Jaxen memimpin jalan mengikuti jejak terakhir dari serigala asing. Di belakangnya ada Axel yang terus mengikuti. Mereka tiba di sana tepat setelah matahari tenggelam.
Berhubung letak rumahnya di pinggiran kota, berhadapan langsung dengan jalan raya yang ramai kendaraan, tak banyak bangunan di sana.
Bisa dibilang kalau hanya rumah milik Akar saja yang berpenghuni di situ, lainnya hanya bangunan rusak dan pertokoan yang sudah disegel.
Axel dan Jaxen berhenti tepat di depan halaman depan rumah Akar. Tidak ada lampu yang menyala sehingga membuatnya tampak tidak berpenghuni. Serigala tidak memerlukan cahaya untuk melihat di kegelapan.
Langit sangat cerah malam ini, tidak berawan, dan hanya ada rembulan yang bersinar indah. Saat Axel melihatnya, pupil matanya berubah menjadi predator.
“Malam ini bulan purnama,” katanya pelan.
“Kita harus cepat, sebelum Ayah pulang ke rumah. Ibu sendirian.” Jaxen masih memandangi rumah gelap nan kotor milik Akar. Dia menghirup udara di sekitarnya. Tidak salah lagi, memang disini musuh mereka berada.
Indera penciuman Axel masih belum kembali, tetapi insting serigalanya meningkat berkat bulan purnama. Karena itulah, dia bisa merasakan kalau memang ada dua predator diana. “Ada dua orang ya ...”
“Ayo masuk,” ajak Jaxen sembari berjalan menuju ke teras rumah gelap ini.
Perlahan, dia membuka pintu yang sengaja tidak dikunci oleh Akar, lalu menoleh ke belakang, terpatnya pada sang adik.
Dia berkata, “kamu gak usah masuk, putar lewat samping, langsung aja cari Mai di halaman belakang, ini urusanku.”
“Yakin?”
“Kakak ini 'kan serigala tulen, gak kayak kamu, serigala abal-abal,” sindir Jaxen menyeringai sambil menunjukkan jempol.
Dia pasti akan meledek Axel yang kehilangan kemampuan mencium itu sampai seminggu ke depan.
Enggan menjawab, Axel berlari pergi memutari rumah ini menuju ke halaman belakang.
Rembulan semakin tinggi dan semakin terang. Manusia serigala yang bukan keturunan murni biasanya akan menggila semalaman kalau tidak dibantu dengan obat-obatan.
Mereka menjadi agresif luar biasa, tidak mengenal kawan ataupun lawan, semua yang ada di depan mata adalah musuh. Lebih parahnya, hasrat untuk memangsa juga meningkat.
Dan itulah yang terjadi kepada mantan guru olah raga ini. Pria itu sudah setengah berubah wujud menjadi manusia serigala. Bulu-bulu coklat hampir memenuhi sekujur tubuh. Postur tubuhnya jauh lebih tinggi, dan wajahnya pun sudah bukan milik manusia.
Di tengah pepohonan yang rimbun dan kegelapan malam ini, dia nyaris berkamulase dengan sekitar. Namun, bukan berarti mata manusia tidak bisa melihatnya sama sekali, terlebih saat jarak hanya beberapa meter.
Mai ketakutan setengah mati sampai tenggorokannya seperti tercekik. Sekalipun dia bisa berteriak, tapi lidahnya kaku. Dada seperti tertimpa beban berat. Betapa mengerikannya pemandangan depan mata ini.
Di bawah sinar rembulan, penampakan manusia serigala itu sangat nyata. Kemeja putih yang dia pakai sudah sobek tidak berbentuk karena tubuhnya membesar, kekar, penuh oleh otot-otot yang tidak masuk akal. Hanya saja, celana biru yang dia kenakan masih utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELABU (Werewolf Story) [END]
Novela JuvenilSejak kembali ke sekolah, kehadiran murid baru, Axel, selalu mengundang perhatian Mai. Gadis itu sering memperhatikannya dimanapun, kelas, kantin, halaman, dan lainnya. Axel sangat misterius. Dia selalu menghindari Mai sejak tahu gadis itu berbau ma...