Mafia Vs Gangster

50.6K 3.3K 41
                                    

Usai kepergian sang suami. Sensa kembali masuk ke rumah sambil senyum-senyum tak jelas.

"Tadi, dia kenapa, ya?" gumam Sensa. Kakinya terus melangkah menuju ruangan olahraga. Sensa ingin olahraga agar tubuhnya bugar.

                  ***

 Menghilangnya Johan tanpa kabar membuat keluarganya mengadu pada pihak berwajib. Para polisi sedang mengacak dan menginterogasi tempat-tempat yang dihadiri Johan sebelum dikabarkan menghilang. Namun, sampai sekarang belum kunjung ada titik terang keberadaan pria tersebut.

Menghilang tanpa jejak, membuat polisi semakin yakin kalau itu ulah mafia. Bertahun-tahun polisi mencari siapa bos dari mafia tersebut , tetapi tidak kunjung menemui hasil.

 Lucas hanya bisa tersenyum melihat polisi yang bertanya pada karyawan perusahaannya. Polisi tidak curiga pada Lucas, sebeb saat kejadian ia mengatakan kalau dia masih di Amerika. Dengan beberapa bukti, polisi yakin kalau Lucas tidak terlibat. Padahal Lucas lah yang bermain di balik ini semua.

 Namun, di pasar gelap sedang gempar karena utusan gangster datang ke markas mafia yang dinaungi oleh Lucas. Padahal, orang luar tidak ada yang mengetahui letak markas mereka. Sudah bisa ditebak, anggota Lucas sudah ada yang berkhianat fatal. Gangster itu meminta agar berbagi kekuasaan.

Berkali-kali Sean memberi pesan, tapi tidak kunjung dibalas oleh Lucas.

 “Benua masih banyak. Ngapain kalian ngemis-ngemis agar berbagi kekuasaan? Intinya, seluruh Asia dan perdagangan ilegal yang berada di Asia, akan tetap ditagih oleh anggota kami!” tegas Sean. Sesekali ia meneguk minuman yang ada di botol. Memang betul, hiburan malam, tempat perjudian, setiap bulan akan ditagih oleh mafia yang dinaungi Lucas.

 “Wah, kamu hanya suruhan bos-mu, kamu sudah berlagak seperti bos saja,” ucap kepercayaan gangster, kata yang mengandung hinaan menurut Sean.

 Tangan Sean sudah mengepal, tetapi dia harus tentang. Dia harus pandai meredakan emosi agar tidak terjadi peperangan yang tidak diinginkan.

Anthony—sang kepercayaan ketua gangster senyuman menyeringai melihat perubahan wajah Sean yang terlihat kesal.

"Jika kami tidak mendapat bagian, maka kami akan mengadu pada pihak yang berwajib. Bahwa kami sudah menemukan markas mafia!" ancam Anthony.

 Sean menatap tajam Anthony.

 “Ayolah berbagi, kalian jangan rakus. Lagian kalian juga sangat pengecut, kalian hanya berani melawan orang yang lemah saja. Coba kalian lawan mafia luar negeri, berani, gak, kalian?” ucap pria berbadan besar dan sudah dipenuhi tato. Pria tersebut langsung berdiri, lalu berjalan ke arah Sean.

“Kalian sangat pengecut, bekerja saja sembunyi-sembunyi. Coba lihat mafia yang berada di luar negeri, mereka pantas diajukan 10 jempol. Lalu, kalian mafia yang seperti apa? Kalian hanya mafia banci,” bisik Anthony. Apa dia tidak tahu dengan siapa sedang berhadapan?

 Sean sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Ia langsung memukul jidat Anthony dengan botol minuman. Setelah itu, Sean langsung menggorok leher pria yang sedang menantangnya.

Srek!

"Akhh!" teriak Anthony.

Para gangster langsung murka melihat atasan mereka sudah mati. Mereka langsung berdiri, begitu juga dengan mafia. Para mafia langsung menyodorkan senjata api. Jumlah mafia yang sangat banyak, mustahil untuk dilawan gangster. Bisa-bisa nanti mereka mati konyol seperti Anthony.

 “Tunggu pembalasan kami! Ingat, kami sudah mengetahui siapa bos kalian. Akan kami cari orang yang bisa kami jadikan alat!” ancam salah satu gangster. Mayat Anthony sudah diangkat oleh dua orang gangster. Setelah itu, mereka langsung pergi.

Sean hanya senyum penuh kenangan. Beberapa detik kemudian, ia langsung menatap tajam anggotanya.

 “Apa  hukuman yang diberikan Lucas masih kurang, sehingga kalian masih berani berkhianat? Jika aku mendapat pengkhianat itu, kali ini aku yang akan menghukum mati kalian?!" ancam Sean.

***

 Seharian ini, Sensa hanya di rumah sambil menonton drama kesukaannya. Lama-lama ia menjadi bosan. Ia langsung keluar dari kamar, berniat untuk keluar dari rumah. Lucas sudah mengizinkan Sensa keluar, asal jangan jauh-jauh. Tidak apa-apa, dari pada sama sekali tidak diizinkan seperti dulu.

 Kini, Sensa sudah berada di luar mansion. Ia berniat untuk berjalan-jalan. Di sepanjang jalan, ia melihat banyak poster yang ditempel.

Sensa tidak mau tahu apa isi poster itu. Kini, yang ada di otaknya bisa jalan-jalan. Namun, satu poster itu ada yang jatuh tepat di hadapannya, mungkin karena hembusan angin poster itu jatuh. Sensa langsung mengambil kertas tersebut, lalu membacanya.

 Isi dari poster itu ternyata berhubungan dengan kehilangan Johan dan buronan terhadap bos mafia. Sekarang, Sensa beralih membaca tentang buronan mafia. Ia melihat foto mafia itu seperti pakaian Lucas di waktu yang lalu. Semuanya serba hitam seperti malaikat maut.

Di situ tertera, barang siapa yang menemukan bos mafia, maka akan diberi hadiah sebesar 2,5 M. Sambil berjalan ia membaca isi poster sambil makan es krim. Sehingga tidak sengaja ia menabrak seseorang. Es krim Sensa jatuh ke sepatu pria yang ditabraknya.

 “Sial! Kalau jalan pake mata bang*at!”

 Plak!

 Satu tamparan keras mendarat di pipi Sensa, sehingga sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Wanita itu langsung memegang pipinya yang terasa sangat panas. Wanita bergingsul itu langsung menghapus sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

 “Jilat sepatuku yang kotor ini! Kalau tidak, kamu akan kubunuh!” ancam pria yang kira-kira berumur 30 tahun.

 “Hah?” Sensa melotot melihat pria yang berada di hadapannya.

 Pria tersebut langsung menjambak rambut Sensa sampai menunduk. Entah apa yang merasuki pria tersebut. Padahal Sensa tidak sengaja menabraknya.

Sensa sudah menangis, sebentar lagi mukanya akan mencium sepatu pria jahat tersebut. Tidak lama dari itu, mobil berwarna hitam berhenti. Pemilik mobil langsung keluar.

 “Sial! Lepaskan tanganmu dari rambut istriku!” sergah Lucas.

 Pria berumur 30 tahun itu langsung membulatkan mata, kala wanita yang sudah ditampar ternyata istri dari Lucas Glenn Jmess. Pria tersebut langsung melepaskan jambakannya dari rambut Sensa.

Wanita tersebut langsung berdiri. Darah Lucas langsung mendidih ketika wajah cantik istrinya sudah berwarna merah dan ada memar.

 Tanpa basa-basi, Lucas langsung membogemi pria yang sudah menyentuh istrinya dengan kasar. Pria yang berumur 30 tahun itu jatuh ketika ditendang oleh lawan. Melihat ada batu yang besar, Lucas langsung mengambil batu itu, kemudian melempar batu besar tersebut ke kepala pria yang sudah menyakiti istrinya.

"Aaaa!"

 Sensa langsung menjerit melihat pemandangan di hadapannya, ia langsung menutup wajahnya dengan telapak tangan. Kepala pria tersebut sudah hancur. Lucas langsung memeluk sang istri yang terlihat syok. Pria berbaju tuxedo langsung memapah istrinya ke mobil.

 Di mobil tidak ada yang bicara, Sensa masih syok jika mengingat kejadian yang tadi.

Sesampainya di rumah, pasutri tersebut langsung masuk. Lucas langsung mencari kotak p3k untuk mengobati memar yang ada di wajah istrinya. Sudah mendapat kotak p3k, pria tersebut langsung mengobati memar sang istri. Sesekali wanita itu meringis.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang