Pulang ke rumah, hati masih gundah. Axel tidak pernah merasakan hal semacam ini. Tidak tenang, bingung, takut, tapi juga bahagia. Rasanya ingin tersenyum, lalu cemberut, lalu marah, lalu senyum lagi. Cinta membuat orang jadi gila.
“Ibu, kakak jadi gila!” Adik terkecil Axel baru saja mengintip kakaknya yang senyum-senyum sendiri dari balik pintu kamar yang terbuka.
Dia berlari ke dapur, bergabung dengan saudari-saudarinya di meja makan, lalu memandangi ibu serigala yang sedang memasak.
“Ibu, kakak sudah gila, dia senyum-senyum sendiri di kamar,” ucapnya kembali dengan nada bicara yang lirih, seperti sedang menggosip.
Keempat anak perempuan yang duduk mengintari meja ini serius membicarakan kondisi kesehatan mental sang kakak. Mereka mengira kalau memiliki pasangan artinya akan jadi gila.
Axel mendatangi ruang makan itu dengan ekspresi datar. Dia jengkel dengan adik-adiknya, tapi juga tidak bisa marah karena rasa sayang. Mana bisa dia memarahi para adik yang selalu bersikap polos dan menggemaskan? Lagipula, dia memang kakak penyayang.
“Axel Sayang, hari ini ibu mau ke rumah Nyonya Liana.” Ibu Serigala menyajikan beberapa piring berisi nasi goreng di atas meja. Kemudian, disusul dengan beberapa gelas minuman jeruk. “Jadi, kamu tolong jaga adik-adikmu ya?”
“Iya,” sahut Axel sembari menarik punggung kursi yang biasa dia duduki.
“Hei, jangan duduk dulu, jemput dulu adikmu, ini waktunya makan siang.”
“Adik yang mana?” Saking pusingnya, Axel sampai bingung dengan jumlah adik.
“Adik bayi!”
Axel baru ingat kalau saudaranya benar-benar banyak dan ini normal di kalangan manusia serigala. Dia sendiri memiliki lima adik perempuan, termasuk adik bayi, dan kakak laki-laki. Dia tujuh bersaudara, dan kemungkinan besar ibunya masih bisa memberikan deretan adik lain.
Berbeda dengan manusia biasa, para ibu serigala mengandung lebih cepat dan biasanya melahirkan kembar banyak. Mereka menua lebih lama, itu pula yang memperpanjang usia produktif.
Adik bayi Axel masih berusia sekitar setahunan, dan terlihat seperti bayi biasa pada umumnya. Dia belum bisa mengendalikan sisi serigala, terkadang kalau tertawa, merengek dan menangis, pupil matanya berubah menjadi garis vertikal layaknya predator.
Seperti sekarang, bayi perempuan itu tidak senang diangkat oleh Axel dari keranjang bayi. Dia merasa terganggu, dan mulai merengek.
“Kamu ini sudah tidur dari malam sampai siang,masih mau tidur? Kamu ini bayi atau batu?” Axel kadang heran dengan adik bayinya.
Dari semua adik-adiknya, hanya adik yang ini yang memang tidak banyak tingkah, hanya ingin tidur melulu. Padahal bayi serigala lain sudah aktif ketika usia sepertinya.
Saat Axel dan adik bayinya sudah datang lagi di ruang makan, Ibu serigala menjelaskan, “jadi, anak-anak, kalian jangan nakal sama kakak Axel ya, Ibu mau mengunjungi Bibi Liana.”
“Kenapa bibi Liana?” tanya salah satu gadis cilik.
“Dia sudah melahirkan, empat anak perempuan kembar.”
KAMU SEDANG MEMBACA
KELABU (Werewolf Story) [END]
Roman pour AdolescentsSejak kembali ke sekolah, kehadiran murid baru, Axel, selalu mengundang perhatian Mai. Gadis itu sering memperhatikannya dimanapun, kelas, kantin, halaman, dan lainnya. Axel sangat misterius. Dia selalu menghindari Mai sejak tahu gadis itu berbau ma...