[30.Untuk kesekian kalinya patah hati.]
''Mulai sekarang, kamu punyaku. Kalau dia pernah menjadikan kamu salah satu, maka aku akan membuat kamu menjadi satu satunya denganku.''
..
.
.
Ketiganya terdiam setelah jawaban dari gadis bernama Reva itu. Seena memejamkan matanya berharap tidak ada air mata untuk kali ini. Bibirnya tersenyum tipis, tapi miris. Ia menurunkan kedua kakinya dari atas tempat duduk.
''Oh, tunangan ya? Selamat ya, kenalin, aku Seena, adik kelasnya kak Rendy.'' Seena menjabat tangan Reva sambil tersenyum
Reva merasakan dinginnya tangan gadis di depannya itu. Juga bergetar, bahkan mungkin saking lamanya terkrna air, kulit putih Seena jadi mengkerut.
''Aku Reva,''
Seena tersenyum lagi kepada Reva. Ia beralih menatap Rendy yang masih diam di tempatnya. Lalu menghembuskan nafasnya pelan, beberapa kali ia mengatur pemasokan udara di paru parunya sampai akhirnya ia bisa tenang dengan sendirinya.
''Harusnya sih aku tau, kalau berharap jadi satu satunya di jaman sekarang itu agak mustahil.'' Ujarnya pelan. Ia menatap lurus ke depan, kepada hujan yang menyimpan begitu banyak lukanya.
Reva terlihat mengernyit tidak mengerti dengan kalimat Seena barusan. Sampai akhirnya Rendy mengambil telapak tangan Seena lalu menggenggamnya.
''Ra, biar aku jelasin ya,'' ucap laki laki itu.
Seena menoleh sekilas lalu kembali lagi menatap ke depan, ''Jelasin,''
Rendy terdiam. Merasa kaku pada akhirnya, dia bingung harus menjelaskan bagaimana. Seena pacarnya, tapi Reva tunangannya. Apa ia harus bilang begitu? Bodoh!
Gadis di dalam balutan hoodie itu terkekeh sinis, menarik tangannya dari genggaman Rendy perlahan. Bukan apa, ia sudah terlalu lelah dengan tenaganya yang tinggal sedikit ini. ''Aku anggap kita putus sekarang.'' Katanya.
Rendy tidak bisa bereaksi banyak, ia hanya meremas rambutnya kebelakang merasa bersalah. Sedangkan Reva, gadis itu masih terdiam di tempatnya. Mencoba mengerti dengan suasana yang terjadi ini. Katanya Seena itu adik kelasnya Rendy, tapi kenapa bilang putus? Gadis cantik yang sedikit lebih tinggi dari Seena itu mulai menangkap sesuatu.
''Kalian pacaran?'' Pertanyaan yang sama yang baru beberapa menit yang lalu diucapkan oleh Seena kembali diucapkan oleh Reva.
Seena lagi lagi hanya tersenyum, ''Maaf ya, udah hampir jadi PHO, aku--akh,'' gadis itu memekik sebelum ucapannya selesai. Memegangi kepalanya yang berdenyut sakit. Nasib baik tubuhnya masih bisa bergerak tidak seperti waktu itu.
Rendy dan Reva panik melihat kondisi Seena. Gadis itu pucat, juga seluruh tubuhnya dingin. Mencoba menenangkan Seena dengan memeluk bahunya karena gadis itu nyaris terjatuh saat keseimbangannya hilang. Rendy menyerukan kalimat yang sama, menanyakan kenapa pada gadis yang hampir pingsan itu.
Bugh
''LO APAIN SEENA, HAH? BAJINGAN!'' Sosok pemuda jangkung meninju pipi Rendy secara tiba tiba. Merebut Seena dari pelukannya sampai kesadaran Seena kembali sepenuhnya.
''Sam, gue--''
''Kalian balikan? Dan lo ninggalin Seena hujan hujanan di sini sendirian?! Cowok macam apa lo, hah?! Dia nungguin lo sejak 3 jam yang lalu, brengsek!'' Samuel, pemuda itu mendorong bahu Rendy kuat hingga pemuda yang didorongnya itu hampir terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST [✔]
Teen Fiction"Papa pura pura sayang ya sama aku, 15 meniiitt aja. Biar aku tau rasanya punya papa yang sayang sama aku, walaupun cuma pura pura." Seena mengerti seperti apa kehidupan yang ia jalani saat ini. Sebuah kehidupan dengan dirinya sebagai peran utamanya...