[10.Keluarga Aldebaran.]
''Tuhan, jika ditakdirkan, aku ingin terlahir kembali di keluarga hangat Fernandha.''
.''SEENA!''
BYUURR,
Samuel mencari tubuh Seena yang terlihat mengabur dari bawah air. Ia meraih tangan Seena lalu menariknya dan membawanya keluar dari kolam. Seena sudah tidak sadarkan diri di dalam rangkulannya. Samuel membaringkan Seena di pinggir kolam.
Dia berulang kali menekan dada Seena untuk mengeluarkan air yang tidak sengaja tertelan oleh Seena. Tidak ada reaksi apapun, Samuel semakin panik. Dia tidak mau Seena mati disini. Kan tidak lucu kalau ada berita ''Seorang gadis mati tenggelam karena pelatihnya melamun dipinggir kolam.'' Samuel menyingkirkan pikiran buruknya dan fokus pada Seena yang masih terpejam.
Ia tau ini gila, tapi tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Seena keburu mati!Samuel membungkuk memberikan nafas buatan untuk gadis itu. Beberapa kali sampai tiba tiba Seena terbatuk dan mengeluarkan banyak air dari mulutnya.
''Seena, astaga!'' Seena syok, Samuel memeluknya erat sekali. Dia masih sedikit batuk batuk dan samuel malah memeluknya sangat erat.
''Lo ngapain sih pindah ke sana?! Disini aja lo takut, lo nyari apa disana, hah?! KALAU LO KENAPA KENAPA GIMANA?''
Seena menunduk, tubuhnya bergetar mendengar suara berat Samuel meninggi. Samuel terlihat marah tapi ia bisa melihat raut khawatir dari sana. Apa Samuel mengkhawatirkannya?
''Gue takut lo kenapa-kenapa.'' Ucap Samuel, ia menurunkan nada suaranya setelah menyadari ketakutan Seena. Lalu kembali merengkuh Seena kedalam pelukannya.
Seena bergeming di tempatnya, ia masih syok dengan apa yang terjadi. Tadi dia hanya penasaran dengan kolam renang di sebelahnya. Setelah merasa ia cukup terbiasa dengan air kolam renang 1 meter tadi, ia nekat masuk ke kolam renang 2 meter. Dan betapa terkejutnya dia saat ia tidak bisa menemukan dasar kolam itu seperti sebelumnya. Ia ingin meraih pinggiran kolam tapi tubuhnya malah semakin menjauh ke tengah tengah. Alhasil ia tenggelam dan yang ia ingat hanya suara teriakan Samuel sampai pemuda itu menceburkan diri masuk ke kolam dan setelahnya Seena tak sadarkan diri.
''Lo nggak apa apa 'kan?'' Samuel memegang kedua sisi wajah Seena agar gadis itu menatapnya. Ia memeriksa kepala, tangan hingga kedua kaki Seena takut takut ada yang memar atau apa.
Seena mengangguk sambil menggumamkan kata 'nggak apa apa' dengan susah payah karena Samuel mengapit pipinya sedikit kuat. Menyadari tingkahnya sendiri yang sangat aneh, Samuel langsung melepaskan wajah Seena. Ia berdehem canggung lalu berdiri dengan grogi.
''Y-yaudah, ayo gue anter ke tempat ganti, nanti lo masuk angin.'' Samuel berjalan mendahului Seena tanpa melihat gadis itu yang menganga tidak percaya. Bagaimana bisa Samuel tidak berniat membantunya sama sekali? Seena berdiri sambil menggumamkan sumpah serapah, tadi aja sikapnya manis tiba tiba jadi batu lagi!
* * *
''AYO SEENA KAKINYA NAIK LAGI! TENDANG YANG KUAT, ITU SAMSAK NGGAK AKAN JEBOL MAU KAMU NAIKIN JUGA.''
''AL, YANG BENER ITU TANGANNYA! MASAK KALAH SAMA CEWEK,''
''AYO SEMANGAT!!''

KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST [✔]
Teen Fiction"Papa pura pura sayang ya sama aku, 15 meniiitt aja. Biar aku tau rasanya punya papa yang sayang sama aku, walaupun cuma pura pura." Seena mengerti seperti apa kehidupan yang ia jalani saat ini. Sebuah kehidupan dengan dirinya sebagai peran utamanya...