25.Salah paham

337 22 0
                                    

[25.Salah paham.]

''Mungkin ini bukan puncak kesedihanku, ini baru awal dan masalah sebenarnya akan datang tanpa aku duga waktunya.''
.

Aksara segera menjauhkan wajahnya dari mobil yang diduduki Seena. Ia berdehem pelan, dengan kedua bola mata bergerak gelisah.

''M-maaf, permisi.'' ucapnya kemudian. Aksara berjalan menjauh dengan cepat setengah berlari untuk menjauhi mobil Seena.

Seena tidak ingin menyia nyiakan kesempatan itu, ia segera turun lalu berlari menyusul Aksara yang sudah agak jauh. Beberapa kali ia berteriak memanggil nama cowok itu, tapi Aksara seolah menulikan pendengarannya. Ia tetap berjalan secepat mungkin agar Seena tidak bisa mengejarnya.

Seena tidak ingin menyerah karena sakitnya, walaupun saat ini ia sudah merasa sangat pusing. Tapi mungkin hanya ini kesempatan satu satunya bagi Seena untuk bisa menyelesaikan masa lalunya secara nyata. Tidak hanya di dalam mimpi seperti beberapa waktu yang lalu.

Kekuatan Seena menipis, seketika ia teringat kejadian sebelum ia pingsan waktu itu. Saat ia harus berlari dari kejaran pria mesum itu dan berakhir pingsan dan bertemu Aksara di mimpinya. Aksara bilang mereka sudah selesai saat itu, tapi Seena tidak bisa mempercayainya karena itu hanya mimpi. Seena ingin putus secara nyata.

''Kak, please!'' Sentaknya saat ia bisa mendapatkan lengan Aksara.

Nafasnya sudah tidak beraturan lagi, Seena kelelahan. Tapi ia mencoba menguatkan diringa untuk bertahan sebentar dengan Aksara. Laki laki itu tidak berani menatap Seena, ia mengalihkan pandangannya ke lain arah. Sedangkan Seena berusaha mendapatkan perhatian Aksara.

''Kak, kenapa lari?'' tanya Seena dengan nada putus asa. Beberapa kali ia menarik nafas dalam dalam agar bisa bertahan lebih lama.

Aksara diam saja, ia memejamkan matanya agar tidak melihat wajah sendu Seena. Mungkin hanya Seena yang bisa membuatnya setakut itu untuk menjawab sebuah pertanyaan. Pertanyaan simple namun sangat berat jika dipikirkan lebih dalam.

''Kak, jawab!'' ucap Seena sambil menarik wajah Aksara agar menatapnya. ''Kamu kenapa? Kamu kemana aja?'' Tanya Seena setelah tidak mendapat jawaban apa apa lagi.

Aksara menyentuh kedua tangan Seena yang ada di pipinya, ''Maaf,'' ucap Aksara pelan. Lagi lagi kata maaf yang Seena dengar, entah itu dalam mimpi maupun di kenyataan saat ini. Seena hanya ingin alasannya, jawaban dari semua pertanyaannya selama ini. Kemana Aksara pergi dan apa alasannya, Bukan maaf!

''Aku tanya kamu kemana, kak. Aku nggak minta kata maaf kamu, aku cuma mau jawaban!'' Ucap Seena.

Aksara menggeleng dengan kedua tangan yang masih memegangi tangan Seena. Ia menurunkan kedua tangan Seena dari pipinya untuk ia genggam bersamaan. ''Aku udah bilang, kan kalau kita udah selesai. Kamu lupain aku, Na. Biar aku juga bisa ngelakuin hal yang sama.'' Ucap Aksara dengan nada memohon.

Seena terdiam, ''Jadi, itu bukan mimpi? Kamu beneran ada di sana waktu itu?'' tanyanya. Pandangan Seena seketika kosong, kedua pertemuannya dengan Aksara ternyata adalah sebuah kenyataan. Bukan mimpi bodoh yang selama ini Seena kira.

''Enggak, kamu nggak mimpi.'' ucap Aksara. Tangan kanannya naik untuk memegang sisi kanan wajah Seena, ''Maaf, kita nggak bisa sama sama seperti dulu.'' Lanjutnya pelan.

Aksara mengusap air yang turun dari mata Seena, harusnya ia tidak merasakan sesakit ini. Perjuangannya selama 2 tahun ini untuk move on dan melupakan Seena tidak boleh berakhir seperti ini. Ia tidak lemah. Tapi melihat Seena menangis, membuat satu bagian dalam hatinya seperti tertampar. Kesalahan baru yang ia buat pada gadis itu. Gadis yang sama yang pernah berada di dalam janjinya sendiri untuk tidak pernah ia buat menangis karena luka yang ia ciptakan.

ECCEDENTESIAST [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang