Jam pelajaran kembali di mulai, karena guru-guru sedang rapat jadi Marco dan Armin lah yang bertugas menjelaskan materi di depan kelas. Armin berdiri di tengah-tengah papan tulis sambil terus mengoceh, diselingi gerakan tangan di udara membuatnya mirip dengan guru sungguhan. Sedangkan Marco duduk di kursi guru sambil membolak-balik halaman buku yang ada di depannya, mulutnya tidak berhenti komat-kamit membaca kalimat yang sudah digarisbawahi dengan pensil lalu menuliskan beberapa kalimat yang penting. Bahkan penjelasan kedua cowok itu jauh lebih mudah dimengerti daripada guru yang menjelaskannya. Baru kali ini suasana kelas X SC 1 benar-benar khidmat dan belajar dengan serius, saat para guru sedang rapat, tentu saja karena ada ultimatum Marco yang menjadi dalang dibalik ketenangan kelas itu
“Jangan berisik atau gue coret namanya dari kelas ini!”
Begitulah ultimatumnya, lebih mirip seperti gertakan tapi bagi mereka semua itu adalah ancaman yang paling ditakuti dan jangan sampai Marco benar-benar melakukan ancamannya. Pernah ada suatu kejadian di mana Eren dan Jean bertengkar adu mulut gara-gara rebutan kursi supaya bisa duduk di dekat Mikasa. Alhasil, Marco mengeluarkan jurus ancamannya namun tidak digubris mereka. Dan langsung saja, cowok berwajah oval dengan bintik di wajahnya itu mencoret nama Eren dan Jean serta mengusir mereka dari kelas.
Kembali ke waktu sekarang. Siswa-siswi di kelas itu juga duduknya berantakan, mereka tidak duduk di kursi masing-masing, melainkan menarik beberapa kursi dan membentuk jadi beberapa kelompok.
Terkecuali Eren yang melarang siapapun bergabung dengannya dan Mikasa, karena ia hanya ingin berdua saja dengan gadis itu, meninggalkan Historia sendirian di kursinya.
“Jadi, di dunia ini ada virus mematikan yang vaksinnya juga belum ditemukan, contohnya kayak HIV. Jadi, jangan sampe lo semua kena virus ini, kalo kena bakalan mati,” cetus Marco yang menulis besar-besar "HIV" di papan tulis.
*“Virus yang mematikan selanjutnya adalah Virus Ebola, virus ini menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, termasuk hewan yang terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi virus ini, memiliki gejala yang serupa dengan demam berdarah. Lalu ada penyakit cacar disebabkan karena virus Varicella. Lalu ada virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk dan mengakibatkan sakit demam berdarah. Virus ini diklaim memiliki tingkat kematian sebesar 20 persen jika tidak ditangani,”* jelas Armin panjang lebar tentang tiga virus yang diketahui, setidaknya dengan pengetahuannya itu, bisa sedikit memberi pemahaman ke teman-teman sekelasnya.
*Sumber asli: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5124541/selain-corona-ini-10-virus-paling-mematikan-di-dunia-sepanjang-sejarah
“Intinya tetap berhati-hati di manapun kalian berada, tetap jaga kebersihan diri dan lingkungan. Jaga pola makanan, istirahat yang cukup dan tidur yang teratur. Sampe sini udah ngerti? Ada yang mau ditanyakan?” tanya Marco seraya meletakkan spidol ke meja lalu melihat buku yang masih terbuka di meja itu.
“Marco, gue masih belum mengerti,” celetuk Connie sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
“Bagian mananya yang belum lo pahami?” tanya Marco yang bersiap membuka buku lagi, waspada kalau si botak itu bertanya tentang sesuatu yang diluar ia pahami.
“Itu tentang HIP, itu virus apa sih?” tanya Connie yang menggaruk-garuk kepalanya, menandakan kalau ia merasa asing dengan nama itu.
“HIP? Mana ada virus HIP,” balas Armin yang juga bingung.
“Itu yang di papan tulis,” tunjuk Connie lagi ke tulisan yang ada di belakang Marco.
*“HIV bukan HIP. HIV itu singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit,”*
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion ✓
Random[Book One] [Complete] Ikuti alurnya, seperti Dandelion yang tidak pernah memprotes ke manapun angin membawanya pergi. Di depan semua orang ia mengakui bahwa dirinya menyukai Eren Jaeger sebagai keluarganya namun jauh di dalam relung hati terdalam ia...