Kacang Lupa Kulit

109K 6.2K 364
                                    

Matahari mulai menampakkan diri dari ufuk timur. Sinarnya yang menembus ventilasi kamar membuat seorang wanita terbangun dari alam mimpinya. Saat Sensa membuka mata, betapa terkejutnya dia, kala melihat tangannya memeluk Lucas. Dengan gerakan cepat, wanita tersebut langsung menjauh.

Sensa terus saja bertanya-tanya pada dirinya. Kenapa ia bisa memeluk suaminya dengan erat? Di mana guling pembatas itu? Wanita itu menoleh ke arah suaminya, lalu kembali menatap langit kamar

Sensa langsung beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Dia tidak perlu membangunkan suaminya karena ini akhir pekan. Akan tetapi, saat Sensa melewati meja rias, matanya menyorot kaca. Betapa terkejutnya wanita itu kala melihat lehernya ada warna merah. Sensa langsung mendekati kaca.

'Astaga ... kenapa ini? Kenapa di saat aku memeluk Lucas, aku jadi alergi? Aku harus membatasi diriku agar tidak kontak fisik dengan tubuhnya,' batin Sensa

"Kenapa denganmu?" tanya Lucas yang sudah bangun.

'Kau tanya lagi aku kenapa? Aku alergi gara-garamu! Atau jangan-jangan, semalam dia mengguna-guna aku lagi? Dia, kan seorang dukun? Dasar kau, Lucas! Dukun sialan! Kubaca ayat kursi kepanasan kau!' batin Sensa dengan kesal.

Bugk!

Sensa terperanjat ketika bantal mendarat di wajahnya. Lucas melempar bantal karena Sensa tidak menjawab pertanyaannya. Namun, mulut Sensa komat-kamit. Wanita berbaju piama langsung menatap tajam suaminya.

"Kondisikan matamu, kalau kau ingin selamat. Sebenarnya kamu kenapa, sih?" ucap Lucas seraya menahan tawanya.

"Sebelumnya, saya minta maaf dulu. Jadi, semalam saya memeluk, Tuan. Saya tidak tau siapa yang salah di antara k---"

"Jadi kau menyalahkanku?" potong Lucas.

Sensa menarik napasnya dalam-dalam, lalu mengeluarkannya. Tidak bisakah dia melanjutkan kata-katanya dulu?

"Tidak, Tuan. Saya yang salah. Jadi gini, saya mau membatasi kontak fisik langsung dengan, Tuan," ucap Sensa dengan datar. Tanpa disadari, wajah suaminya sudah merah padam.

Lucas langsung duduk, kemudian melempar istrinya lagi dengan bantal. Sensa menarik napasnya, kemudian menyuruh sang suami agar tidak emosi. Lagian wanita itu punya alasan.

"Tuan, aku punya alasan," ucap Sensa

"Alasannya apa?! sergah Lucas.

Pagi-pagi gini, Lucas mengawali hidupnya dengan berteriak. Teriakan suaminya yang keras, membuat Sensa mengorek telinganya dengan telunjuk. Tidak bisakah Lucas berbicara dengan pelan? Wanita itu langsung memanyunkan bibirnya.

"Aku kan semalam memeluk Tuan. Jadi, pas paginya, aku langsung alergi. Sebelum-sebelumnya, aku tidak pernah alergi jika bersentuhan dengan manusia. Akan tetapi, saat bersama Tuan, aku langsung alergi," ujar Sensa

Seketika kekesalan yang di wajah Lucas berubah ketika mendengarkan penjelasan istrinya. Lucas sudah tidak bisa menahan mulutnya agar tidak tertawa.

"Hahahaha. Kau adalah manusia bodoh yang pernah aku temui. Hahahahahaha. Uhuk ... uhuk." Sakin ngakaknya, Lucas sampai batuk-batuk.

'Kena kan, lo,' batin Sensa, mulutnya masih terbuka melihat ulah suaminya.

"Hahahaha. Aduh perutku." Lucas memegang perutnya yang sakit akibat terlalu ngakak.

"Tuan, bisakah aku pergi ke klinik?" tanya Sensa yang mulai kesal, sebab suaminya tidak kunjung berhenti menertawakannya meski sudah batuk.

"Hah? Ke klinik katamu? Hahahahaha. Astaga ... manusia bodoh ini, yang ada dokter akan menertawaimu. Hahahaha." Lucas kembali tertawa terbahak-bahak.

Suamiku Mafia Kejam [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang