42b. I Wanna Get Lost With You

49K 3.8K 1.2K
                                    

Pelan-pelan aja ya bacanya. Pendek soalnya.

Senyuman masih enggan hilang dari wajahku. Melirik cincin yang tersemat pas di jari manis, lengkungan di bibirku kian melebar. Malam ulang tahunku ditutup oleh lamaran dari Mas David dan parade kembang api tercantik di dunia. Kado terbaik dalam hidupku.

"Di Indo udah hampir jam 5 pagi, Yi. Mau telepon Mama Papa dulu?" Pertanyaan Mas David menarikku kembali pada kenyataan bahwa aku belum mendapat ucapan dari Mama Papaku. Pantas saja, rasanya belum penuh. Senyumku lenyap seketika.

"Iya, Mas. Mama Papaku belum ngucapin loh hari ini," jawabku lemas dengan wajah yang berubah mendung.

Kami sudah tiba di lorong apartemen. Seharusnya sinyal wifi sudah terkoneksi pada ponselku. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Rasanya nggak sabar mau menghubungi Papa Mama.

"Sebentar lagi juga mereka ngucapin." Mas David membuka pintu masuk.

Sambil melangkah dengan kepala menunduk, aku fokus mencari kontak Mama di aplikasi WhatsApp dan menekan ikon telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil melangkah dengan kepala menunduk, aku fokus mencari kontak Mama di aplikasi WhatsApp dan menekan ikon telepon. Kepalaku terangkat kala mendengar nada dering di dalam apartemen.

"Surprise!!!"

Aku hampir jatuh lemas terduduk, untung Mas David sigap menopangku. Di hadapan kami, ada seluruh anggota keluargaku lengkap. Mama, Papa, A Adit, Teh Kikan, Kalila, dan Kaysan. Apa aku mimpi?

"Yiyi mimpi nggak sih?" Mataku mengerjap berkali-kali.

Mereka segera menyerbuku dengan pelukan. Berebutan ingin memelukku dari depan. Menyandarkan kepala di dadaku, Mama yang mungil berhasil merebut posisi terdepan. Tangisan beliau pecah. Ah, ini bukan mimpi.

Meskipun berdiri di belakang Mama, tangan besar dan panjang Papa mampu memelukku dan Mama sekaligus. Teh Kikan merangkul bahuku dari sebelah kanan. Tangan Papa dan Teteh menghalangi A Adit yang ingin mendekat. Alhasil tangannya hanya bisa meraih kepalaku. Sedangkan Kaysan dan Kalila kebagian memeluk kakiku di kanan dan kiri.

"Selamat ulang tahun, Adek. Maaf baru sempat ngucapin ya, Nak." Setelah menepuk kepalaku, Papa melepaskan pelukannya.

"Happy Birthday, Dede," A Adit mencuri cubitan di pipiku.

"Selamat ulang tahun, Ateu. Minta kado," ucap Kalila dan Kaysan kompak.

"Kangen banget ih sama Dedenya Teteh yang suka bikin jantungan. Selamat ulang tahun ya De. Mudah-mudahan nurut ya dibilangin. Sering baca sama bales chat di grup." Teh Kikan, A Adit, Papa, Kalila dan Kaysan kembali bergabung di meja makan bersama Kak Rachel dan Steve.

I Wanna Get Lost With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang