Hukuman Untuk Pengkhianat

60.8K 3.9K 106
                                    

Lucas sedang mempersiapkan barang-barang, ia sudah tidak sabar lagi untuk pulang. Dia sangat takut jika sang istri betul-betul pergi kawin lari. Arnold sudah pergi untuk membeli tiket pesawat, hari ini mereka akan pulang ke Indonesia.

2 jam kemudian. Arnold sudah datang membawa dua tiket. Pria tersebut langsung menyusun barang-barang karena sang big bos mendesak agar cepat. Setelah mereka berdua siap, mereka langsung turun ke bawah untuk meminta izin pada Winstons. Di ruang tamu sudah ada Winstons dan Jenifer sedang duduk berjauhan.

"Lucas, kamu mau ke mana?" tanya Winstons.

"Ya, mau pulanglah. Kan gak mungkin mau arisan," jawab Lucas.

"Kenapa secepat ini?"

"Aku sudah tidak tahan lagi di rumah ini. Entah mengapa rumah mamaku ini sekarang dihuni oleh ular. Dan papa malah memelihara ular tersebut!" tekan Lucas.

'Cepat-cepat pergi anak sialan, sebelum aku mematokmu,' batin Jenifer sambil menatap tajam Lucas.

Lucas dan Arnold langsung keluar. Mereka diantar ke bandara oleh anak buah Winstons. Setelah beberapa jam, mereka sudah sampai di bandara.

Saat ini, awak-awak pesawat sedang menginterogasi pesawat untuk menjamin keselamatan penumpang. Beberapa menit kemudian penumpang sudah masuk, pesawat juga sudah lepas landas.

***

22 jam menempuh perjalanan, pesawat sudah mendarat di bandara Indonesia dengan selamat. Tadi, Arnold sempat memberi tahu anak buah Lucas agar menjemput mereka di bandara. Setelah sang anak buah sudah sampai, mereka langsung masuk ke mobil.

Ting!

Bunyi notifikasi dari ponsel Lucas, ia langsung mengambil ponselnya.

[Lucas, kepercayaanmu menggelapkan uang perusahaan sebesar 5 M] ucap via SMS yang tidak lain adalah Sean.

Napas Lucas langsung memburu ketika membaca pesan tersebut. Saat Lucas pergi ke Amerika, ia mempercayai perusahaannya pada seorang yang sangat ia percaya, bernama Johan. Akan tetapi, pria itu sudah mengkhianati Lucas dengan menggelapkan uang perusahaan sebesar 5M.

[Apa sudah kau amankan?] balas Lucas.

[Belum, soalnya sekretarismu baru mengabariku. Kata mereka kepercayaanmu itu sudah melarikan diri]

[Cepat cari dia. Kau, kan, bisa melacak keberadaan seseorang? Coba lacak keberadaan binatang itu!] murka Lucas.

"Hentikan mobilnya!" perintah Lucas. Anak buahnya langsung menghentikan mobil, Arnold menatap heran pria yang di belakangnya.

"Kamu turun dari sini. Aku dan Arnold harus pergi," ucap Lucas, wajahnya masih merah padam.

Aura kemarahan sudah terlihat dari wajah Lucas. Jiwa ingin membunuh sudah merasukinya. Ia paling benci sama orang pengkhianat, dan orang yang dipercayainyalah yang sudah berkhianat. Arnold sudah tidak bisa berkutik lagi, ia juga sangat takut jika Lucas sudah berekspresi menyeramkan seperti itu.

Setelah sang anak buah turun, Lucas langsung melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Arnold sudah sangat takut di mobil, ia belum mau mati. Akan tetapi, sang big bos sedang marah. Sesekali pria tersebut mengucapkan istighfar. Jantungnya sudah mau lepas dari sarang. Apakah Lucas tidak takut mati jika melajukan mobil secepat itu?

Tidak memerlukan waktu yang banyak, mereka sudah sampai di pasar gelap. Seperti biasa, jika Lucas ingin membantai musuh maka tempatnya di pasar gelap. Arnold masih belum paham kenapa sang big bos bisa Semarah ini.

"Apa kalian sudah menemukan pengkhianat itu!" sergah Lucas.

"Masih di perjalanan, Bos," jawab salah satu Mafia.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang