-17-

4.9K 464 6
                                    

Hari sudah sore, dan Shaka baru saja tiba di rumah setelah menghabiskan waktu nya di sekolah untuk belajar, walau sempat ada insiden kecil yang membuatnya melewatkan dua mata pelajaran awal.

"Baru pulang Shak?" Tanpa menoleh ke asal suara, Shaka bisa langsung menebak pemilik suara itu.

"Gak." Jawab Shaka dengan nada ketusnya, membuat salah satu dari dua kembarannya itu berdecak kesal.

"Lo mah di tanyain baik-baik juga." Gerutu kembarannya yang paling menyebalkan, siapa lagi kalau bukan si bungsu dari tiga kembar bersaudara itu.

Tak

"Aduh abang! Jangan ngejitak kepala gue juga kali." Pekik Rafka tak terima saat Rafa menjitak kepalanya.

"Makanya kalau saudara pulang tuh, jangan di ajak basa basi dengan pertanyaan yang sebenarnya gak butuh jawaban. Lo tau si Shaka kek gimana. Itu lagi lo gak lihat mukanya lelah gitu. Aduhh, peka dikit, adek!" Ucap Rafa yang menahan kesal kepada Rafka. Shaka sendiri hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku dua orang yang sayang nya adalah kedua saudara kembarnya.

"Lo berdua bisa diam gak sih?" Tanya Shaka yang berusaha menahan kesalnya. Kakinya ini sudah sangat pegal, dirinya ingin duduk walau sebentar, tapi dia kedua kembarannya ini seakan tak mengizinkan dirinya barang melangkah saja.

"Iya iya. Udah sana mandi, lo masih bau." Shaka berdecak kesal mendengar ucapan Rafka, enak saja dirinya di kata bau, orang masih harum kok.

"Gak sadar diri!" Celetuk Shaka yang kemudian langsung membawa langkahnya menuju kamarnya, meninggalkan dua kembarannya yang kembali saling melempar cerita atau sekedar bercanda.

****

   Shaka baru selesai mandi, dan menyegarkan dirinya. Tapi baru saja ia keluar dari walk in closet nya, Shaka langsung di Sungguhkan dengan presensi kedua makhluk bumi yang bermuka sama dengannya. Shaka mendengkus kasar. Menyebalkan memang, tapi entah kenapa kadang mendengar celotehan dua kembarnya itu kadang meleburkan semua rasa lelahnya. Sedikit alay memang kata Shaka, tapi dia jujur dengan semua itu.

"Hallo Shaka! Numpang ngerusuh ya. Habisnya sih, kamar lo yang paling nyaman, jadi enak di berantakin." Ujar Rafka sambil nyengir lebar. Shaka hanya bisa merotasikan matanya malas sebelum akhirnya mengambil posisi di atas tempat tidurnya, ah lebih tepatnya di tengah-tengah kembarannya.

"Ngapain ke sini?" Tanya Shaka dengan nada datarnya. Tapi hal itu tentu sudah biasa bagi mereka berdua yang hidup dengan Shaka sejak dalam rahim bundanya.

"Gak ngapa-ngapain sih. Cuman gabut doang." Jawab Rafka yang di balas dengan anggukan kecil dari Rafa.

"Oh ya, sekolah lo berdua gimana? Lancar-lancar aja kan?" Sebagai tertua di antara ketiga kembar itu, Rafa bertanya layaknya orang tua pada anaknya.

"Woh jelas lancar banget! Mana dua sohib gue itu traktirin gue seblak lagi. Katanya sih mau traktir aja karena udah berbaik hati sama mereka waktu itu. Tapi gue sih ngerasa gak ngelakuin apa-apa yee, jadi yaudah deh dari pada di sia-siain aja, gue ngangguk aja. Hitung-hitung dapat seblak gratis." Ucap Rafka menggebu gebu. Sedangkan Shaka masih tetap bungkam dengan diamnya. Sampai akhirnya ia membawa netra nya untuk menatap tajam ke arah adiknya.

"Gue bilang sama lo, kurangin makan pedas nya, gobl*k! Lo udah tau gampang sakit, masih aja ngeyel makan yang pedas-pedas." Ucap Shaka tegas, namun masih dengan suaranya yang tenang dan datar. Rafa yang mendengarnya hanya meringis, berbeda dengan Rafka yang hanya mempoutkan bibirnya kesal yang jatuhnya terlihat imut di mata kedua saudaranya. Ck, padahalkan mereka bertiga copy-an, otomatis mereka juga akan terlihat imut kalau berlaku seperti itu. Tapi sayang nya mimik wajah seperti itu tidak cocok untuk keduanya yang memiliki sikap lebih dewasa dan dingin dari si bungsu.

"Dih najis sok imut muka lo! Emang minta di gampar nih anak." Sarkas Rafa yang justru mendapatkan jitakan tak main-main dari Rafka.

"Pokoknya awas aja ketahuan, gue aduin ke bunda lo, biar langsung di seret ke rumah sakit." Rafka hanya mendengkus kasar, tapi tak ayal anak itu mengangguk patuh.

"Lo kok rada pucat si, Shak?" Pertanyaan yang di lontarkan Rafa langsung membuat Rafka ikut menatap Shaka. Sedangkan yang di tatap mulai risih.

"Ck! Apa lihat-lihat? Gue tau gue ganteng, jadi nggak usah norak!" Ketus Shaka. Rafka yang mendengar itu langsung melotot ke arah Shaka.

"Enak aja ya! Lo kepedan banget ngomong nya. Noh lo lihat ke cermin, wajah kita bertiga gak ada yang beda, eh ada ding, gue yang paling ganteng dan imut soalnya." Celetuk Rafka cepat yang langsung di tatap datar oleh Rafa dan Shaka.

"Ini orang benar-benar minta di sleding ke dinding kepalanya kayaknya." Geram Rafa yang justru di balas tawa ngakak dari Rafka.

"HEH! PANTAT PANCI, SINI LO!" Teriak Rafa yang sudah mulai ancang-ancang berlari. Rafka sendiri pun sudah berlari mengelilingi kamar Shaka yang ukuran kamarnya lebih besar dari pada kamar Rafa dan Rafka, beda tipis sih.

  Shaka tersenyum tipis menyaksikan aksi kejar-kejaran adik dan abangnya itu. Sebenarnya dia marah juga kesal, karena waktu istirahat nya benar-benar di ganggu oleh dua makhluk bumi yang sangat berisik itu. Tapi dia bersyukur, karena jujur melihat perdebatan kecil seperti itu membuat hati Shaka menghangat.

"ANJ- ASTAGFIRULLAH YA ALLAH! RAFAAA GUE MIMPI APA SEMALAM YAA?! KOK BISA-BISANYA GUE NGELIHAT SI SHAKA SENYUM TADI, TOLONG! PINGSAN GUE! HAH... SESAK NAFAS INI! HUAAA, FIX BURUAN BIKIN KABAR BERITA."

"OKEH OKEH LO SANTAI. HAI SELAMAT SORE, DENGAN SAYA REPORTER EFANDRA RAFAEL DINATA. SORE INI SAYA MELAPORKAN BERITA YANG SANGAT HOT DAN JARANG TERJADI. DI LOKASI KEJADIAN SAYA SAAT INI, SEORANG FAUZAN ARASHAKA DINATA SEMPAT TERSENYUM. WOW SANGAT MENGEJUTKAN BUKAN?" Shaka mengepalkan tangannya menahan kesal dengan tingkah heboh dua kembarannya ini. Dan untuk saat ini, ia menyesal karena menyunggingkan senyum tipis nya di depan dua manusia bumi ini. Padahal setahu Shaka sendiri, dia memang jarang tersenyum, tapi bukan berarti dia tidak pernah tersenyum, dan harusnya dua orang ini tidak menggoda nya seperti ini. Sungguh menjengkelkan.

"BERISIK!" Pekikan itu sontak membuat dua orang yang masih sama-sama heboh itu langsung mengatup mulut mereka rapat, sebelum akhirnya saling pandang dan kembali tertawa terpingkal-pingkal.

"KELUAR LO BERDUA! GUE MAU ISTRAHAT!" Shaka kesal, tentu. Tapi dua orang itu masih asik menertawai nya. Sampai akhirnya Rafa memilih berhenti lebih dulu, dan mulai duduk di tengah-tengah springbed ukuran King size milik Shaka.

"Okeh okeh, bentar diam dulu. Ada yang mau gue omongin." Seketika Rafka juga jadi ikut diam dan langsung duduk merapat di samping Shaka. Suasana menjadi lebih serius.

"Jadi...."





Tbc....

Maaf kalau alurnya masih ke acak ya.

Thanks juga buat yang mau sempatin mampir buat baca....

See u

28.03.2021

𝑀𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝐶ℎ𝑖𝑙𝑑 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang