''Kalau aku bisa terlahir kembali, apa boleh aku memilih jalan takdir yang sedikit lebih baik dari jalanku yang sekarang?''
.
Seena yang berniat untuk membeli es krim di mini market dekat rumahnya seketika berhenti melangkah saat melihat siluet seseorang yang sepertinya ia kenali. Malam ini cahaya bulan purnama membuat jakarta terlihat sedikit lebih terang dari biasanya. Membuat lampu jalanan yang remang remang tidak memembuat Seena kesulitan memastikan penglihatannya.''Gilang?''
Gilang Kalandra anak kelas 12 IPA 4 yang katanya pacar Caramel itu tengah duduk sendirian di atas motornya. Terlihat menunduk karena sepertinya Gilang tengah bermain ponsel. Seena lantas menajamkan penglihatannya.
Laki laki itu terlihat menempelkan ponselnya ke telinga. Beberapa saat kemudian Gilang terkekeh pelan.
''Iya, sayang, ini aku mau jemput kamu. Sebentar ya, cantik.''
Suara berat Gilang terdengar, entah kenapa mampu membuat Seena merinding seketika.
Apa Gilang akan pergi bersama Caramel malam malam begini? Tapi yang Seena tau, Cara itu tidak terlalu suka keluar malam. Dan panggilan sayang itu bukan Cara sekali.
Tapi, menepis semua pikiran buruknya, Seena berusaha lebih positif thinking. Siapa tau pacaran dengan Gilang bisa membuat Cara sedikit mencair.
Untuk memastikan, Seena memilih untuk mengirim pesan pada Cara langsung. Paling tidak ia bisa lega jika mengetahuinya langsung dari Cara.
Seenara
Car
Lo malem ini jalan sama Gilang?
Caramel
Ha?
Enggak, lo tau kan kalo gue nggak suka keluar malem malem?
Kenapa?
Seenara
Lah?
Oh, nggak papa sih
Yaudah, bay
Seena segera mematikan ponselnya sebelum Cara menjawab lagi. Ia menatap ke depannya, Gilang masih di sana. Laki laki itu masih sibuk mengobrol dengan seseorang di telfon. Sekarang Seena cukup yakin kalau dugaannya selama ini benar. Gilang bukan laki laki yang baik.
''Oh, mau bakso? Iya aku bawain ya, kamu tunggu 15 menit nanti aku udah sampai sana.''
''Iya, sayang.''
Gilang menutup sambungan telfonnya setelah berpamitan pada orang di sebrang sana. Tanpa ia sadari kalau Seena sudah berdiri di sebelahnya sambil bersidekap. Tatapan gadis itu datar.
Saat Gilang memasukkan ponselnya ke saku jaket, laki laki itu menoleh karena menyadari presensi seseorang di dekatnya.
''Hah! Astaga, Seena, ngagetin aja sih lo. Untung nggak copot jantung gue.'' Ucap Gilang sembari mengusap dadanya sendiri seolah benar benar sekaget itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/258382010-288-k388515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST [✔]
Fiksi Remaja"Papa pura pura sayang ya sama aku, 15 meniiitt aja. Biar aku tau rasanya punya papa yang sayang sama aku, walaupun cuma pura pura." Seena mengerti seperti apa kehidupan yang ia jalani saat ini. Sebuah kehidupan dengan dirinya sebagai peran utamanya...