Kemarahan Lucas

103K 6K 72
                                    


 Sensa keluar dari restoran dengan hati yang sangat kecewa. Bagaimana dia tidak kecewa? Sang suami menamparnya di depan orang yang banyak. Saat Rara juga mengatakan kalau Sensa jalang, Lucas hanya diam saja tanpa membela sedikitpun.

Kini, wanita itu sudah berada di taman yang tidak terlalu jauh dari restoran. Suara isakan tangis terdengar diiringi dengan suara hewan malam. Sensa terkejut saat seorang memberinya sapu tangan. Wanita itu langsung menoleh, dia ingin melihat siapa orang yang sudah berbaik hati padanya.

 Deg!

 "Kak Dava," cicit Sensa.

 Ternyata yang sudah memberikan sapu tangan itu Dava kekasihnya.  Dava belum mengetahui kalau kekasih yang paling ia cintai sudah menjadi milik orang lain.

 "Ngapain malam-malam di sini?" tanya Dava.

 Pria itu langsung duduk di sebelah Sensa. Dava paling tidak suka melihat Sensa keluar malam. Meski mereka sudah menjalani hubungan asmara dua tahun lamanya, tetapi Dava tidak pernah berbuat hal yang aneh-aneh terhadap gadisnya. Sulit dipercaya, tetapi itulah kenyataan. Mereka menjalani dengan sangat sehat.

 Di waktu yang sama, Lucas langsung menarik tangan Rara dengan kasar hingga sang empu merasa kesakitan. Setelah mereka sudah di luar, Lucas langsung mengempaskan tangan wanita yang ditariknya dengan kasar.

 "Sekali lagi kau mengatakan wanita yang tadi jalang, aku tidak akan segan-segan merobek mulut kotor ini!" Lucas langsung mencengkeram pipi Rara sampai mengembung.

"Kau mengatakannya jalang tanpa bukti, padahal kau jalang yang sesungguhnya!" Lucas langsung mengempaskan dengan kasar. Setelah itu, Lucas langsung meninggalkan wanita yang sudah membuat suasana hatinya semakin buruk.

***

 Setelah sekian lama mencurahkan isi hati, Sensa langsung tertidur di lengan Dava. Sensa hanya mengatakan kalau dia sedang memiliki masalah besar dengan orang tuanya.

Samar-samar Dava melihat wajah kekasihnya, ada iba di hati pria tersebut. Sebab, saat kekasihnya sedang ada masalah besar, dirinya tidak berada di sisi Sensa.

 "Maafkan Kakak, ya. Saat kamu ada masalah besar, kakak tidak di sampingmu." Dava langsung mengelus rambut sang kekasih.

 Dava sudah mengetahui kalau rumah Sensa sudah tidak di kota B lagi. Sebab, saat kedatangannya ke Indonesia, dia langsung pergi ke rumah kekasihnya. Akan tetapi, seorang wanita paruh baya memberi tahunya kalau keluarga Heru sudah pindah ke kota A.

Malam semakin larut, Dava langsung menggendong kekasihnya ke mobil. Sesampainya di mobil, Dava langsung melajukan mobil. Tidak memerlukan waktu lama, kini mobil pria itu sudah sampai di hotel. Dava langsung menggendong Sensa menuju kamar. Sesampainya ditempat tujuan pria tersebut merebahkan sang kekasih di ranjang.

 Di waktu yang sama. Mansion Lucas sedang gempar. Sebab, Sensa belum juga ditemukan. Lucas sudah mengancam akan membunuh anak buahnya jika malam ini istrinya belum juga  ditemukan dalam keadaan baik-baik saja. Tampak, ada seorang anak buah Lucas yang lari tergopah-gopah.

 "Tuan, saya mengetahui keberadaan nyonya," ujarnya ngos-ngosan.

 "Di mana? Cepat katakan!" seru Lucas.

 "Nyonya berada di hotel bersama dengan pria. Saya tadi melihatnya dengan jelas," jawab anak buah Lucas.

 "Kurang ajar kau, Sensa! Kau sudah kelewatan batas!" teriak Lucas.

 Lucas dan anak buahnya langsung menuju hotel. Sungguh, hati Lucas sudah sangat membara mengetahui kalau istrinya di hotel bersama dengan pria.

 "Badanku terasa gerah. Aku mandi saja dulu," ucap Dava.

  Pria tersebut langsung berjalan ke kamar mandi. Sesampainya di sana, dia langsung memulai ritual mandi.

Tidak memerlukan waktu yang lama, Dava sudah selesai dengan ritualnya. Pria tersebut keluar dengan handuk dililit di pinggangnya. Pria itu melihat kalau selimut yang dipakai Sensa jatuh. Tanpa basa-basi, dia langsung mengambil selimut tersebut, lalu menyelimuti sang kekasih.

 "Kakak sudah tidak sabar lagi untuk meni---"

 Geprak!

 Pintu kamar sudah jebol kala seorang pria bertubuh kekar menendangnya.

 Pemandangan yang di hadapannya, membuat sisi iblis Lucas semakin membara.

 "Apa yang Anda lakukan?" Dava bertanya.

 "Habisi dia!" perintah Lucas.

 Mata Lucas sudah memerah, rahangnya mulai mengeras, giginya juga sudah bergetar melihat pemandangan yang di hadapannya. Melihat Dava yang memakai handuk dan Sensa tidur di ranjang, membuat Lucas semakin salah paham.

 Bughk!

 Baghk!

 Anak buah Lucas terus saja membogemi Dava. Sekarang Dava sudah lemah. Suara pukulan itu membuat Sensa terbangun dari tidur. Wanita itu langsung membulatkan mata kala melihat Dava sudah tergeletak lemah. Sensa langsung berlari untuk melerainya.

 "Hentikan!" teriak Sensa.

 "Habisi dia!" perintah Lucas.

 Sensa langsung beralih menatap Lucas. Wanita itu langsung berlari dan berlutut di hadapan sang suami. Wanita tersebut memohon-mohon agar suaminya menghentikan aksi anak buahnya.

Darah Lucas masih mendidih melihat pengkhianatan istrinya. Tanpa basa-basi, pria itu langsung menggendong sang istri ala karung beras. Sensa terus saja memberontak sambil memukul-mukul punggung suaminya, tetapi usahanya sia-sia.

 "Bawa Kak Dava ke rumah sakit," ucap Sensa diiringi dengan air mata. Sungguh keadaan Dava yang babak belur membuat hati Sensa semakin bersalah.

 Lucas terus saja menggendong istrinya. Kini, mereka sudah sampai di mobil. Lucas langsung mengempaskan tubuh istrinya dengan kasar ke bangku mobil.

 "Sensa, kau sudah melebihi batas!" sergah Lucas.

 "Yang melebihi batas itu kau! Entah apa kesalahanku di masa lalu sehingga Tuhan memberiku jodoh manusia sepertimu! Andai aku tau kesalahanku, jauh-jauh hari sudah akan aku perbaiki agar tidak pernah berjumpa denganmu!" teriak Sensa. Kesabarannya sudah habis melihat ulah sang suami.

 Plak! Plak!

 Dua tamparan mendarat di pipi Sensa. Saking kerasnya tamparan itu, sudut bibir Sensa mengeluarkan cairan merah.

Baru pertama kali ini Sensa melihat suaminya semarah dan seseram ini. Andai Sensa bukan istri Lucas, sudah bisa dipastikan, wanita yang di mobil akan mati di tangan pria tersebut. Akan tetapi, wanita tersebut tidak merasa sedikit ketakutan. Wanita itu hanya khawatir pada Dava.

 "Sensa, kau sudah menyiram bensin di kobaran api. Kau jangan pernah macam-macam denganku!" Lucas langsung mencengkeram pipi istrinya sampai mengembung. "Kamu mengerti? Ha?!" Lucas langsung melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

 "Aku tidak mengerti! Oleh karena itu ceraikan aku! Maka hiduplah dengan tenang!" Jawab Sensa.










Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang