Penculikan

44.4K 2.7K 97
                                    

Mata Sensa sudah diserang kantuk. Ia langsung menggeser Lucas agar dia bisa tidur dengan nyaman. Sebab, kepala Lucas masih di paha Sensa. Dengan gerakan lembut, ia menggeser suaminya. Lalu, ia merebahkan bobot tubuhnya.

"Selamat malam. Mimpi indah di sana, ya," bisik Sensa. Ia langsung memeluk tubuh kekar suaminya.

Sensa menyembunyikan wajahnya di leher Lucas. Lucas yang awalnya tidur terlentang langsung berbaring menghadap istrinya. Ia juga mencari tempat yang nyaman. Tempat yang nyaman itu berada di pelukan Sensa. Apalagi suasana malam ini sangat dingin, membuat sejoli tersebut mendapat kehangatan masing-masing.

***

Pagi telah tiba, matahari sudah terbit dari ufuk timur. Embun sudah menyapa pagi. Tangan Sensa meraba-raba kasur. Namun, ia tidak mendapat kehangatan paginya. Mata indah Sensa perlahan terbuka.

"Hoam," lenguh Sensa. Ia langsung duduk sambil mengangkat tangannya.

Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi. Berarti Lucas sedang mandi. Lagi-lagi Sensa tidak bisa menjadi istri yang baik. Suaminya lebih dulu bangun. Sensa langsung beranjak dari ranjangnya menuju lemari untuk mengambil pakaian kantor suaminya.

"Morning," ucap Lucas yang baru keluar dari kamar mandi. Sensa menoleh ke arah sumber suara.

Mulut Sensa langsung terbuka melihat pesona suaminya. Rambut basah, handuk melilit di pinggang. Hal itu menambah pesona Lucas yang terlihat sangat seksi. Beberapa detik kemudian, Sensa menelan Saliva.

Lucas sangat heran melihat mimik wajah istrinya. Lucas langsung berjalan mendekati Sensa. Lalu ia petik jarinya dengan niat untuk menyadarkan Sensa.

Sensa gelagapan sehingga baju yang ada di tangannya jatuh. Aduh. Sensa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, baru ia mengambil baju yang berada di lantai. Lucas senyum tipis sambil menggeleng.

"Kamu baru sadar, ya, kalau suamimu sangat ganteng?"

"Terlalu PD. Nah, ini bajumu." Sensa langsung memberikan baju kantor suaminya. Lucas menerima pakaian tersebut, lalu ia melangkah ke ruang ganti.

***

Lengkap dengan pakaian kantor, Lucas keluar dari ruangan ganti. Melihat ada yang kurang dari penampilan Lucas, Sensa kembali berjalan ke lemari untuk mengambil dasi.

Setelah dasi terampil, ia langsung memasang dasi ke suaminya. Lucas yang tinggi membuat Sensa harus menjinjit. Lucas yang peka hal itu langsung menyejajarkan posisinya agar istrinya tak perlu berjinjit lagi.

Senyuman tipis melengkung di bibir dua insan tersebut. Setelah dasi sudah rapi, Sensa langsung menyuruh agar suaminya duduk di bangku. Lucas hanya menurut tanpa membantah.

Sensa langsung mengambil minyak rambut suaminya. Dari kaca, Lucas bisa melihat ekspresi bahagia istrinya. Sang istri terus saja mempermainkan rambut Lucas.

Rambut Lucas sudah seperti landak plus seperti kesetrum.

"Hahahaha! Lucu." Sensa masih tetap mempermainkan rambut suaminya.

"Cepatlah, pagi ini akan ada meeting di kantor."

"Siap, Kapten." Sensa langsung menyisir suaminya. Sekarang rambut suaminya sudah rapi.

"Sudah siap. Tuan terlihat sangat rapi."

Lucas langsung berdiri. "Apa? Tuan katamu? Aku ini suamimu bukan majikanmu. Apa ada istri yang mengatakan Tuan pada suaminya?" Sensa menggeleng.

"Jadi, bersikaplah seperti suami istri pada umumnya."

"Terus, aku harus panggil apa, Tuan?"

Cup!

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang