Dipaksa Menikah

160K 8.5K 692
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 15.50 WIB. Waktu Sensa untuk pulang dari universitasnya. Selain menjadi mahasiswi, gadis itu juga bekerja paruh waktu di sebuah restoran sebagai pelayan untuk membantu kebutuhan keluarganya. Masalah biaya sekolah, Sensa tak perlu khawatir karena dia mendapatkan beasiswa. Sensa berjalan menyusuri koridor kampus dengan membawa buku di tangannya.

Ting!

Terdengar seperti ada bunyi notifikasi. Sensa berhenti sejenak, diraihnya ponsel tersebut. Tertera ada sebuah pesan.

[Sensa, seminggu lagi Kakak akan pulang.]

Sebuah senyuman terukir dari mulut gadis itu setelah membaca pesan.

[Baiklah, Kak. Akan Sensa tunggu kedatangan Kakak]

Itulah balasan dari gadis berbaju pink. Gadis itu kembali berjalan dengan hati yang berbunga-bunga. Siapa yang tidak akan berbunga-bunga jika kekasih yang dicintainya sebentar lagi akan pulang dari luar negeri? Mereka berdua tidak akan terhalang oleh jarak lagi

'Aku sudah tidak sabar lagi menunggu kedatangan Kak Dava,' batin Sensa kegirangan.

Setelah sampai di parkiran, gadis itu langsung memasukkan bukunya ke tas. Sensa mengayuh sepedanya. Cuaca yang cukup panas membuat gadis yang di sepeda kewalahan dan berniat untuk membeli minuman. Sensa memarkirkan sepedanya di depan warung.

"Mas, beli aqua gelasnya satu." Sensa langsung membuka lemari pendingin,  meraih pesanannya. Setelah mendapatkan Aqua, gadis itu langsung mengeluarkan uang 1000 rupiah.

Tanpa basa-basi, Sensa langsung meminum aqua gelas tersebut. Mungkin karena faktor haus, gadis itu langsung meminumnya dengan sekali teguk.

"Uhh, segarnya." Kini, minuman itu habis. Sensa kembali menaiki mengayuh sepedanya menuju rumah.

Senyuman gadis ceria itu tak kunjung hilang akibat notifikasi yang barusan dia baca. Hari ini, Sensa tak perlu kerja karena dalam seminggu sekali, dia dikasih libur oleh bosnya. Sensa memilih libur di hari senin, sebab jadwal kampusnya sangat padat.

Tit!

Bunyi klakson mobil seseorang membuat Sensa terperanjat kaget. Gadis itu kehilangan keseimbangan, sitang sepedanya berarah tidak karuan. Hal itu membuat Sensa jatuh.

Buhg!

"Aaa!" teriak Sensa. Gadis itu merasakan sakit di lutut dan sikunya.

Gadis itu mencoba untuk berdiri, tetapi dia merasakan sakit yang teramat di lututnya. Pelan-pelan, gadis yang berusia 20 tahun itu mencoba untuk berdiri, pada akhirnya Sensa berhasil.

Sensa berjalan melihat sepedanya. Alangkah terkejutnya dia melihat ban sepeda depan sudah lepas dari sarang. Gadis baju pink langsung berkacak pinggang, lalu menoleh ke belakang. Naasnya tidak ada orang di belakangnya.

"Sialan! Kukutuk orang yang sudah membuat aku seperti ini!" pekik Sensa.

Untung tempat kejadian itu tidak jauh dari rumahnya. Sensa langsung berjalan dengan mendorong sepedanya. Di tengah jalan, dia tak kunjung berhenti mengumpati seseorang yang sudah membuatnya seperti itu.

****

Setelah sampai di rumah, dia nampak heran. Kenapa pintu utama rumahnya bisa jebol? Tanpa salam, Sensa langsung menerobos masuk. Sudah didapatinya sang ayah sedang duduk di kursi dengan wajah yang sudah bonyok.

"Ayah, Ayah kenapa?" tanya Sensa heran. Gadis itu langsung duduk di samping ayahnya. Menatap ayahnya heran.

Saat Sensa mau berangkat kuliah, semuanya masih baik-baik saja. Wajah ayahnya masih mulus walau sudah ada sedikit keriput. Berbeda di saat dia sudah pulang sekolah, pintu utama jebol, wajah ayahnya lebam. Kenapa dengan semua ini? Apa yang terjadi? Itulah yang ada di benak gadis berusia 20 tahun tersebut.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang