Flashback on–
“Levi!” panggil Mikasa yang berlari menghampirinya laki-laki berambut hitam yang sibuk membaca buku itu.
Levi menoleh ketika Mikasa memanggilnya, dan ia terkejut saat gadis itu menghampirinya dengan senyum lebar menandakan kalau Mikasa dalam mode behagia. Itu bagus, setidaknya Mikasa tidak memasang wajah suram ketika bersamanya. “Apa?”
“Aku sangat bahagia, Eren menyatakan perasaannya padaku dan aku menerimanya. Sekarang kami resmi berpacaran,”
“Syukurlah, jadi ini hasil akhir dari rencananya 'kan?” tanya Levi yang memasang senyum, senyum yang dipaksakan untuk menyembunyikan rasa kecewanya.
“Iya, terima kasih karena kau sudah mau membantuku,”
“Lalu, apa kau sudah menertawakan Historia? Bagaimana nasib anak itu? Apa dia menangis?” tanya Levi yang menutup bukunya dan memperbaiki posisi duduknya, menghadap ke Mikasa.
“Entahlah, aku tidak peduli dengan itu. Apa kau tidak mau mengucapkan selamat atas kemenanganku?”
“Selamat Mikasa, kau menang. Selamat! Dan juga, kalian harus langgeng. Jangan sampe hubungan kalian putus di tengah jalan,”
“Oke, baiklah, aku harus pergi. Bye Levi, terima kasih untuk 4 bulan ini ya, untuk ke depannya aku akan mengandalkanmu,”
Levi tersenyum sendu ketika Mikasa membelakangi dan pergi, meninggalkan dirinya sendirian di tempat itu. Ia kemudian menatap langit, masih dengan senyuman sendunya. “Sepertinya keputusanku untuk pulang ke Mitras adalah keputusan yang tepat,” batinnya. Kemudian ia melanjutkan kegiatannnya lagi, suasana hatinya sesuai dengan suasana sedih yang ada di novel yang dia baca, patah hati melihat sang pujaan hati sudah menjadi milik orang lain. Menyebalkan.
**********
Tiga hari kemudian.
Mikasa menundukkan wajahnya, tidak berani menatap apapun yang ada di sekitarnya, berbeda dengan Eren yang berjalan santai sambil memegang erat tangannya. “Angkat wajahmu, Mikasa. Tunjukkan saja kalau sekarang kau adalah pacarnya seorang Eren Jaeger,” titah Eren dengan senyum kebanggaan. Bangga karena sudah berhasil memiliki Mikasa dan menjauhkan diri dari para fangirl-nya.
“Aku malu, karena jadi pusat perhatian seperti ini,” ujar Mikasa yang menutup wajahnya yang memerah dengan tangan. Gadis itu memang menunduk, tapi ia masih bisa melihat dengan jelas bagaimana tatapan mata orang-orang padanya.
“Kalau begitu, tutup wajahmu dan aku akan menggendongmu sampai ke kelas,”
“Kupikir itu berlebihan, Eren,” sambung Armin tiba-tiba.
Cowok itu merasa risih dengan kehadirannya sendiri, melihat bagaimana bucinnya Eren ke Mikasa. Dia senang, saat mengetahui kabar baik tentang perkembangan hubungan mereka yang sudah di tingkat sebagai sepasang kekasih, namun ia juga menyayangkan posisinya sendiri yang terlihat seperti "nyamuk".
“Hahaha, aku bercanda. Mikasa, jangan lepas genggamanku ya, tetaplah di sampingku,” pinta Eren yang menatap Mikasa, lalu tersenyum. Memberikan senyuman terbaiknya.
“Dasar bucin,” batin Armin yang geli sendiri melihat tingkah dua remaja yang ada di depannya.
Hari ini di SMA Shingeki lagi-lagi dihebohkan dengan beredarnya kabar bahwa Eren dan Mikasa telah resmi menjadi sepasang kekasih dan wajah mereka berdua memenuhi halaman pertama koran sekolah itu. Alhasil, Eren yang sudah terbiasa menjadi topik trending disulitkan dengan siswa-siswa dari club jurnalis yang terus mengejarnya hanya untuk bertanya tentang kebenaran berita itu, berbeda dengan Mikasa yang kini namanya menjadi buah bibir siswi-siswi SMA Shingeki dan menjadikan gadis itu topik hangat kaum pergibahan di sekolah itu. Sehingga Mikasa menjadi kesulitan kalau ia mau pergi ke kantin atau perpustakaan, karena harus menghindari banyak tatapan yang ditunjukkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion ✓
Random[Book One] [Complete] Ikuti alurnya, seperti Dandelion yang tidak pernah memprotes ke manapun angin membawanya pergi. Di depan semua orang ia mengakui bahwa dirinya menyukai Eren Jaeger sebagai keluarganya namun jauh di dalam relung hati terdalam ia...