22. One Fine Day in Como

19.8K 2.4K 164
                                    

Jarum pendek dan jarum panjang arlojiku bersatu mengarah pada angka 12. Kami baru saja tiba di Menaggio, dan belum juga makan siang.

"Laper, Mas," keluhku sambil mengusap perut. Cacing di lambungku sedang memadukan suara berbunyi kruyuk-kruyuk. Anehnya aku nggak malu sama Mas David. "Tuh sampe bunyi." Telunjukku mengarah pada perut.

Dia malah tertawa kencang. "Bukannya tadi udah diganjel sama potato chips? Sabar ya Adek. Kamu lagi mau makan apa? Please, don't answer up to me."

"Mau sushiiii," jawabku lemas.

"Coba tolong cari resto sushi di sekitar sini, Yi."

Dengan tangan gemetaran saking laparnya, aku mencari letak resto sushi di ponselku. "Yah, ada di jalan sebelah Mas. Bukan di jalan ini."

"Yaudah muter dulu ya."

"Nggak kuat, Mas. Random makan di mana aja deh. Laper banget, Mas. Sumpah nggak boong."

"Muka kamu sampai pucat gitu. Kita makan di Lido Menaggio nggak papa ya?" Mas David menyebut nama resto yang plangnya sudah terbaca beberapa meter di depan. Aku hanya menganggukkan kepala.

Mas David menuntunku yang sudah lemas untuk masuk ke dalam resto. Tempatnya sungguh luas. Dan juga indah sekali, padahal kami asal memilih. Tapi aku nggak peduli. Aku lapar sekali.

"Mau pesan apa?"

"Sumpah nggak bisa mikir. Apa aja, Mas. Tapi nggak mau pasta atau pizza." Aku merebahkan kepalaku di atas meja sambil memeluk perutku sendiri.

"Riso con pesce persico ya? Itu risotto. Nasi sama ikan."

"Iya nggak papa."

Beberapa menit kemudian hidangan pesanan kami datang. Makanan untukku adalah nasi yang sangat lembek, bertekstur sedikit creamy, khas risotto sekali. Sesungguhnya aku suka nasi goreng dengan beras pera, beras kualitas rendah yang bulirnya terpisah, agak keras dan nggak menggumpal. Jadi nasi lembek nyaris seperti bubur bukan favoritku. Tapi karna lapar, nggak sampai lima menit berhasil kulahap hingga habis tak bersisa. Ternyata enak juga.

"Lapar atau doyan, Yi? Gimana? Enak? Udah bisa mikir?" Mas David menggodaku sambil mengunyah pappardelle-nya dengan perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lapar atau doyan, Yi? Gimana? Enak? Udah bisa mikir?" Mas David menggodaku sambil mengunyah pappardelle-nya dengan perlahan. Pappardelle adalah jenis pasta yang sangat lebar dan pipih. Heran, nggak bosan-bosan dia makan pasta.

 Heran, nggak bosan-bosan dia makan pasta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Wanna Get Lost With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang