Harmonis

43.1K 2.8K 41
                                    

Setelah ikatan cinta habis, Lea pergi ke kamarnya. Begitu juga dengan Lucas dan Sensa. Di sepanjang jalan, Sensa terus memasang wajah kecut. Sungguh, ia sangat jengkel pada suaminya. Bisa-bisanya sang suami mengukir wajah Sensa seperti badut jalanan.

"Piwwit." Lucas bersiul. Namun, tak dihiraukan oleh Sensa. Lucas langsung berlari, kemudian merangkul istrinya.

"Jangan ngambek gitu, wajah jelekmu semakin jelek. Konon katanya, kalau suami dikacangi, dia akan pergi ke kandang janda yang aduhai."

Sensa langsung berhenti berjalan. Ia tatap mata suaminya dalam-dalam.

"Kata siapa? Siapa yang sudah menyebar mitos bodoh itu? Kalau mau pergi ke rumah janda. Ya, gak papa. Kasihan kamu, katanya ganteng, masa dapatnya janda. Aku aja yang biasa-biasa aja dapatnya yang perjaka." Sensa kembali berjalan tanpa memperdulikan raut wajah suaminya.

Sensa langsung menghapus lipstik yang ada di wajahnya dengan tisu basah. Tidak lama dari itu, Lucas datang. Ia langsung memeluk istrinya dari belakang.

"Kali ini biarin aku memelukmu, aku takut kehilanganmu. Kali ini saja," ucap Lucas.

Sensa berbalik. Tidak biasa-biasanya Lucas berbicara seperti ini. Kira-kira kenapa dengan Lucas? Sensa menatap intens manik hitam milik suaminya. Mencari tahu apa yang sedang terjadi pada suaminya.

"Aku mencintaimu Sensa, melebihi aku mencintai diriku sendiri." Lucas memegang pipi istrinya.

Sensa semakin tidak paham. Ia langsung menarik tangan Lucas agar duduk di ranjang.

"Sebenarnya, kamu kenapa, sih? Aneh banget. Kerasukan, ya. Hahahaha."

Senyuman dari Sensa menular, sehingga Lucas ikut tersenyum melihat betapa manisnya istrinya. Apalagi ketika senyum dan tertawa.

"Kita jalan-jalan, yuk," ajak Lucas.

"Tapi, ini kan udah malam."

"Kali ini aja, aku mohon nurut sama aku."

"Sayang, ini sudah jam 10 malam. Nanti, masuk angin. Besok kan hari Senin, kamu mau ke kantor."

Melihat perubahan wajah suaminya, Sensa menjadi tak enak hati. Namun, inikan sudah malam.

"Bagaimana jika kita duduk di balkon saja, kita lihat bulan sama bintang bareng-bareng."

Lucas mengangguk. Sensa langsung berdiri dan mengambil tikar agar mereka nanti tidak masuk angin jika duduk di lantai.

Di balkon, pasutri tersebut melihat bulan dan bintang yang berkedip-kedip. Sensa duduk sambil bersandar di dinding, sedangkan Lucas rebahan. Kepalanya berada di paha Sensa. Tangan Lucas terus saja menggenggam jemari lentik istrinya, enggan untuk melepaskan.

Sensa mengelus kepala Lucas. Sepertinya, mereka sedang berpindah zona. Dari zona tom & Jerry ke zona romance.

Dinginnya angin malam menyapa tubuh sejoli tersebut. Sesekali, Sensa menutup mata untuk menikmati angin tersebut. Ia sama sekali tidak merasa kedinginan karena kehangatan sedang bersamanya.

"Meski banyak pria baik di belahan dunia ini, aku tak akan pernah menyerah untuk menjadi yang terbaik dalam hidupmu. Dan maaf, setelah bersamaku hidupmu selalu dalam keadaan bahaya. Terimakasih sudah bertahan," ucap Lucas sambil menatap mata cokelat istrinya.

Sensa membalasnya dengan senyuman. Lalu, ia melihat ke langit hitam.

"Aku tidak akan menuntutmu menjadi yang terbaik dalam hidupku. Tidak peduli betapa beratnya cobaan yang ingin menggoyangkan hubungan kita. Aku akan tetap mencintai. Dan aku sangat bahagia jika bersamamu." Sensa langsung melihat wajah suaminya.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang