Rumah yang tidak terlalu besar dengan nuansa putih, hanya dihuni tiga orang yang saat ini sedang melakukan sarapan pagi. Rumah tersebut sudah dihiasi dengan gorden berwarna pink di setiap jendela.
Ruangan tengah yang tidak terlalu luas, dihiasi dengan kursi kayu, TV, dan foto-foto yang bergantungan di dinding. Tidak ada AC, melainkan kipas angin. Ya, mereka sangat sederhana. Di meja makan, hanya ada keheningan dan dentingan sendok. Sarapan sudah selesai, mereka langsung berjalan menuju pintu utama.
“Ayah, Ibu, Sensa pamit dulu, ya.” Gadis tersebut langsung mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Mencium punggung tangan kedua orang tuanya setiap pagi sudah menjadi kebiasaan bagi gadis cantik tersebut.
Wanita berumur 45 tahun itu langsung mengelus pucuk kepala sang anak. “Kamu belajar yang rajin, ya, Sayang,” ujarnya sembari tersenyum hangat pada putrinya.
Setelah mencium punggung tangan orang tuanya, gadis berbaju pink, celana jeans semata kaki, dan tas di punggung, langsung berjalan ke arah sepeda. Mengayuh sepeda menuju kampus.
Di waktu yang sama. Tepatnya di tengah hutan, seorang pria sedang memberikan pelajaran kepada pesaing bisnisnya yang sudah berbuat curang.
Tidak henti-hentinya pria tersebut menghajar Bimo. Sebuah cambukan yang sudah dipanaskan di kobaran api, langsung dicambuk ke badan pria yang berusia 56 tahun tersebut. Kata ampun sudah tidak ada artinya lagi, jika sudah membuat kesalahan pada Lucas. Ya, pria yang sedang mencambuk mangsanya dengan cambukan panas mendidih, ialah Lucas Glenn Jmess. Jika sudah marah, pria tersebut sudah tidak ada rasa iba sedikitpun.
Bimo mengajukan kerja sama terhadap perusahaan Lucas. Pria paruh baya itu mengira bisa membodoh-bodohi Lucas yang pintar.
Awalnya, Lucas tahu niat busuk sang pesaing bisnis. Akan tetapi, Lucas ingin melihat seberapa jauh keberanian tua Bangka tersebut.
Puas dengan cambukan, tetapi mangsa belum mati. Lucas senyum seringai, ia langsung mengambil silet, kemudian menyayat-nyayat tubuh mangsanya.
Belum juga mati, membuat pria sadis itu bosan dengan permainannya. Ia langsung menusuk tepat di jantung mangsanya. Pukul 09.20 WIB. Paruh baya tersebut mengembuskan napas yang terakhir.
Belum berhenti sampai di situ, pria sadis langsung mengeluarkan semua organ-organ tubuh Bimo. Semua sudah terambil, ia langsung memasukkan organ-organ tersebut ke kotak yang akan dijual ke negeri-negeri yang membutuhkan organ-organ manusia.
“Bereskan semuanya!” perintah Lucas pada anak buahnya. Seperti biasa, anak buah pria sadis tersebut akan melempar mayat ke kandang singa yang sudah mereka pelihara.
“Alex, siapa yang belum membayar hutang?” tanya Lucas pada anak buahnya.
“Namanya, Heru. Dia memiliki hutang 300 juta dan itu tahun lalu,” jawab Alex.
Lucas dan anak buahnya langsung bergegas menuju rumah Heru Wijaya. Sesampainya di mobil, supir langsung melajukan mobil sport hitam tersebut. Seperti biasa, Lucas selalu memasang wajah datar dan arogannya. Sudah tahu kalau Lucas paling suka menyiksa orang sampai mati, tetapi masih banyak orang yang ingin bermain bersamanya.
***
Setelah kepergian putrinya, sejoli tersebut langsung berjalan menuju dapur. Susi mengambil air di ceret. Meneguk air putih tersebut.
“Abang, bagaimana ini? Pasti sebentar lagi rentenir itu akan datang. Bunga hutang kita juga pasti akan naik," ucap Susi panik.
“Susi, kamu tenang saja---"
Gebrak!
Pintu rumah mereka jebol, saat pria berbadan kekar menendang pintu. Pria yang ditakuti oleh Susi sudah datang membawa beberapa anak buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]
Mystery / Thriller"Satu langkah kakimu keluar dari rumah, aku tidak akan segan-segan memotong kakimu!" Memiliki suami mafia berjiwa psikopat itulah yang dialami wanita cantik bernama Sensa Faira Azzahra. Mampukah Sensa hidup dengan suaminya yang kejam dan posesif itu...