[6.Lisa Prameswari.]
''Bagaimanapun keadaannya, takdir selalu menjalankan tugasnya dengan baik.''
.
Seena menatap para polisi yang berkeliling di sekitar halaman sekolahnya. Masih banyak siswa siswi yang berdiri menonton kejadian tadi, termasuk Seena sendiri. Jenazah Lisa sudah dibawa pergi dari sekolah dan sekarang tinggal penyelidikannya.
Ia masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Di dalam pelukan Al, Seena masih terisak pelan. Lisa anak yang malang, harusnya ia yang lebih kuat bisa melindungi gadis itu tapi ia gagal kali ini.
Kasus kematian Lisa menggemparkan seluruh warga sekolah. Bahkan beritanya sudah sampai keluar, para wali murid ada yang sampai datang ke sekolah untuk memastikan keadaan putra putri mereka. Kepala sekolah bilang, Lisa meninggal sekitar pukul tiga dini hari tadi. Sudah sangat lama sejak ia tergeletak di sana sampai orang orang menemukannya pagi tadi sekitar pukul enam pagi.
Seena tau ini bukan salahnya, tapi perasaannya mengatakan kalau ia harus melakukan sesuatu. Ia teringat satu alasan kuat yang kemungkinan adalah penyebab Lisa bunuh diri. Ia bangkit melepaskan pelukan Al dengan kasar lalu berlari menuju lantai tiga dimana kelas 12 berada. Mengabaikan jeritan Al dan Samuel yang menyuruhnya berhenti. Mereka takut Seena melakukan hal yang buruk.
Tapi Seena tidak peduli, ia berlari menuju lantai tiga secepat yang dia bisa. Tujuannya hanya satu, membalaskan dendam Lisa dan rasa sakit hati gadis itu.
Dua orang pemuda dan seorang gadis duduk di depan kelas XII IPS 4 sambil mengobrol. Seolah tidak memiliki beban, ketiganya saling bercanda tanpa tau Seena dengan emosi yang menggebu gebu mendatangi mereka siap untuk kembali menggemparkan sekolah.
''Woy, bangun lo sini!''
''Ap--'' Seena langsung menarik kerah seragam salah satu pemuda itu dan melayangkan tinjuan sebelum pemuda itu sempat bertanya.
Bughh
Reksa tersungkur di lantai sambil memegangi pipinya yang ditonjok Seena. Tidak main main, walaupun kecil Seena itu kuat sekali. Bahkan sudut bibir Reksa terlihat memar dan berdarah. Reksa bangkit lalu mendorong Seena hingga gadis itu menabrak tembok pembatas yang berhubungan langsung dengan lantai dasar, yang artinya jika Seena sampai melewati tembok itu, ia akan jatuh.
''Lo apaan sih?! Mau cari masalah sama gue?!!'' Bentak Reksa sambil mencengkeram kuat lengan Seena. Ia tidak peduli Seena itu perempuan, karena siapapun yang mengganggu ketenangannya akan dia hajar.
Bukan Seena namanya kalau langsung takut begitu saja. Ia menampar Reksa dengan tangan kirinya yang bebas. Begitu kuat sampai Reksa melepaskan cengkramannya di lengan Seena. Jefri maju untuk membantu Reksa tapi perutnya malah langsung di tendang oleh Seena. Ia kembali terduduk tapi di lantai.
''Kalian itu penjahat yang nggak pantes buat hidup!'' Bisik Seena sambil menunjuk ketiga orang itu. Renatta berjongkok untuk membantu Jefri berdiri sedangkan Reksa berpegangan pada kursi panjang di depan kelas itu mencoba untuk bangkit.
Seena emosi, ia ingin melampiaskan semua emosinya pada tiga orang di depannya itu. Tidak peduli banyak orang yang kini menonton mereka. Tidak ada yang berani maju untuk memisahkan karena mereka tau itu Seena, juara taekwondo nasional dan sering latihan tinju juga. Sekali kena jotos bisa tepar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST [✔]
Teen Fiction"Papa pura pura sayang ya sama aku, 15 meniiitt aja. Biar aku tau rasanya punya papa yang sayang sama aku, walaupun cuma pura pura." Seena mengerti seperti apa kehidupan yang ia jalani saat ini. Sebuah kehidupan dengan dirinya sebagai peran utamanya...