Otanjōbiomedetō Eren

895 99 21
                                    

Khusus cerita untuk si Jamet Paradise yang lagi berulang tahun. 30 Maret 2021. *Canda jamet

.

.

.

Cahaya matahari masuk merambat lurus melalui ventilasi dan jendela, menerangi kamar Eren namun cahayanya menyilaukan mata emerald yang masih terpejam itu. Perlahan, Eren membuka dan mengerjap-ngerjapkan matanya.

“Eren! Ayo bangun! Entar terlambat loh!”

Suara pecah khas ibunya sudah terdengar, menambah suasana ramai di pagi itu. Ia tidak menjawab, Eren langsung bangkit dan duduk di tepian tempat tidurnya. Ia mengucek matanya lalu menatap ke kalender yang ada di depannya, lebih tepatnya melihat tanggal 30 yang sudah ia lingkari dengan spidol merah.

Cowok itu kemudian tersenyum. “Selamat ulang tahun, wahai diriku sendiri,” batin Eren.

Benar, ini adalah hari ulang tahunnya. 30 Maret, adalah tanggal yang selalu ia tandai di kalender manapun. Kalender di kamarnya, kamar Mikasa dan juga Zeke, di dapur, ruang tengah, dan juga kelasnya. Semua orang harus ingat dengan tanggal yang istimewa ini

Di ruang makan, semua orang sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Ayahnya sarapan sambil membaca koran, Zeke juga sibuk dengan buku bacaannya, Mikasa sibuk dengan ponselnya dan ibunya sibuk dengan majalah yang sedari tadi hanya melihat lembaran majalah yang sama.

Apakah tidak ada yang ingat kalau hari ini adalah ulang tahunnya? Eren kemudian menatap Mikasa, pasti gadis itu ingat dengan hari ulang tahunnya.

“Hei, Mikasa. Kamu ingat ini hari apa?” tanya Eren.

“Hari Selasa,” jawab Mikasa singkat.

“Iya, maksudnya ada apa dengan hari ini?” tanya Eren lagi dengan mata yang berbinar-binar, menantikan ucapan selamat ulang tahunnya.

Mikasa memasang raut wajah berfikir, mengingat-ingat ada apa dengan hari ini. “Oh iya! Hari ini kita belajar di lab. Untung kau mengingatkanku Eren, aku hampir lupa membawa baju lab-ku,” Mikasa bergegas kembali ke kamarnya dan mengambil baju lab yang hampir ketinggalan.

Kenapa jadi itu? Eren mendengus, mungkin Mikasa terlalu fokus dengan sekolah hingga melupakan hari ulang tahunnya.

“Kak Zeke,” panggil Eren ke Zeke yang duduk di depannya itu.

“Hmn,” Zeke membalas dengan dehaman.

“Ini hari apa?” ulangnya lagi.

“Hari Selasa,”

“Iya, tapi ini hari penting 'kan?”

“Hari penting? Oh iya, Ayah, ayo segera ke rumah sakit. Aku sudah ada janji dengan salah satu pasien di sana kalau aku akan datang lebih awal hari ini,” ujar Zeke ke Grisha.

Grisha mengangguk lalu melipat korannya dan meneguk habis teh yang tinggal setengah itu. Zeke juga, langsung mempercepat sarapannya dan mereka langsung pergi begitu saja, tanpa mengucapkan apapun padanya.

“Ibu,” panggil Eren, lebih tepatnya merengek.

“Tidak, jangan membuat ibu main tebak-tebakan di pagi hari begini Eren. Habiskan sarapanmu dan langsung berangkat sekolah sana,”

“Padahal aku belum mengatakan apapun,”

“Alah, paling nanya "hari ini hari apa" iya 'kan?”

“Iya,”

“Hari ini adalah hari sibuk. Sudah, cepat habiskan sarapanmu, takutnya nanti kalian ketinggalan kereta,”

Di detik berikutnya, Mikasa sudah muncul dan ia langsung memakai sepatunya. Eren cepat-cepat meneguk habis tehnya dan segera menyusul gadis itu.

Dandelion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang