25. Malam Hari (a)

6.8K 1.3K 115
                                    

Halo, semua.

Selamat tahun baru 🎉

Maaf ya aku gak buka WP, lagi sakit flu terus merambah ke batuk juga.

Oke, itu doang, selamat membaca, kalau ada typo, dll, sorry 😂

***

Di rumah, Mai tidak bercerita tentang kejadian di sekolah pada orang tuanya. Bukan karena tidak ingin, tapi tidak mau membuat orangtuanya panik. Terlebih, menurut Axel ini bukan ulah manusia biasa. Pasti orangtua Mai tidak percaya hal tersebut.

Papa masih sibuk di tempat kerjanya dan dipastikan ada pekerjaan lembur. Sementara Mama hanya keluar kamar ketika menyiapkan makan malam, dan setelah itu kembali tidur.

Mai tertidur lebih awal karena kelelahan. Tidurnya cukup nyenyak. Dia merasa aman berkat adanya Axel yang sudah seperti anjing penjaga rumah.

Tetapi, sekitar satu jam berlalu, ponselnya yang tergeletak di sampingnya bergetar. Dia terbangun dan segera memeriksa ponsel.

Suasana kamar gelap, penerangan pun terbatas dari lampu meja saja. Karena itulah, matanya agak pedih saat melihat cahaya ponsel.

“Siapa ...” Begitu Mai tahu nomor pemanggil adalah Keyla, matanya langsung terbelalak. Dia bingung mengapa temannya ini menelpon pada saat hampir tengah malam begini?

Dia menerima panggilan itu, dan belum sempat mengatakan apapun, suara Keyla di balik sambungan telepon berbisik “sekolah ... Mai, sekarang ...”

“Hah?” Mai bingung mendengar suara gemetar itu.

Keyla mendadak menjerit, lalu diikuti oleh terputusnya sambungan telepon itu. Suara inilah yang membuat Mai ketakutan..

“Key?” Gadis ini terus memanggil ulang nomor Keyla, tetapi tidak bisa tersambung. “Sekolah? Maksudnya apa? Key?”

Dia turun dari ranjang, kemudian menelpon nomor rumah Keyla. Sayangnya, tidak ada yang mengangkat. Dia tahu kalau orangtua temannya ini jarang di rumah, dan sudah pasti tidak akan tahu sekalipun anaknya belum pulang.

Merasa ada yang tidak beres, takut juga Keyla mungkin juga mengalami hal yang sama dengannya waktu di sekolah, Mai pun bergegas keluar dari kamar.

Dia tidak ada niatan untuk berganti pakaian dulu. Iya, dia tetap mengenakan piyama putih bermotif salur.

Situasi rumah ini gelap, hampir semua lampu dimatikan, kecuali untuk lampu-lampu dinding.

Ketika melewati ruang tengah, Mai tidak tahu kalau Axel tidur di atas sofa panjang disitu. Padahal harusnya dia memang ada di kamar tamu.

“Mau kemana kamu?” tanya Axel sembari membuka matanya.

Dia turun dari sofa. Seluruh indera tubuhnya tetap bekerja saat tidur, bahkan kecoa berjalan saja, dia pasti tahu.

Mai menaruh telunjuk di bibir. “Kamu jangan berisik, nanti Mama bangun.”

“Mau kemana?” ulang Axel berjalan menghampirinya.

Tidak berbeda jauh dari piyama milik Mai. Dia sendiri juga mengenakan baju tidur coklat motif salur.

“Barusan Keyla telpon, kayaknya dia ada masalah, takutnya dia diculik juga kayak aku tadi.”

KELABU (Werewolf Story) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang