Obsesi Membawa Petaka

43.6K 2.6K 87
                                    

Sore sudah berganti malam. Ruangan yang gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan. Suasana yang horor tidak sebanding dengan kesakitan yang dialami Sensa. Siapa saja yang melihatnya pasti akan merasa kasihan.

Bibirnya sudah bengkak akibat tamparan. Sudut bibir dan wajahnya sudah hampir di penuhi lebam. Matanya sudah seperti disengat lebah. Syukurlah, darah sudah tidak keluar lagi dari selangkangannya.

Wanita tersebut terus meringis kesakitan. Minta tolong? Dia harus minta tolong ke siapa? Tempatnya di sekap berada di tengah hutan. Hutan yang jarang dilewati oleh manusia. Hutan belantara, kemungkinan besar di huni oleh hewan-hewan buas.

Seperti malam ini. Suara hewan malam mengiringi isakan Sensa. Wanita tersebut sudah tidak tahu sampai kapan ia akan bertahan. Suara anjing seolah-olah sedang saling menyahut.

Di waktu yang sama, di tempat Lucas. Ia sudah mengumpulkan seluruh anak buahnya dan orang-orang tambahan untuk mencari Sensa.

Ditanya satu persatu, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban yang memuaskan.

Ting!

Bunyi notifikasi ponsel Lucas. Ia langsung meraih benda perseginya. Dia sangat berharap kalau pesan itu berisi kabar baik.

Namun, ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Malahan pesan itu memperlihatkan video penyiksaan Sensa. Hati Lucas sudah seperti diiris-iris, kala ia melihat istrinya terus saja dipukuli.

Yang paling menyakitkan bagi Lucas, saat Sensa meminta tolong padanya. Beberapa detik kemudian ia membulatkan mata, kala ia melihat istrinya dicambuk.

Prang!

Lucas langsung melemparkan ponselnya sampai hancur lebur.

"An*ing! Sialan! Cepat kalian cari istriku! Jika dalam satu malam ini kalian belum mendapatkan kabar baik dari istriku aku tidak akan segan-segan membunuh kalian!"ancam Lucas.

Anak buah Lucas langsung menelan Saliva. Mereka tahu, Lucas tidak akan pernah main-main dengan ucapannya.

"Lucas! Kamu jangan seperti itu! Kamu harus tenang dulu! Mereka juga sedang berusaha menemukan istrimu!" balas Arnold. Jika dia dalam mode serius, maka dia akan mempertegas ucapannya.

"Kamu selalu mengatakan kalau aku harus tenang dulu! Istriku disiksa! Mereka memukuli istriku sehingga wajahnya lebam! Jika kau diposisiku, apa kamu masih bisa tenang?! Tidak! Kamu tidak akan bisa tenang!" Lucas menendang udara. Ia sungguh sangat frustasi melihat istrinya seperti itu.

"Kamu boleh panik, Lucas. Tapi, jangan bertingkah seperti itu. Itu tidak bagus, itu malah memperburuk keadaan. Aku tahu, kau sangat terluka. Aku ini sahabatmu. Apa yang kau rasakan, aku juga akan merasakannya." Arnold langsung memeluk sahabatnya, ia tahu sahabatnya sangat terluka.

Yang dikatakan Lucas memang benar. Jika dia di posisi Lucas, ia juga tidak akan bisa tenang jika istrinya disiksa. Arnold juga sempat mendengar jeritan pilu dan jeritan kesakitan yang dikeluarkan oleh Sensa.

"Kita cari sama-sama istrimu. Aku tau, istrimu orang yang sangat kuat. Dia pasti bertahan," ujar Arnold.

Anak buah Lucas sudah pergi mencari Sensa. Mereka sangat takut mendengar ancaman sang bos.

"Bagaimana kalau kita ke rumah Sean. Dia kan pandai melacak keberadaan seseorang. Kamu tenang saja. Kita pasti akan menemukan istrimu."

Kenapa baru sekarang Lucas mengingat Sean. Sean kan seorang hackers.

"Iya, kita harus ke sana!"

Mereka berdua langsung masuk mobil. Kali ini, Arnold yang menjadi supir. Ia sudah tidak mau lagi jantungan di dalam mobil. Apalagi sekarang Lucas dalam keadaan emosi, bisa-bisa nanti Arnold pingsan lagi.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang