Makasih ya udah sabar nunggu David Lily. 5000 kata, selamat menikmati.
Cahaya matahari mengintip dari celah mini blind. Aku terbangun karna silaunya.
"Good morning, love birds." Sambut Kak Rachel dengan wajah ceria.
Aku kebingungan mendapati diriku yang terbangun di atas sofa. Ada selimut yang menutupi tubuhku. Kapan aku ngambil ni selimut?
"Berisik, Chel." Mas David membalasnya dengan suara serak, khas dia yang baru bangun.
Aku mencari eksistensi Mas David. Ternyata dia berbaring di atas karpet.
"Mas? Kamu tidur di situ semaleman? Yaampun. Badan kamu pegel-pegel nggak?"
Dia bangkit duduk. "I'm okay, Yi. How's your sleep?"
"Good. Kamu juga nggak pake selimut loh cuma pake jaket doang. Kalo kamu sakit lagi gimana? Ayo naik duduk di sini, Mas."
"Pid, buruan cuci muka gosok gigi. Bantuin Steve masak." Kak Rachel memerintah dari balik cermin kecilnya. Sepagi ini dia sudah mandi dan sedang berdandan.
"Sebentar ya Kak Chel. Mas Davidnya masih ngumpulin nyawa. Mau dibantuin apa Kak?" Aku berdiri bangkit dari sofa sembari mencepol rambut panjangku.
"Nggak usah Yi. Saya aja. Saya ke toilet dulu."
"Wanna drink coffee? Or tea?" Aku menawarkan.
"Mineral water aja." Dengan mata setengah terpejam Mas David menyeret langkah kakinya menuju toilet.
Segelas penuh air mineral untuk Mas David kutaruh di atas meja makan. Aku bergabung kembali dengan Kak Rachel di living room. Dia masih berkutat dengan eye shadownya.
"Kak Chel, are you okay?"
"Never be this great. Why?" Dia melirikku beberapa detik. Lalu sibuk kembali dengan kuasnya.
"Aku cuma khawatir aja sama Kakak. Maaf ya Kak aku nggak bermaksud ikut campur. Semalem aku denger Kakak berantem. Aku takut Kakak kenapa-kenapa."
"Waw. Emang kedengeran sampe kamar sebelah?" Kak Rachel terkejut.
"Kurang tau. Semalem aku sama Mas Dave ngobrol di sini. Aku ngedenger dari sini sih."
"Trus Dave bilang apa?"
"Kakak lagi diskusi."
Dia malah tertawa terbahak-bahak. Bersamaan dengan Mas David yang membuka pintu toilet.
"Kesambet lo Chel?" tanya Mas David sambil menyeka wajahnya yang basah dengan handuk.
"Mas, airnya udah aku siapin di atas meja makan."
"Thank you, Yiyi."
Hingga Mas David menandaskan air mineralnya, tawa Kak Rachel belum juga reda. Dia terus menerus tertawa hingga terbungkuk sambil memukul-mukul bangku.
"Kak, udah Kak." Aku khawatir dia tersedak.
"Fix kesambet dia, Yi."
"Heh Dapiiid bisa-bisanya ya elu nipu anak orang. Lo bilang semalem gue diskusi sama Steve? Hahahahaha." Kasian bangku yang dia duduki. Karena kembali dipukul-pukul oleh Kak Rachel sembari terbahak-bahak.
Aku bingung apa yang lucu.
"Yi, sini tolong bantuin saya kupas kentang. Jauh-jauh kamu dari Rachel."
Percaya nggak percaya. Hingga kupasan kentang ketiga, Kak Rachel masih tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Get Lost With You [COMPLETED]
RomanceDua minggu sebelum kepulangannya ke Indonesia, Lily tiba-tiba diputuskan pacarnya secara sepihak. Saking galau dan frustasinya, alih-alih pulang, tanpa pikir panjang dia malah memutuskan untuk menghabiskan liburan musim panasnya dengan jalan-jalan k...