[24.Berubah.]
''Hidup itu bukan perihal datang dan pergi saja, tapi siapa yang datang, bertahan, menerima dan tidak pernah memutuskan untuk pergi lagi.''
.
Al menggendong Seena lalu membaringkan gadis itu di atas tempat tidur. Ia panik, khawatir, dan bingung dengan apa yang terjadi pada sepupunya itu. Tidak biasanya Seena mimisan dengan darah yang begitu banyak sampai hampir pingsan seperti ini. Sejak kecil Seena memang sering mimisan, tapi hanya sedikit dan dari salah satu lubang hidung saja. Tapi ini dua duanya mengeluarkan darah, membuat Al panik setengah mati.''Seen, lo kenapa sih?'' gumamnya. Ia segera menyelimuti Seena yang terlihat menggigil karena badannya basah. Setelah itu ia nyaris beranjak untuk mencari seseorang yang bisa di mintai tolong.
Tapi Seena keburu berseru lirih, ''Al, jangan.'' Ucapnya.
Al lantas berhenti lalu berbalik, ''Kenapa? Gue mau cari bantuan dulu biar lo bisa ke rumah sakit.'' ucap Al.
Seena menggeleng, ''Enggak, gue nggak apa apa. Jangan kasih tau siapa pun,'' ucap Seena.
Al beranjak duduk di sebelah Seena, ''Seen, lo harus di periksa. Gue nggak mau lo kenapa kenapa,'' ucapnya pelan.
''Gue nggak apa apa kok, jangan kasih tau ayah bunda ya, terutama bang Seano. Gue nggak mau mereka khawatir,'' jawab Seena lemah. Tenaganya terkuras sangat cepat, dan hawa dingin yang ia rasakan juga semakin menusuk apalagi ditambah baju bagian bawahnya basah.
''Seen, lo kenapa sih?'' tanya Al.
''Gue nggak apa apa, cuma kecapekan aja seperti biasanya.'' Ucap Seena. Gadis itu melirik kearah jam dinding, ''Al, gue harus ketemu kak Rendy.'' Ucap Seena sembari mencoba bangkit.
Al menahan kedua bahu Seena agar gadis itu berbaring lagi, ''Nggak ada, lo istirahat di sini. Di cancle aja dulu, lo masih sakit.'' ucap Al.
''Al, kasian dia pasti udah nungguin. Lagian gue udah nggak apa apa kok, ya?'' mohon Seena.
''Seen, gue khawatir sama lo.'' Ucap Al pelan.
Seena tersenyum, ''Iya, gue tau kok. Tapi gue udah baik baik aja, Al. Gue nggak mau kak Rendy kecewa karena gue.'' ucap Seena. Ia bangun lalu duduk tepat di depan Al.
''Sesayang itu lo sama dia?'' tanya Al. Andai Seena tau kalau laki laki yang sedang ia pacari sekarang ini adalah kakaknya Samuel, bagaimana reaksi Seena nantinya?
Seena tidak menjawab pertanyaan Al, ''Lo sayang sama gue, kan?'' Tanya Seena. Al mengangguk pelan, ''Kalau gitu gue mohon, jangan kasih tau ini ke siapapun, dan biarin gue ketemu kak Rendy sekarang.''
* * *
Saat ini, semua terasa berbeda bagi Samuel. Biasanya ia akan mengganggu Seena saat mereka sedang bertemu. Atau mengusili gadis itu lewat chat. Tapi semenjak Seena memutuskan untuk menjauh darinya, Samuel merasa hampa.
Benar kata kakeknya dulu, jangan jadikan seseorang sebagai dunia untukmu. Karena saat kamu kehilangan orang itu, duniamu pun akan ikut hilang. Belum sempat memiliki dunianya, Samuel bahkan sudah kehilangan itu. Baru 2 minggu ia tidak berbaikan dengan Seena, tapi rasanya seperti sudah bertahun tahun. Mereka menjadi asing. Padahal dulu entah apa masalahnya mereka akan selalu bertengkar di manapun mereka bertemu.
Tapi sekarang, jangankan untuk bertengkar. Hanya untuk saling bertegur sapa pun rasanya sulit. Seena menghindarinya, dan dirinya tidak punya cukup keberanian untuk menyapa Seena lagi.
Semua karena peristiwa 2 hari yang lalu. Saat Samuel untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kelas IPA 4 setelah meminta ijin beberapa hari. Bukan tanpa alasan Samuel ijin dari kelasnya, ia belum siap bertemu Seena. Bagaimana jika nanti ia bertemu gadis itu saat Seena bersama Rendy? Ia yakin hatinya belum siap sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST [✔]
Teen Fiction"Papa pura pura sayang ya sama aku, 15 meniiitt aja. Biar aku tau rasanya punya papa yang sayang sama aku, walaupun cuma pura pura." Seena mengerti seperti apa kehidupan yang ia jalani saat ini. Sebuah kehidupan dengan dirinya sebagai peran utamanya...