Bertemu Dengan Mama

46.9K 3.1K 169
                                    

Hari-hari buruk berlalu, hari ini tepat satu pekan Sensa dirawat di rumah sakit. Dokter sudah mengizinkannya pulang, dengan syarat istirahat harus cukup. Sebab, jahitan operasi itu belum sepenuhnya sembuh total.

Lagian, Sensa sudah tidak mau lagi di tempat yang sangat membosankan itu. Setiap kali Sensa merasa sakit, dokter selalu menyuntiknya. Seharusnya, Sensa tiga hari lagi di sana. Namun, Sensa terus membujuk Lucas agar dia dia dirawat dirumah saja.

Setelah Lucas membayar administrasi, ia langsung berjalan menuju ruangan istrinya. Setelah sampai, Lucas langsung menggendong Sensa ala bridal style menuju mobil. Sungguh, Sensa sangat malu karena mereka dijadikan objek tontonan.

"Lucas, turunin. Aku malu," ucap Sensa.

"Tidak boleh. Kata dokter kau tidak boleh kelelahan," jawab Lucas.

Sensa langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya.

"Itu tidak akan membuatku lelah. Lagian aku cuma jalan, gak loncat-loncat," ucap Sensa dengan suara yang pelan.

Entah mengapa suaminya tidak memiliki urat malu. Sudah dijadikan objek tontonan, tetapi tidak malu sama sekali. Lucas hanya fokus pada jalannya. Jadi ia tak menghiraukan orang-orang yang melihatnya.

"Diam dan menurutlah. Atau kamu masih ingin di rumah sakit ini? Biar kamu disuntik dengan jarum yang sangat besar. Sebesar Kuda Nil."

Mendengar perkataan suaminya saja membuat Sensa bergidik ngeri, apa lagi jika ia melihat suntik dengan jarum sebesar Kuda Nil. Bisa jantungan Sensa jika dia disuntik dengan jarum seperti itu.

Merasa tubuh istrinya bergetar, Lucas tersenyum. Lucas sudah mengetahui apa kelemahan istrinya. Jika seperti ini, Lucas pasti akan selalu menang jika berdebat dan bergelut dengan istrinya.

Sekarang, mereka sudah sampai di mobil. Lucas langsung mendudukkan istrinya ke bangku. Ia juga tidak lupa memasangkan sabuk pengaman untuk Sensa. Setelah itu, Lucas langsung menggas mobilnya.

Di tengah jalan, Sensa tertidur. Saat di rumah sakit, ia tidak bisa tidur nyenyak karena Lucas tidur di sebelahnya. Melihat istrinya sudah terlelap, Lucas senyum tipis.

Wajah istrinya sangat damai dan enak jika dipandang mata. Wajah itu juga sudah menjadi candu bagi Lucas. Di mana ia bisa tenang jika melihat Sensa, selalu ada getaran hebat saat menatap bola mata cokelat istrinya.

Oleh karena itu, Lucas tidak rela jika istrinya sampai lecet. Apalagi jika dikagumi oleh pria lain. Salah satu alasan kenapa Lucas  tidak mengizinkan Sensa keluar sendirian karena ia takut istrinya dilirik oleh pria lain.

"Kau wanita langka. Jadi, aku tak akan rela jika kamu pergi dari kehidupanku," gumam Lucas.

Tidak lama dari itu, mereka sudah sampai di mansion. Lucas langsung menggendong istrinya menuju kamar.

Setelah sampai ke kamar, Lucas langsung merebahkan istrinya di king size. Pria tersebut langsung mengambil tissu basah.

Lucas langsung membuka baju istrinya, sekarang menyisakan kaos dalam. Pria tersebut langsung melap tubuh istrinya agar tidur nyaman. Lagian, Sensa belum boleh kena air.

Setelah selesai, Lucas juga mengganti baju Sensa dengan piyama.

"Dasar kebo." Lucas mencium kening Sensa. Lalu, ia pergi keluar untuk makan.

Sedari di rumah sakit, perut Lucas sangat lapar. Namun, demi Sensa, ia urungkan niatnya untuk makan. Sekarang, ia sudah selesai mengurus Sensa, jadi tidak salah lagi jika ia pergi makan.

***

Tok-tok-tok!

"Iya, sebentar," sahut penghuni rumah.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang