15.Lost

489 21 0
                                    

[15.Lost.]

''Tentang narasi waktu, sebuah perjalanan yang nggak pernah aku mau terjadi. Dan yang selalu aku harapkan malah tidak pernah ada.''

.

Pukul setengah tiga lebih bus pariwisata SMAGARSA baru saja meninggalkan kawasan kraton yogyakarta. Sebabnya banyak anak anak yang belum kembali setelah waktu yang sudah di tentukan.

Para guru dan murid murid yang sudah berkumpul terpaksa harus menghubungi mereka satu persatu untuk segera melanjutkan perjalanan. Dan alhasil mereka baru berkumpul semua pukul 15.45, sangat melenceng jauh dari waktu seharusnya.

Pak Abdi bilang, Seena lebih baik duduk di bus saja untuk istirahat. Keadaannya masih lemas untuk diajak jalan jalan ke kebun binatang yang kemungkinan akan memakan banyak waktu.

Tapi Seena bilang dia sudah tidak apa apa. Dia bahkan melompat lompat di dalam bus untuk membuktikan kalau dia memang baik baik saja. Dan karena sudah bosan mendebat muridnya itu, pak Abdi membiarkan Seena untuk ikut. Dengan syarat untuk jangan jauh jauh dari teman temannya yang lain, dan terutama Samuel. Seena menyetujuinya saja, syaratnya mudah kok. Dia sudah seharian ini bersama Samuel.

''Sam, Sam, ayo kesana! Itu ada buaya,'' Seru Seena sambil menarik tangan Samuel mendekati kolam buaya. Terlihat beberapa hewan berkulit keras itu berenang di kolam yang disiapkan oleh penjaga kebun binatang ini.

''Ihh, ganteng ya buayanya.'' Ucap Seena, bodoh.

Samuel ingin sekali memukul kepala Seena, jika tidak mengingat kalau gadis itu sedang sakit. ''Ganteng dari mananya, bego?''

''Ganteng aja, mereka beda sama buaya yang biasanya bilang aku sayang sama kamu, aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Bullshit!'' Celetuk Seena sambil menunjuk seekor buaya yang tengah merangkak ke pinggir kolam.

Samuel ingin tertawa saat itu juga, wajah Seena saat bicara seakan akan ia pernah mengalami hal yang sama.

''Pengalaman masa lalu?'' Tanya Samuel iseng. Mungkin sebentar lagi Seena akan memukulinya sambil marah marah. Tapi beberapa saat ia menunggu, tidak ada pergerakan dari gadis di sebelahnya itu. ''Seen?''

''Aku sayang sama kamu,''

''Aku janji kita akan terus sama sama,''

''Tapi,--''

''Nggak ada yang bisa misahin kita, orang tua kita sekalipun. Karena aku nggak akan pernah ninggalin kamu.''

''Selamanya?''

''Selamanya,''

''Seena! Lo kenapa?''

Seena tersadar dari lamunannya, dia menatap Samuel yang berdiri di hadapannya dengan bingung. Apa yang barusan terjadi? Sebuah lintasan kenangannya di masa lalu kembali? Hanya karena kalimat Samuel yang sebenarnya cuma sebuah candaan?

''G-gue,''

''Lo bengong ya? Jangan ngelamun nanti kesambet malah nyusahin gue lo,'' Ucap Samuel lalu menarik kerah baju belakang Seena agar gadis itu mengikuti langkahnya.

Seena masih berada di bagian terdalam dirinya. Serpihan yang sudah ia kubur dalam dalam kembali begitu saja hanya karena kata masa lalu? Seena tidak tahu ia harus bagaimana, tiba tiba rasa rindu itu muncul lagi. Tapi ia juga marah, kenapa harus ia mengingat semuanya lagi?

Sambil berjalan di sekitar kandang ular, Samuel terus mengamati Seena. Keduanya tidak fokus dengan apa yang mereka lihat. Seena terus terbayang bayang dengan wajah orang di masa lalunya itu, sedangkan Samuel terus menerka nerka apa yang ada di pikiran Seena.

ECCEDENTESIAST [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang