23.Cerita si bungsu

342 18 0
                                    

[23.Cerita si bungsu.]

''Dan kita kembali menjadi asing seperti seharusnya.''

.

Malam itu, seluruh dunianya terasa runtuh. Ia bingung harus bagaimana menanggapinya. Ia bahagia? Atau sedih? Rasanya ia bahkan tidak bisa merasakannya dengan benar.

Semua tempat sudah hampir kosong, hanya tinggal beberapa orang yang masih berlalu lalang di sekitar sana. Langit menggelap disertai gemuruh petir ringan, pertanda hujan akan segera tiba. Seena berdiri di halaman luas yang tadinya digunakan untuk berdiri para penonton pensi. Sekarang tempat itu sudah hampir sepi.

Seena berjalan ke arah tempat berdirinya Samuel tadi, ia menangis. Seena tidak tahu apa yang Samuel rasakan, tapi ia yakin rasanya pasti menyakitkan seperti yang ia rasakan juga. Ia tau mungkin rasa sukanya pada Rendy hanya sebatas rasa kagum, berbeda dengan Samuel. Ia menyayangi pemuda itu, benar benar menyayanginya sampai ia tidak ingin Samuel kenapa kenapa karena ulah papanya.

Walaupun itu harus mengorbankan perasaannya sendiri.

Ia menemukan sebuah bunga mawar pink yang sudah hampir tidak berbentuk. Tangkainya patah dan sepertinya sudah terinjak injak beberapa kali. Seena memungut bunga itu lalu membersihkan bungkusnya dengan perlahan. Ia yakin bunga itu adalah bunga yang sama yang tadi di bawa oleh Samuel. Ada sebuah kertas kecil di dalamnya bertuliskan namanya.

Seena menatap bunga itu sendu, sekali lagi ia mematahkan hati seseorang. Dan juga hatinya sendiri.

''Sam, maafin gue. Ini demi keselamatan bunda, dan lo.''

* * *

Baru satu minggu hubungannya dengan Rendy berjalan, tapi Seena sudah merasa bosan. Tidak, bukan dalam artian yang jahat. Tapi Seena hanya merasa kalau ia tidak memiliki kecocokan dengan pemuda itu. Rendy memberikan semua hal yang ia punya meskipun Seena tidak pernah memintanya. Itu sedikit membuat Seena risih dan tidak tenang. Apalagi bayang bayang Samuel masih saja menghantuinya.

Sudah hampir satu minggu Samuel tidak masuk sekolah. Dan selama itu ia mengabaikan hubungannya dengan Rendy. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya sendiri, tapi yang jelas ia mengkhawatirkan Samuel.

Dan juga, Seena merindukannya.

Mengabaikan semua larangan Danis, Seena memutuskan untuk menemui Anjani di rumah sakit. Wanita itu pasti tau dimana Samuel saat ini. Seena tidak mungkin menemuinya langsung di rumahnya atau di apartemennya waktu itu. Bisa bisa papanya tau kalau ia berusaha menemui Samuel.

Seena berharap tidak ada yang mengetahuinya saat ia sampai di rumah sakit nanti.

Wanita itu duduk di depan ruangan sambil mengayunkan kakinya. Sesekali bersenandung pelan menikmati udara sore hari yang menenangkan.

''Bunda,'' panggil Seena. Suara pelan itu membuat Anjani menoleh lalu seketika merubah wajahnya menjadi gembira. Wanita itu lantas berdiri lalu memeluk Seena.

''Kamu kemana aja, sayang? Bunda kangen banget sama kamu,'' ucap Anjani sambil memegang kedua pipi Seena.

Seena tersenyum, ''Maaf, bunda. Seena agak sibuk akhir akhir ini,'' ucap Seena. Gadis itu berbohong, terlihat dari bola matanya yang berlari kesana kemari menghindari kontak langsung dengan Anjani.

Seena hanya berusaha menenangkan diri, juga menjauhkan dirinya dari Samuel dan Anjani. Menghilangkan bayang bayang Samuel dan Aksara yang sejak kemarin membuatnya stres dan hampir gila. Seena mencintai Aksara, tapi sekarang ia ingin mencintai Samuel juga. Mungkin dia egois, tapi hatinya sulit memilih antara dua laki laki itu. Keduanya berarti dalam hidupnya, sangat.

ECCEDENTESIAST [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang