38.Rundung

639 22 0
                                    

''Bagaimana aku tau bahagia jika saat menangis dan tertawa rasanya sama saja.''
.

''Kamu yakin mau sekolah hari ini, Ra?'' Rendy bertanya seraya memasukkan beberapa buku dan peralatan sekolah milik Seena ke dalam ransel gadis itu.

Al yang tengah mengikatkan tali sepatu Seena ikut mendengarkan. Ia mendongak menatap Seena yang duduk di atas ranjang dengan kaki menggantung ke bawah.

''Iya, Seen. Mending istirahat dulu deh, besok atau lusa baru lo berangkat lagi.'' Ujar Al menyarankan. Meski ia tau kalau Seena bukan tipe gadis penurut.

''Yakin. Gue udah baik baik aja kok. Kalian tenang aja, gue kan kuat.'' Seena menjawab dengan semangat. Meski tidak bisa dipungkiri kalau wajahnya masih terlihat pucat dan ia masih lemah.

Rendy berjalan mendekat membawa ransel milik Seena.

''Kalau nanti kamu ngerasa pusing atau ada yang sakit bilang sama aku atau nggak sama Al ya. Nggak boleh diem aja.'' Ucap pemuda itu sembari memasangkan ransel Seena ke kedua pundak gadis itu.

Beberapa hari ini Seena diperlakukan seperti ratu oleh kedua laki laki itu. Sepupu dan mantan pacarnya. Meski awalnya Seena menolak karena ia merasa keduanya berlebihan, tapi semakin lama Seena merasa kalau ketulusan Al dan Rendy memang ia butuhkan. Seena merindukan Danis dan Seano yang sudah berhari hari tidak pernah ia temui. Seano yang sibuk dengan magangnya di luar kota tidak bisa dihubungi setiap saat, sedangkan Seena terlalu takut untuk datang ke penjara menemui Danis.

Selama beberapa hari itu juga Anggi dan Cara tidak lagi terlihat oleh matanya. Mungkin kedua gadis itu memang sudah tidak menginginkannya sebagai sahabat mereka lagi. Meski Seena sangat berharap jika kesalah pahaman itu bisa segera berakhir.

Samuel, kata Al, Samuel benar benar sudah berubah. Menjadi kasar, suka mabuk, merokok, bahkan Samuel sering terlibat balalan liar di jalanan. Samuel mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil ketua osis padahal hanya tinggal beberapa bulan lagi tugasnya selesai. Seena sudah diberitahu mengenai hubungan persaudaraan Samuel dan Rendy. Tapi tidak dengan Aksara, Rendy merasa Aksara harus memberitahu Seena sendiri nanti di lain waktu.

''Iya, makasih ya kalian baik banget sama gue.'' Ucap Seena tulus. Gadis itu bangkit berdiri lalu berjalan keluar dengan dikawal oleh Al dan Rendy.

* * *

Mobil milik Al berhenti di parkiran siswa pukul 06.30 tepat. Disusul motor Rendy yang membawa pemiliknua sampai SMAGARSA dengan selamat. Al dan Rendy turun bersamaan dari kendaraan masing masing. Setelahnya mereka mendekati satu pintu mobil di sebelah pengemudi dan membukakan pintu untuk Seena.

Sebenarnya bukan kemauan Seena untuk diperlakukan seperti itu. Tadi ia sedang mengambil ikat rambutnya yang jatuh di kursi belakang dan lupa jika sekarang ia punya dua bodyguard yang begitu menyayanginya. Bahkan Al yang tidak pernah memakai mobil pun dengan suka rela mengendarai kendaraan beroda empat itu hanya demi Seena tidak kedinginan di jalan.

''Silakan, tuan putri.'' Ujar Rendy sembari tersenyum manis mengiringi langkah Seena.

''Makasih pangeran pangeranku, tapi lain kali jangan gini yaa. Seena 'kan jadi malu.'' Ucap gadis itu dengan ekspresi dan senyuman yang terlihat tidak ikhlas.

''Kan udah pakai baju, kok malu?'' Tanya Al.

''Gobloknya natural bawaan alam.'' Cibir Seena lalu berjalan duluan meninggalkan kedua lelaki yang lebih tua darinya itu.

ECCEDENTESIAST [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang