-18-

4.5K 442 5
                                    

"Jadi..."

Shaka dan Rafka masih diam. Menunggu Rafa untuk melanjutkan ucapannya yang di jeda sejenak.

"Kemarin, gue lihat ada nenek nenek jalan sendiri kan ya—"

"Terus-terus?" Tanya Rafka antusias. Shaka yang duduk tak jauh dari Rafka, sontak menjitak kepala adiknya.

"Diam ogeb!" Rafka hanya nurut, malas berdebat.

"Okeh okeh, udah ya.. Nah terus gue coba ikutin deh, soalnya gerak geriknya mencurigakan gitu. Nah terus lo tau apa yang terjadi setelah itu?" Rafka semakin mendekat ke arah Rafa. Suasana seketika menegang.

"Gue lihat dia potong kepala orang njirr!" Ucap Rafa pelan setengah berbisik ke arah Rafka. Sedangkan Shaka hanya merotasikan matanya malas mendengar cerita karangan tak bermutu yang di buat oleh saudara kembarnya itu.

"HEH? PSIKOPAT DONG NENEKNYA?" Pekik Rafka heboh. Sedangkan Rafa mengangguk mengiyakan, tapi setelahnya menggeleng pelan.

"Syuttt, jangan sebut-sebut psikopat gila! Lo mau dia datangi hah? Terus di jadiin korban gitu?" Sontak saja, Rafka menggeleng.

"Nah, lo tau abis itu apa yang terjadi?" Tanya Rafa yang menyeringai kecil.

Keadaan hening. Shaka sendiri sudah tak ambil pusing dengan apa yang di lakukan dua kembarannya itu sekarang. Dia asik menskroll sosmednya. Sedangkan Rafka, anak itu sudah greget an sendiri pengen dengar kelanjutannya, tapi dia juga tegang dan takut.

"Ini kenapa pada ngegibah sih?"

"ANJ*R NENEK NYA DATANG! BANG**T LO BANG!" Umpat Rafka yang refleks kaget saat mendengar seorang perempuan dari arah pintu kamar Shaka.

"HEH? Dek, itu mulutnya minta bunda ikat?" Rafka tersentak kaget, kala menyadari yang bertanya tadi itu bundanya dan bukan nenek-nenek psychopath yang barusan di ceritakan Rafa.

"Eh ada Bundadari nih, hehe. Ampun bunda, gk lagi deh. Abisnya si abang nakutin." Balas Rafka sambil nyengir.

"Lah kok gue?" Tanya Rafa sewot, sedangkan Rafka hanya merotasikan bola matanya jengah. Shaka? Tak perlu di tanya, anak itu masih asik dengan handphone nya.

"Bukan elo, tapi si Shaka." Shaka yang merasa namanya di sebutkan, langsung menatap tajam ke arah Rafka yang justru sekarang nyengir lebar.

"Ngadu terus yang gak benar ke bunda. Udah ah, sana lo berdua keluar, gue mau istrahat gak jadi-jadi. Sana sana!" Usir Shaka yang di balas dengusan tak suka dari dua kembarannya, sedangkan bunda sendiri hanya geleng-geleng kepala.

"Yaudah, kalian balik gih ke kamar masing-masing, biarin Shaka istrahat dulu." Karena kasihan, akhirnya dua kembarannya itu meninggalkan kamar Shaka dengan sedikit dongkol, karena Sejujurnya mereka lagi ingin menistakan Shaka, tapi karena di suruh bunda balik ke kamar jadi gak jadi deh.

Huft~

━━━In the Middle━━━

Malam sudah tiba. Rafa, Shaka, dan Rafka sendiri asik menonton di depan tv ruang keluarga. Sebenarnya mereka ngumpul bertiga di ruang keluarga itu hanya untuk menunggu bundanya memanggil untuk makan malam.

Dasar emang, nunggu makanan doang, tapi gak bantuin :v

"Eh abis makan malam ke kamar gue ya ... ada yang mau gue omongin." Ujar Rafa tiba-tiba, membuat dua kembarannya menatapnya jengah.

"Ck, serius serius, ujung-ujungnya ngawur doang, lo mah!" Ketus Rafka.

"Ish, gue serius kali ini. Dan ini penting banget, gue mohon."

"Di kamar gue aja." Ucap Shaka dengan nada daftarnya seperti biasa. Sedangkan Rafa dan Rafka sama-sama dibuat melongo.

"Lo kesambet apaan, Shak? Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba nyuruh di kamar lo aja?" Tanya Rafka yang masih sedikit tak percaya dengan kembarannya itu.

"Ck, salah? Yaudah terserah aja." Ketus Shaka yang kini mulai bangkit menuju dapat, berniat membantu bundanya dari pada harus duduk dengan dua kembarannya, bisa-bisa dia darah tinggi nantinya.

"Aelah! Shaka! Becanda ih, ngambekan banget! Iya deh iya, di kamar lo aja! Shaka!" Pekikan Rafka tak main-main, Rafa di samping nya saja harus menutup telinga rapat-rapat. Berbeda dengan Shaka yang seolah tak peduli, dan kembali melanjutkan langkah nya menuju dapur.

"Malam bun ...." Sapa Shaka sedikit canggung. Karena jujur, rasanya sudah lama sekali ia tak berinteraksi sedekat ini dengan sang bunda.

"E-eh Shaka? Malam juga. Kenapa ke sini, hm?" Tanya bunda lembut. Walau kentara menyembunyikan rasa gugupnya.

"Mau bantu bunda aja. Di sana mereka berisik. Ini udah kan, bun? Aku bawa ke sana aja yaa ...." Bunda tersenyum kikuk, tapi setelah itu mengangguk mengiyakan. Sedangkan Shaka yang melihat itu, tersenyum tipis, tipis sekali, kemudian langsung membawa dua tupperware bundanya yang sudah berisi beberapa menu untuk makan malam hari ini.

"WAHH RAF, GILA GAK TUH! SI SHAKA TIBA-TIBA KESAMBET APAAN? TIBA-TIBA BANTUIN BUNDA! CK, KAGUM GUE!" Seru Rafka antusias bermaksud menggoda kembaran nya itu. Sedangkan Shaka sendiri hanya memutar bola matanya malas.

"Udah udah, sekarang makan dulu, nanti lanjut godain Shaka nya." Ujar bunda sambil terkekeh pelan. Shaka tak peduli, dia cuek saja, kesal juga dia rasanya lama-lama dengan si bontot.

━━━In the Middle━━━

Seperti kata Rafa tadi, dia ingin mengatakan sesuatu, dan di sinilah sekarang mereka bertiga, di kamarnya Shaka.

"Jadi apa? Jangan becanda lagi." Ketus Shaka, Rafa hanya mengangguk malas.

"Yaudah, jadi gini, ingat sama Evan, gak?" Tanya yang barusan di lontarkan Rafa menciptakan hening yang cukup lama untuk kedua kembar nya itu memikirkan nama yang terdengar tak asing itu.

"Kayak pernah dengar namanya, siapa ya?" Gumam Rafka pelan.

"Evan yang dulu bikin lo hampir masuk rumah sakit?" Tanya Shaka memastikan. Dan sontak hal itu membuat Rafka terkejut bukan main.

"Evan yang itu?!"

Rafa hanya membalas dengan anggu kan kecil.

"Kata Andi, dia balik lagi. Dan gue cuman mau lo berdua hati-hati. Gue takutnya dia malah salah target dan ngebahayain salah satu dari lo berdua. Paham, kan maksud gue?" Rafka dan Shaka mengangguk paham.

"Evan orang nya bisa ngelakuin segala cara buat bikin gue celaka, dan gue tau dia orang yang nekat, jadi Please kita harus saling ngejaga satu sama lain."

"Iya bang, lo gak usah khawatir. Kan ada si Shaka yang pinter bela diri." Ujar Rafka sambil menepuk dua kali bahu Rafa. Sedangkan Shaka hanya berdecak kesal, memang ya, dasar menyebalkan.

Tbc.....

Ya ampun, maafin ini serasa kacau amat dah 😭🙏

Plus ini kek nya banyak bngt dialog nya, hehe..

Maafin ya, In Syaa Allah next Chapter aku usahain gk sekacau chap ini, yaw..

Maafin sekali lagi kalau ngecewain yaa..

See u

09.04.21

𝑀𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝐶ℎ𝑖𝑙𝑑 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang