Aku dan Mas David asyik berbincang-bincang. Dulu aku pikir dia kaku dan dingin, makanya aku segan menyapa dia duluan. Ternyata dia easy going, obrolan kita satu frekuensi. Aku hampir merasa kita berdua seumuran, padahal umur kami terpaut empat tahun. Aku sampai nggak sadar tiba-tiba sudah berada di dalam S-Bahn menuju Freising.
"Mas, kok kita ke arah Freising ya? Emang mau kemana sih?"
"Ke rumah kamu. Nggakpapa kan?"
"Kok di rumah aku? Aku kira kita mau nongkrong dimana gitu."
"Saya pegel banget Ly, mau selonjoran. Kalau di rumah saya kan nggak ada siapa-siapa. Kalo di apart kamu pasti ada Uwi, tadi saya udah chat minta ijin ke dia." Lah kenapa minta ijin ke Uwi coba? Mas David saja nggak minta ijin ke aku, jelas-jelas aku yang sedang bersamanya sekarang.
"Oh." Nggak tau kenapa aku mendadak badmood.
"Kamu nggak suka saya main ke rumah?"
"Siapa yang bilang?"
"Kamu tiba-tiba diam cemberut gitu."
Dibilang cemberut, aku langsung melipat bibirku ke dalam. Mas David malah tertawa.
"Bercanda hahahahaha. Kamu gampang tertipu."
"Hmmm." Aku masih malas meladeni Mas David. Ih gue kenapa sih, kok kayak ngambek ke pacar aja.
"Ly, kalau kamu nggak mau, kita turun di stasiun selanjutnya lalu cari kafe yang dekat stasiun aja."
"Nggak usah, nggakpapa di rumahku aja. Aku juga cape mau tiduran Mas." Aku nggak enak juga kalau menolak. Walaupun sebenarnya ada rasa kurang ikhlas. Dia seperti lebih menganggap Uwi sebagai pemilik rumah.
Aku tiba-tiba teringat ayam KFC tadi, pikiranku memang random. "Mas, tadi berapa ya KFCnya? Aku belum bayar."
"Santai. Nggak usah, Ly. Saya traktir."
Hah demi apa? Aku tau sih dia kebanyakan duit, tapi kan nggak enak juga.
"Engga ah. Pokoknya aku mau bayar. Berapa?" Aku mengambil dompet dari dalam sling bagku. Bersiap mengeluarkan lembaran uang.
"Nggak usah, Ly. Kamu punya indomie nggak di rumah?"
Kuingat-ingat, sepertinya masih ada sisa satu bungkus indomie rebus ayam bawang. Aku menganggukkan kepala.
"Nah yaudah, bayar pakai itu aja. Saya masih lapar."
"Beda jauh dong Mas. Indomie cuma € 0,5. KFC lebih dari € 5."
"Kata siapa saya mau indomie mentah? Saya mau kamu masakin sekalian. Anggap aja harga 1 porsi indomie rebus, pakai sayur, telor, cabe sama saos. That must be delicious."
"Siap ndoro. Sekalian aja request tambahin nasi biar makin khas orang Indonya."
Mas David tertawa. "I can relate. Dulu saya juga hobi tuh makan indomie soto pakai nasi, double karbo tapi enak."
"Ih enakan indomie ayam bawang kali Mas."
Lalu sepanjang sisa perjalanan kami habiskan dengan berdebat masalah rasa indomie. Masalah yang sungguh berat.
----
"Aku nggak mau sekamar sama kamu, Mas!" Daritadi kami berdebat masalah akomodasi penginapan. Mas David memaksaku untuk setuju menginap di hostel berisikan 6 tempat tidur setiap kamarnya. Kamar tersebut akan diisi oleh 4 orang random lainnya selain kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Get Lost With You [COMPLETED]
RomanceDua minggu sebelum kepulangannya ke Indonesia, Lily tiba-tiba diputuskan pacarnya secara sepihak. Saking galau dan frustasinya, alih-alih pulang, tanpa pikir panjang dia malah memutuskan untuk menghabiskan liburan musim panasnya dengan jalan-jalan k...