11.Pesta Malam

490 20 1
                                    

ECCEDENTESIAST

[11.Pesta malam.]

''Belajar cuek itu akan jadi sia sia kalau pada akhirnya justru jadi yang paling peduli.''
.

Malam ini mengikuti rencana Sarah, wanita itu mengajak Seena dan teman temannya untuk sama sama membakar jagung di kediamannya. Besok hari minggu, jadi anak anak tidak perlu bangun pagi pagi untuk sekolah karena tentunya sekolah libur.

Seena datang bersama Anggi karena tadi gadis itu yang menjemput Seena ke rumahnya. Kata Seena ia sedang malas membawa mobil, lagipula rumah Anggi ke rumah Seena searah jika menuju ke rumah Al.

Saat Anggi tengah memasukkan mobilnya ke garasi rumah Al, Seena langsung ngeluyur masuk begitu saja. Rumah Al itu udah ia anggap rumah sendiri, jadi ia bebas dan baik Sarah maupun Farhan tidak keberatan sama sekali. Toh sejak kecil gadis itu sudah sering main ke sana.

Gadis itu memakai atasan kaos putih over size dan celana pendek sepaha berbahan levis biru muda dipadukan dengan sneakers abu abu. Dengan riang Seena masuk ke dalam sambil berteriak mengabsen semua penghuni rumah Al. Disusul Anggi yang berjalan santai di belakangnya.

Gadis yang lebih tinggi dari Seena itu memakai atasan abu abu polos yang pas di badannya dan celana pendek berwarna pink lembut di tambah sneakers putih yang menambah kesan cantik untuknya yang baru berusia 16 tahun.

''BUNDAA, AYAH, ABANG AL SEENA DATANG! MANA RED CARPETNYA?'' Tanpa malu gadis itu menjerit sambil berjalan meloncat loncat menuju ke taman belakang dimana acara diadakan.

Anggi menutup wajahnya malu, kenapa saat yang membuat ulah Seena selalu ia yang menanggung malunya? Dia sudah terbiasa di rumah ini, tapi kelakuan Seena tidak bisa dijadikan kebiasaan. Dia ragu kalau gadis yang terlalu energik itu punya urat malu.

''Seena, nggak usah teriak teriak ayah masih dengar. Ayah belum setua itu buat nggak bisa dengar suara kamu.'' Ucap Farhan dari kejauhan. Bahkan dalam jarak lebih dari 5 meter, suara Seena terdengar seperti lengkingan sound sistem di acara pernikahan.

Seena terkekeh lalu berlari cepat mendekati semuanya. Taman belakang sudah di sulap sedemikian rupa menjadi tempat piknik malam yang sederhana namun indah. Sebelah utara dijadikan tempat membakar jagung dan daging yang sempat dibeli oleh Sarah tadi siang. Di bagian selatan ada meja dengan deretan kursi yang sepertinya akan dijadikan tempat makan sementara. Dan di tengah tengahnya ada kolam renang dengan luas sekitar 5×12 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter. Lampu lampu yang dinyalakan membuat pantulan cahaya yang menyihir kolam renang itu menjadi lebih indah.

Gadis itu tidak berhenti menggumamkan kata woah tanpa suara. Ia terlalu terpesona dengan apa yang dilihat oleh matanya. Bahkan rumahnya sendiri tidak pernah secantik ini.

''Norak lo, gue kira rumah lo jauh lebih gede dari pada rumah gue.'' Ucap Al yang tiba tiba datang dari belakang sambil meraup wajah Seena dengan tangan kanannya. Pemuda itu membawa sepiring daging segar yang akan dijadikan menu utama malam ini.

Seena menjerit kecil karena terkejut. Ia nyaris menggigit tangan Al kalau saja pemuda itu tidak cepat menarik tangannya kembali. Seena hanya cemberut lalu berjalan masuk tanpa mempedulikan Al. Tapi baru dua langkah ia maju, kakinya mundur lagi dan berdiri di tempat yang sama. Hidungnya mengendus endus apa yang di bawa Al.

''Al, ini daging apa?!'' Tanya Seena sambil menutup hidungnya. Demi apapun Seena sangat membenci bau daging yang di bawa Al itu.

Al ikut mengendus daging yang ia bawa namun ia tidak menemukan ke aneh di sana. Sama saja itu bau daging seperti biasa, ''Ya daging biasa Seen, daging sapi.'' Ucap Al sambil mengernyit memandang Seena bingung.

ECCEDENTESIAST [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang