-33-

5.5K 461 11
                                    

Derap langkah kaki beberapa siswa-siswi yang berlalu lalang di koridor sekolah, lagi-lagi menjadi penyambut saat langkahnya memasuki kawasan sekolah tempat ia belajar.

Shaka memilih pergi awal untuk menghindari sarapan pagi bersama keluarganya. Bukan enggan atau bagaimana, ia hanya terlalu malas terjebak dalam canggung yang kadang menyesakkan.

"Pagi Jan!" Sapa Radit yang ternyata sudah tiba lebih dulu dari dirinya.

"Hm."

"Masih belum beres masalahnya? Suntuk mulu itu muka." Ragil yang memang berangkat dengan Radit itu menyahuti. Dan sekali lagi, Shaka hanya membalas dengan deheman singkat.

"Eh, bentar sore abis jam tambahan, jadi gak?" Tanya Radit. Shaka menghela napas panjang, sebelum akhirnya membuka suaranya.

"Iya, lo berdua bisa kan?" Radit dan Ragil mengangguk.

"Tapi lo udah booking tempatnya kan? Kalau belum mah gue ogah." Tanya Ragil yang kemudian mendengkus kasar.

"Udah lo tenang aja, lo berdua tinggal bantuin gue hias tempatnya." Mereka berdua hanya mengangguk. Tak ada salahnya juga membantu teman mereka itu.

Ya memang, sudah sejak dulu Shaka menanti hari itu tiba untuk memperbaiki hubungan keluarga mereka. Tepat di hari ulang tahunnya, Rafa juga Rafka. Dan Shaka berharap penuh, semoga besok semuanya berjalan lancar.

"Assalamualaikum." Shaka dan dua temannya langsung menoleh ke arah pintu masuk kelas mereka.

"Waalaikumsalam." Jawab mereka bertiga kompak walau sedikit kebingungan.

"Maaf, permisi Ka, izin pinjam ka Shaka nya ya, di panggil Bu Kyra, ada bimbingan latihan olimpiade Fisika." Ujar seorang gadis yang notebe nya adalah adik kelas mereka.

Shaka yang merasa namanya tersebut pun, lantas hanya bisa menghela napas panjang, sebelum akhirnya mengangguk.

"Duluan aja." Setelah kata itu terucap dari labium Shaka, gadis itu memilih berlalu begitu saja setelah izin kembali.

"Ck, orang pintar mah beda." Celetuk Ragil tiba-tiba.

"Ya beda plus ngeselin. Orang lain pada sibuk persiapan ujian kelulusan, gue malah sibuk fokus sama nih olimpiade, ngeselin." Gerutu Shaka, Radit hanya geleng-geleng.

"Udah gih sana, semangat bro!" Pekik Radit sebelum akhirnya mendorong pelan tubuh Shaka untuk segera pergi keluar. Sedangkan Shaka sendiri hanya bisa berdecak kesal karna hal itu.

"Nyebelin emang." Gumam Shaka pelan dan kembali membawa langkahnya menuju perpustakaan tempat biasa mereka latihan olimpiade.

Memang tiga hari lagi ada lomba olimpiade fisika antar sekolah. Dan Shaka menjadi salah satu perwakilan dari sekolahnya. Walau awalnya ia menolak, namun pada akhirnya dia dengan terpaksa menerima tawaran itu karena raut memelas guru pembimbing olimpiadenya itu.

Setidaknya mungkin ini akan menjadi olimpiade terakhir yang akan ia ikuti selama masa SMA ini.

∴━━━In the Middle━━━∴

16.35

Sore ini, seperti janjinya bersama dua temannya itu, setelah pulang ke rumah masing-masing mereka berkumpul kembali di salah satu resto yang menjadi pilihan Shaka untuk melancarkan misinya besok.

"Private room lantai dua. Langsung ke sana aja, takut selesainya malam banget." Ujar Shaka setelah menyeruput jus jeruk yang ia pesan tadi hingga tandas. Ragil dan Radit hanya mengiyakan, dan mulai mengikuti langkah Shaka yang berjalan terlebih dahulu.

Saat sampai di ruangan yang Shaka maksud, dua orang manusia yang berstatus sebagai temannya itu hanya bisa melong melihat betapa mewah interior private room di resto ini yang menjadi pilihan Shaka.

"Jan, yakin nih? Seriusan gue nanya! Ini habis berapa juta? Seniat itu lo persiapan semua ini?" Tanya Radit yang masih cengo.

"Huum, yang penting buat gue sekarang, keluarga gue bisa akur kayak dulu." Ujar Shaka sambil kembali menelisik setiap sudut ruangan yang ia pesan.

"Ini semua sih gue rasa setara sama uang saku gue selama tiga tahun, gila Shak, keren banget." Celetuk Ragil tiba-tiba yang juga masih terkagum-kagum melihat ruangan pilihan Shaka itu.

"Ck, udahlah jangan kayak gitu, sekarang mending bagi tugas, di bagian sana kalian yang dekor, buat yang bagian sini nya biar gue aja." Titah Shaka yang sudah mulai jengah melihat ekspresi berlebihan dua temannya itu.

"Ya udah iya, okeh dah. Ikut apa kata sultan mah." Balas Ragil cepat, dan mulai berjalan ke sisi ruangan yang di tunjuk oleh Shaka yang kemudian di ikuti Radit.

Selama beberapa menit awal, mereka hanya berdiskusi seperti apa, atau bagaimana letak yang pas untuk menaruh hiasan ini dan itu, tapi tepat di menit ke dua puluh lima, suara Ragil terdengar dan memberikan pertanyaan yang terlalu sulit buat Shaka jawab.

"Masalahnya besar banget ya? Eh sorry bukan kepo, tapi penasaran, hehe." Radit yang di samping Ragil pun langsung menjitak kepala Ragil dengan tidak santainya.

"Gak juga sih. Ya lo tau, salah paham pasti gak mudah di lurusin." Jawab Shaka tanpa menoleh ke arah sahabatnya.

"Btw, ngomongin keluarga lo, hampir lima bulan temanan sama lo, gue gak pernah lihat saudara lo deh. Lo punya saudara kan?" Sekarang justru Radit yang melontar tanya yang sujujurnya mampu Shaka jawab dengan gampang, tapi rasanya begitu sulit untuk menjawabnya.

"Hm." Hanya deheman itu yang Shaka perdengarkan. Tidak, belum sekarang saat yang tepat untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Terus kita gk ke cipratan pajak ultahnya nih?" Tanya Ragil menggoda Shaka sekaligus mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Dih ngarep banget. Tapi gak papa deh, PU nya nanti abis lomba olim gue. Udah lah, ini fokus dulu, bentar lagi udah mau maghrib." Ujar Shaka dan kembali fokus berkutat dengan bahan dekor lainnya.

━━━In the Middle━━━

Tepat pukul 7 malam, semua nya selesai. Dan itu cukup untuk membuat Shaka bernapas lega dan tersenyum puas.

"Gila Shak! Keren bangett." Celetuk Ragil saat melihat hasil dekorasi mereka bertiga.

"Hooh, sampe gue terkagum-kagum." Sahut Radit yang ikut menimpali.

"Thanks ya buat hari ini. Maaf ngerepotin." Ujar Shaka dengan senyum hangatnya. Radit dan Ragil saling melempar tatap sebelum akhirnya keduanya kompak tertawa.

"Kayak sama siapa aja. Kita do'ain moga besok semua lancar."

"Aamiin, sekali lagi thanks ya." Ragil dan Radit kompak mengangguk, lalu setelahnya izin pulang terlebih dahulu setelah berpamitan dengan Shaka.

"I hope tomorrow everything goes smoothly" 

[Tbc]

Assalamualaikum!

Haduhh maapin ini gak tau saya nulis apa...

Sekitar 2 atau 3 part lagi kita ketemu di ending yaww...

Makasih yang masih setia stay nungguin kelanjutan Shaka.

See you

19.04.21

𝑀𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝐶ℎ𝑖𝑙𝑑 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang