3. First Conversation

34.1K 3.8K 142
                                    

Aku bersama Uwi keluar dari wohnung berbarengan. Sejak awal pindah ke Munich kami memutuskan tinggal di satu apartemen yang sama. Karena biaya sewanya jauh lebih murah dibanding tinggal sendiri di student room yang kecil.

Aku melepas pelukan tanganku pada lengan Uwi saat kami tiba di lobi apartemen. Kami akan berpisah di sini karena Uwi akan belanja groceries di sekitar apartemen. Sedangkan aku akan naik S-Bahn ke KFC.

"Maaf ya Beb nggak nemenin belanja. Gausah banyak-banyak nanti berat bawanya, lo juga kan bentar lagi balik Indo."

"Santai Ly. Hush hush, udah gih sana cepetan kencan sama Mas David. Mudah-mudahan bawa kabar baik." Sambil melambaikan tangan, Uwi jalan berbalik dan menggeret shopping troley bag.

" Sambil melambaikan tangan, Uwi jalan berbalik dan menggeret shopping troley bag

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartemenku dan Uwi berada di Freising, sebelah kota Munich. Munich merupakan kota termahal di Jerman. Jelas saja biaya sewa tempat tinggalnya pun nggak murah. Banyak mahasiswa TUM yang tinggal di Freising, karena daerah pinggiran kota Munich ini menawarkan harga tempat tinggal yang masuk akal. Aku saja hanya membayar sewa apartemen sebesar € 265/bulannya, murah karena patungan dengan Uwi.

Untungnya apartemen kami dekat stasiun S-Bahn Freising. Jadi pergi ke Munich pun sangat mudah, tinggal naik S-Bahn S1 di stasiun Freising menuju Munich. Aku akan turun di stasiun Feldmoching lalu transit untuk ganti dengan U-Bahn dan turun di Am Hart. Kemudian tinggal berjalan kaki ke KFC.

Transportasi umum di Munich ada empat macam, yaitu bus, tram (kereta listrik yang berada di tengah jalan raya kota), U Bahn (kereta bawah tanah), dan S Bahn (kereta yang berada di atas tanah). Mudah sekali kemana-mana karena ditunjang oleh fasilitas transportasi umum yang sangat memadai.

Aku tiba di KFC tepat pukul 5 pm. Pandangan mataku menangkap Mas David yang duduk di pojokan. Dengan sebucket KFC di atas meja, sesuai request yang aku mau.

"Mas, maaf aku baru sampe. Yaampun, ayamnya udah dipesan segala. Kamu udah lama ya nyampenya?" Perasaan sungkan menyergap karena aku membuat Mas David menunggu.

"Santai. Baru kok Ly. Ini ayamnya juga baru selesai dipesan. Ayo kita makan dulu aja ya."

Aku duduk berhadapan dengan Mas David. Kami dipisahkan oleh satu bucket ayam KFC.

"Sumpah sih Mas, ini aku ngiler banget. Udah lama banget nggak makan KFC."

Tanganku baru saja akan meraih satu paha ayam, namun dihentikan oleh tangan Mas David. "Cuci tangan dulu Ly baru kita makan."

Akupun segera bergegas mencuci tangan. Sudah nggak sabar melahap ayam KFC.

"Cocok kan saya minta ketemuan di sini. Sampai saya nggak bisa bedain ini kamu lapar apa doyan," sambil menggigit jatah ayamnya, Mas David terkekeh melihatku. Tanpa sadar aku sudah melahap tiga ayam, terlihat dari sisa tulang yang tergeletak di hadapanku.

"Enak banget Mas. Ngingetin sama Indo nggak sih. Yaa walaupun di sini nggak ada nasi." Aku mencocol kulit ayam yang crispy ke dalam saus tomat.

KFC di sini memang nggak jual nasi. Jelas lah ya, namanya juga bukan makanan pokok orang Jerman. Tapi memang makan KFC di sini terasa seperti makan di Indonesia. Ada rasa kenyamanan tersendiri.

I Wanna Get Lost With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang