Aku dan Mas David kembali menelusuri Praha setelah cukup puas istirahat sejenak di kamar. Sepanjang jalan aku termenung, teringat chat dari Gema yang masuk ke handphoneku beberapa waktu lalu. Dia hanya mengirim satu kata yang terdiri dari tiga huruf, H-A-I. Tapi ternyata efeknya masih sedahsyat itu. Dadaku seketika terasa nyeri, daritadi aku sangat berusaha menahan diri supaya nggak menangis. Mood jalan-jalanku langsung turun drastis. Rasanya aku ingin di kamar saja menangis sepuasnya.
"Dek, kita langsung ke Charles Bridge aja ya." Sekarang Mas David sungguh konsisten memanggilku "Adek". Aku yang nggak bersemangat hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala. Terserahlah kemana Mas David akan membawaku pergi.
"Nah, itu Charles Bridge, Dek. Lihat, kokoh banget ya. Padahal umurnya lebih dari 600 tahun." Mas David menunjuk jembatan yang mulai terlihat dari kejauhan. Aku masih tetap diam mendengarkan Mas David bermonolog.
Ragaku di sini tapi pikiranku entah kemana, seperti melayang-layang. Aku malah mengingat masa awal "pdkt" dengan Gema. Dulu kata "Hai" yang dia kirim sanggup membuat perutku sakit dan tergelitik saking gugupnya. Tersenyum seperti orang bodoh saking senangnya. Betapa berbeda efeknya bagiku dengan saat ini.
Aku berusaha menghempaskan pikiranku tentang Gema. Aku menoleh pada Mas David yang sedang menunjuk kastil di seberang sana. Aku berusaha mendengarkan secara seksama kuliah sejarah Praha dari Mas David. Dia masih saja semangat menceritakan kisah dibalik berdirinya Charles Bridge. Padahal setiap kata yang terucap hanya masuk kuping kanan lalu keluar dari kuping kiri. Bahkan hanya seperti melihat video yang dimute, nggak ada satu katapun yang tertangkap.
Tapi aura semangat Mas David yang terus berkobar dan tidak pernah surut secara perlahan mulai mempengaruhiku. Padahal aku tahu dia kurang tidur, kantung matanya saja mulai terlihat. Dia pasti lebih lelah dariku. Tadi siang saja Mas David fokus mengerjakan pekerjaan kantornya yang tertunda sekaligus konsultasi dengan Profesornya di kamar. Tapi lihat sekarang, Mas David berdiri di sini, terlihat sangat menikmati perjalanan ini.
Kami mulai menapaki Charles Bridge yang membentang sepanjang 621 meter di atas sungai Vltava yang sangat besar. Aku mulai ikut memperhatikan sekitarku secara seksama. Pemandangan luar biasa di depanku mampu mengalihkan pikiran galauku sejenak. Mataku ikut menyusuri ke mana arah aliran sungai Vltava hingga terbatas mata memandang.
Cahaya matahari pukul tiga terpantul di atas air sungainya yang sangat bersih. Jangan bandingkan dengan sungai di Jawa Barat, jelas berbeda jauh. Di sisi kiri jembatan terlihat dari kejauhan ada kumpulan angsa yang sedang berenang berkelompok. Mereka mulai berpencar ketika perahu wisata mulai mendekat. Lucu sekali.
Aku nggak pernah tertarik memandang sungai Citarum lebih dari satu detik. Tapi lihat pemandangan di depanku, sungai besar yang membelah dua wilayah di Praha, bersisian bukit-bukit tempat bermukimnya koloni bangunan khas Praha yang seragam, terlalu cantik untuk dilewatkan. Aku sepertinya sanggup berdiri diam di sini selama satu jam hanya untuk menatap panorama Kota Praha di depanku.
"Sungai Vltava ini sungai terpanjang di Ceko. Dia membagi dua distrik, Praha 1 sama Praha 6. Jembatan Charles ini menghubungkan Old Town yang tadi kita kunjungi dan Lesser Town. Tahu nggak Dek? Lihat tuh patung-patung di pinggir jembatan. Ada total 30 patung loh di sepanjang jembatan ini. Patung Holy Roman Emperor Charles IV dan Jonh of Nepomuk yang paling disukai dan dihormati sama warga Praha." Suara Mas David mulai tertangkap oleh otakku.
"Kalo kamu bilang kamu mantan guide di Praha, aku pasti percaya banget."
Mas David tersenyum, "Saya sebenarnya mantan TKI di sini."
Aku sudah lebih dari 24 jam bersama Mas David, sudah paham bercandaannya yang serius tapi garing. "Lah iya. Kan aku ya majikannya kamu?" jawabku sambil memutar mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Get Lost With You [COMPLETED]
RomanceDua minggu sebelum kepulangannya ke Indonesia, Lily tiba-tiba diputuskan pacarnya secara sepihak. Saking galau dan frustasinya, alih-alih pulang, tanpa pikir panjang dia malah memutuskan untuk menghabiskan liburan musim panasnya dengan jalan-jalan k...