Mafia

71.1K 4.5K 41
                                    


 Siang sudah berganti malam, matahari sudah berganti dengan bulan. Usai makan malam selesai dan Sensa sudah tidur. Seperti biasa, Lucas akan pergi ke pasar gelapnya dengan pakaian serba hitam.

Siapa saja yang melihat pria itu pasti mengira malaikat maut. Sesampainya di tempat tujuan, pria tersebut sudah melihat anggotanya sedang party. Ada yang mengonsumsi obat-obatan terlarang, ada yang bermain dengan wanita-wanita. Eits ... tunggu dulu, sindikat mafia yang dipimpin Lucas bukan pria saja, tetapi ada juga wanita.

 Wanita-wanita itu yang suka rela masuk dalam sindikat mafia yang dinaungi Lucas. Entah apa alasan mereka, tidak ada yang tahu, kecuali wanita-wanita itu dan Tuhan. Terkadang mereka menyesal karena masuk ke sindikat itu, ingin sekali mereka keluar. Akan tetapi, Lucas tidak mengizinkan. Siapa yang sudah masuk, jangan harap bisa keluar tanpa seizin dari sang bos.

 Wanita-wanita yang sudah berlumuran tato itu hanya bisa pasrah. Terkadang mereka hanya dijadikan sebagai pemuas nafsu serakah mafia yang lain.

Sudah pernah ada satu kejadian, salah satu mafia perempuan melarikan diri. Namun, dengan mudahnya Lucas menemukan wanita tersebut. Kemudian, ia memberi hukuman dengan mencincang tubuh wanita tersebut.

 Lima tahun polisi memburon keberadaan sang bos mafia, tetapi tidak kunjung mendapatkan bos tersebut. Sebab, para mafia tidak pernah mempublikasikan identitas mereka yang sebenarnya.

Poster sang bos mafia sudah pernah disebar luaskan. Akan tetapi, tidak ada satupun yang mengetahui siapa laki-laki yang ada di poster itu. Bagaimana orang bisa mengenalinya, jika semuanya serba hitam. Hanya saja masyarakat melihat kalau sang bos mafia itu memiliki berewok.

 “Bagaimana semua, apa sudah aman,” ucap Lucas. Seluruh anggotanya langsung menghentikan aktivitasnya.

 “Semuanya aman, Bos,” jawab salah satu anggota Lucas.

 “Kami juga sudah mengirim 10 kotak obat-obat itu, dan tiga senjata api,” ujar Johan.

 “Kalian lanjutkan aktivitas kalian.” Lucas langsung duduk di bangku kerajaan sambil menghisap rokoknya. Meski ia memiliki obat-obat terlarang, Lucas tidak pernah mengonsumsinya, ia hanya mengonsumsi rokok. Sulit dipercaya, tetapi itulah faktanya.

 Anggota Lucas kembali melakukan aktivitasnya. Berhubungan layaknya suami istri, sudah biasa dilihat sang bos mafia. Sang bos tidak pernah mengganggu kesenangan anggotanya jika dalam melakukan aksi tanpa merugikan Lucas. Mata Lucas sudah diserang kantuk, ia langsung pulang.

 Perlahan mata Sensa mulai terbuka, dia melihat ke samping, tetapi tidak ada seorang yang membuat hatinya dongkol. Tanpa basa-basi, ia langsung berlari ke kamar mandi, ia sudah kebelet pipis.

Setelah selesai, ia langsung keluar dari kamar mandi. Jam sudah menunjukkan pukul satu  dini hari. Akan tetapi, suaminya tidak ada di kamar. Setahu Sensa, tadi Lucas masih berada di sebelahnya.

 Ceklek!

 Sensa terperanjat kala melihat seorang berbaju serba hitam wajahnya tidak bisa dilihat karena pria tersebut memakai topi sembari menundukkan kepala. Tubuh wanita itu sudah bergetar hebat. Pria berpakaian serba hitam itu semakin mendekat.

 “Siapa kamu?! Pergi dari sini! Atau aku akan memberi tahu kepada suamiku! Apa kau tidak tahu kalau suamiku, Lucas?!” teriak Sensa sambil mundur ke belakang.

 Ada senyuman di bibir pria tersebut, ketika Sensa mengatakan kalau suaminya Lucas.

"Hahahaha!"Pria tersebut langsung membuka topinya, lalu melempar topinya tepat ke wajah Sensa.

 'Dasar monster sialan,' batin Sensa. Hampir saja jantungnya mau copot Sakin takutnya melihat pria berpakaian serba hitam itu. Tau-tau, itu suaminya sendiri. Wanita itu memanyunkan bibirnya, lalu merebahkan bobot tubuhnya lagi.

 “Dasar penakut,” ledek Lucas. Pria itu juga langsung merebahkan tubuhnya.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang