dari saku- dan terlihatlah deretan jemari berkuku tajam. Dia menghentikan laju mobil dengan kedua tangan mengerikan tersebut. Hantaman keras pun terjadi dan yang penyok adalah bemper mobil.
Mobil berhenti seketika, guncangan hebat terjadi, dua penumpang di dalamnya sampai terangkat dari kursi. Bantalan pengaman muncul otomatis dan melindungi kepala mereka dari benturan dashboard.
Orang misterius tadi mengangkat wajahnya hingga tersorot oleh lampu mobil. Dia remaja laki-laki, tapi memiliki mata berpupil kuning terang layaknya predator malam. Jelas, dia bukanlah manusia biasa.
Mulutnya terbuka, melebar sampai membelah wajah. Lalu, terlihatlah deretan gigi taring tajam- sangat mengerikan dari binatang liar manapun.
Suara erangan binatang buas terdengar bersahut-sahutan mendekat ke arah mobil. Mereka bergembira karena malam ini telah mendapatkan mangsa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KELABU (Werewolf Story) [END]
Teen FictionSejak kembali ke sekolah, kehadiran murid baru, Axel, selalu mengundang perhatian Mai. Gadis itu sering memperhatikannya dimanapun, kelas, kantin, halaman, dan lainnya. Axel sangat misterius. Dia selalu menghindari Mai sejak tahu gadis itu berbau ma...