Setelah selesai bermain dengan Leeory, Lucas langsung pulang ke rumah. Badannya sudah sangat lengket, banyak darah yang menempel di baju, akibat percikan darah Leeory.
Sebentar lagi, matahari akan terbenam. Pria tersebut semakin menggas mobil sport hitamnya.
Beberapa menit kemudian, ia sudah sampai di rumah. Pria tersebut langsung turun dari mobil, bergegas untuk mandi.
***
Di waktu yang sama. Di rumah sakit. Jemari lentik Sensa bergerak-gerak. Murni yang duduk di sofa tidak mengetahui hal itu. Perlahan, Sensa mulai membuka matanya. Pandangannya masih remang-remang. Namun, ia bisa meyakini kalau tempatnya saat ini di rumah sakit. Bau obat-obatan yang menyengat hidungnya.
Beberapa detik kemudian, Sensa merasakan sakit nyeri di punggungnya. Mungkin, bius operasi pengambilan peluru sudah habis.
"Nak Sensa." Murni langsung berjalan menuju brankar.
"Bik. Punggungku sakit," lirih Sensa. Seolah-olah sedang mengadu rasa sakit kepada ibunya.
"Sabar, ya. Nak. Tunggu biar Bibik panggil dokter." Murni langsung keluar untuk memanggil dokter, agar memetik keadaan Sensa.
Tidak lama dari itu, dokter wanita langsung datang dan masuk ke ruangan Sensa. Murni menunggu di luar. Wanita paruh baya itu langsung meraih ponselnya untuk menelepon Lucas.
"Hallo," ucap Murni.
"Ada apa, Bik?"
"Tuan, Nyonya sudah sadar," ucap Murni.
"Benar, Bik? Oke-oke. Aku segera ke sana." Lucas langsung mematikan ponselnya. Ia langsung bergegas memakai baju. Handuk masih melilit di tubuhnya karena ia habis mandi.
Setelah selesai memakai baju, Lucas langsung berlari. Ia sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengan Sensa. Ia sudah sangat rindu dengan mata cokelat nan indah milik istrinya. Lucas langsung menggas mobilnya.
***
Beberapa menit kemudian, Lucas sudah sampai di rumah sakit. Setelah turun dari mobil, ia langsung berlari menuju ruangan Sensa.
Lucas juga tidak lupa membawa buah-buahan yang ia beli tadi di tengah jalan. Kata dokter, orang yang baru selesai operasi sangat bagus jika mengkonsumsi buah-buahan.
Ceklek!
Lucas membuka pintu. Sensa dan Murni langsung menoleh ke sumber suara.
"Kalau begitu, Bibik pulang dulu, ya," ujar Murni. Sensa mengangguk. Murni langsung pergi keluar.
"Udah makan?" tanya Lucas. Sensa menggeleng.
"Kalau begitu, makan dulu." Lucas langsung mengambil bubur yang ada di nakas. Pria tersebut langsung duduk di bangku sambil menyuapi Sensa. Lucas juga mengambil Aqua yang ada sedotannya agar Sensa lebih mudah untuk minum.
Sekarang, Lucas beralih ke buah-buahan. Ia langsung mengambil buah apel. Pertama, Lucas mengupas kulit apel. Lalu ia potong-potong.
"Aakkk."
Sensa tersenyum, lalu membuka mulutnya.
Sensa merasakan keram di panggulnya. Ia juga merasakan pusing. Selain itu, ia juga mau muntah.
"Kamu kenapa?" tanya Lucas panik.
"Kepalaku pusing," jawab Sensa.
"Dokter!" teriak Lucas.
Dokter wanita tersebut kembali datang ke ruangan Sensa. Wanita berbaju putih langsung memeriksa kembali keadaan Sensa.
Ternyata ini semua diakibatkan oleh efek samping saat pembersihan rahim. Di mana pasien akan mengalami nyeri, pusing dan bahkan mual. Dokter tersebut tidak banyak bicara. Lucas sudah menegaskan agar tidak membicarakan hal keguguran itu di hadapan Sensa. Lucas takut jika nanti istrinya mengetahui tentang hal itu, Sensa akan merasa sedih. Lucas tak rela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]
Mystery / Thriller"Satu langkah kakimu keluar dari rumah, aku tidak akan segan-segan memotong kakimu!" Memiliki suami mafia berjiwa psikopat itulah yang dialami wanita cantik bernama Sensa Faira Azzahra. Mampukah Sensa hidup dengan suaminya yang kejam dan posesif itu...